Bab 111 Hanya sebagai Pengganti dan Alat di Matanya

1488 Words
Ratu Casilda Wijaya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada hidupnya hanya dalam semalam. “Bagaimana keadaanmu? Sudah tidak mual lagi?” tanya Arkan dingin sembari mengemudikan mobil, tidak melihat ke arah Casilda yang duduk menciut di sebelahnya. “Su-sudah baikan,” balas Casilda pendek, meliriknya suram dan kesal. Tiba-tiba, usai berkata lemah seperti itu, Arkan menjulurkan satu tangannya ke dahi Casilda, mengecek suhu sembari meliriknya dingin sekilas. Pria itu hanya diam, lalu setelah yakin, dia pun menginjak gas lebih kuat, dan membuat laju mobil melesat lebih cepat daripada sebelumnya. Casilda kaget! Segera berpegangan kuat pada sabuk pengaman, dan apa saja yang bisa diraih oleh tangan satunya, kepalanya mundur dengan wajah kelam merasakan sensasi mengebut sang aktor semena-mena di sebelahnya ini. Kejadian kemarin dikiranya hanyalah candaan semata yang ingin membunuhnya dengan serangan jantung yang sudah direncanakan. Rupanya tidak begitu. Dia sangat membencinya, kan? Saking membencinya dia mempermainkannya dengan berbagai cara, dan tidak tanggung-tanggung melecehkannya hingga hancur lebur luar-dalam. Setidaknya, hal baik dari semuanya, adiknya bisa tertolong.... Ucapan mengajaknya menikah benar-benar serius dan tampak tidak ada niat untuk mundur atau pun menarik ucapannya sedikit pun. Meski... semuanya itu tidaklah tulus sama sekali.... Percakapan keduanya kemarin sore kembali berputar di benak Casilda. Sang aktor yang baru saja ‘melamarnya’ saat itu, berjalan masuk bagaikan badai yang tak bisa dihentikan. Casilda yang masih syok menatapnya bingung, lalu dengan wajah dinginnya, sang aktor meraih dagunya cepat dalam cubitan yang menyiksa, mendekat kepadanya dengan mata memicing tajam dan bengis. “Jangan terlalu kaget, Gendut! Singkirkan pikiran aneh-anehmu sekarang juga! Kita akan menikah tentu saja bukan atas dasar cinta! Kamu sudah bersedia dengan sukarela untuk menjadi simpananku, bukan? Hutang dan juga kesalahanmu kepadaku, masih belum juga bisa kamu lunasi! Tidak akan kubiarkan kamu hidup enak di tangan pria sialan itu! Menikah dengan pria lain? Kamu pikir, dia menganggapmu istimewa? Pria yang sudah menikah 12 kali? Sudah kubilang, masa-masa gemilangmu sudah redup! Kamu hanyalah sampah, Ratu Casilda Wijaya! Tidak ada pria yang akan mencintaimu! Menikah? Kamu hanya akan dimanfaatkan semata! Pria mana yang waras ingin tulus bersamamu, hah? Aku saja jijik!” Casilda memejamkan matanya mengingat hal itu, lalu merepetkan bibirnya, dikulum pelan dengan perasaan perih, kening bertaut lemah seolah-olah masih bisa merasakan jejak bibir pria itu padanya. Setelah berkata begitu tega, Arkan melumat bibirnya dengan sangat kejam tak berperasaan. Kebrutalan ciumannya saat itu, diselingi dengan menyebut nama tunangan super cantiknya berkali-kali. Detik dia mendengar nama Lisa keluar dari bibir pria itu saat sedang mencumbunya, membuat Casilda sadar dan tahu diri kalau pria itu hanya akan terus menganggapnya sebagai alat pemuasnya saja kapan pun dia mau. Rasa kecewa di hatinya seperti bendungan bocor. “Ingat. Setiap kali aku menyentuhmu, kamu hanyalah alat bagiku. Jangan menilai dirimu terlalu tinggi, atau pun berpikir yang aneh-aneh! Lisa, tunangan tercintaku tidak bisa dibandingkan dengan dirimu yang di bawah standar ini. Murahan dan tidak punya harga diri sama sekali. Aku tidak bisa menyentuhnya sebelum menikah, dia itu murni dan lembut, tidak sama denganmu yang kotor dan hina. Dengan hadirnya dirimu sebagai simpananku, lebih mudah bagiku menyalurkan kebutuhanku di saat harus menjaga reputasi dan melindungi perasaannya, bukan? Ingat satu hal lagi. Kamu itu bukan seleraku, Babi Gendut. Status perawanmu adalah satu-satunya kelebihanmu di mataku. Selebihnya nol besar!” Kalimat dingin dan kejam lain dari Arkan melesat di benak wanita ini dengan sangat cepat. Arkan hanya akan menikahinya demi tujuan pribadi semata, dan yang lebih utama lagi karena ingin balas dendam sepuasnya. Casilda yang sangat lelah, hanya bisa diam mendengar semua ocehannya kala itu, dan menyetujuinya saja tanpa banyak protes. Dia benar. Dia memang sudah setuju menjadi simpanannya. Simpanan bodoh dan jelek. Ah... tidak... lebih tepatnya hanyalah alat pemuasnya semata yang diklaim secara resmi. Casilda perlahan mungkin bisa menerima fakta itu. Tapi... mendengar alasan lainnya, yaitu untuk melindungi perasaan tunangannya karena sifat playboynya itu? Entah kenapa ada rasa sakit dan perih yang terasa kuat menusuk di lubuk hatinya yang paling dalam. Dia ingin melindungi perasaan tunangan tercintanya, tidak dengan perasaannya. Casilda menertawai dingin dan bodoh diri sendiri. Bukankah sejak awal pertemuan mereka, pria itu memang tidak pernah peduli kepadanya? Kenapa sekarang dia malah memikirkan hal tidak penting begini? Rasa sesak menyelinap masuk ke dadanya, membuat setetes air mata Casilda jatuh tanpa sadar, dan segera diusapnya cepat sebelum Arkan menyadari dirinya sedang mengasihani diri sendiri. Mereka akan menikah tanpa dasar cinta? Itu bukanlah sebuah pernikahan suci yang selama ini jadi impian Casilda yang sudah lama gugur, melainkan mirip seperti perbudakannya yang semena-mena dengan kontrak yang entah sampai kapan bisa lepas darinya. Kontrak budaknya yang masih ada di tangan pria itu, membuatnya semakin tidak bisa lepas usai pria itu menjelaskannya sebagai salah satu pendukung alasan untuk tidak melepaskannya ke tangan Alexander. Selama kemarin Arkan mencumbunya hampir 1 jam penuh usai mengajaknya menikah dengan arogansi dan sikap dingin pemaksanya, Casilda berpikir kalau saat itu dan seterusnya, mungkin dia hanya akan hidup sebagai benda yang dipakai tanpa perasaan di mata Arkan. Pernikahan? Apa itu? Arkan hanya sedang merantainya agar tidak lepas darinya. Tidak ingin melihatnya bahagia. Tidak ingin membiarkannya merasakan kesenangan meski hanya sedikit. Di otak pria itu hanya ada balas dendam, dan yang paling disayangi dan dikasihinya sebagai wanita hanyalah Lisa sang tunangan. Wanita super cantik dan seksi dengan pesona yang mengguncang seluruh negeri. Benar kata pria itu. Dia yang gendut dan jelek seperti sampah ini, mana bisa dibandingkan dengannya? Masa lalu adalah masa lalu, dirinya yang sekarang tetap saja babi gendut di mata semua orang. “Ayo, turun!” titah Arkan sejurus kemudian ketika Casilda terlalu lama melamun meratapi nasibnya. “Aku—“ Casilda yang baru saja hendak mengatakan sesuatu, menoleh ke arahnya dengan wajah bingung, seketika saja syok luar biasa hingga membeku ketika Arkan mengecup bibirnya cepat. “Akting kita perlu terlihat alami. Penghayatan itu perlu. Jadi, jangan berpikir yang tidak-tidak soal ciuman tadi. Ingat aturan nomor satu setiap kali aku menyentuhmu?” Casilda memuram, lalu mengangguk pelan. “Setiap kali Arkan sang Top Star menyentuh Casilda sang budaknya, maka hanya dianggap sebagai alat pemuas semata, dan juga sebagai pengganti Lisa sang tunangan.” Suara Casilda lemah, wajah juga lesu saat mengatakan itu, tapi sebisa mungkin dia tidak mau menunjukkan perasaan aslinya. Jadi, kerutan di keningnya dibuat seolah-olah jengkel dengan aturan nomo 1 di antara mereka itu. Sang aktor tersenyum puas dan licik, memajukan kembali wajahnya untuk melakukan stempel bibir itu untuk kedua kalinya. Casilda hanya diam tidak bergerak ketika dansa bibir liar itu kembali menghampirinya. “Bagus. Anak pintar. Sekarang, cepat turun. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu calon ibu dan ayah mertuaku,” puji Arkan tersenyum puas yang licik dan jahat, mengusap senang dan arogan puncak kepala sang wanita, lalu bergegas mematikan mesin mobil. Casilda masih terdiam menatap pria itu yang sudah keluar dari mobil, dengan cepat berjalan ke sisi lain dan membuka pintunya. “Ayo, Gendut, jangan manja,” dengan kedikan penuh titah memberi kode kepada Casilda agar cepat meninggalkan kursinya. Anggukan pelan menjadi balasan Casilda, segera turun dengan perasaan canggung. Ini bukanlah sikap seorang gentleman, melainkan hanyalah sebuah perintah penuh tirani dan sandiwara semata. *** Ayah dan ibu Casilda mengerjapkan matanya bodoh, menatap kepada dua sosok baru pendatang di depannya. Siapa lagi kalau bukan Casilda dan Arkan? Saking terkejutnya dengan pengakuan Arkan yang berkata kalau dia dan putri mereka adalah pasangan kekasih yang dimabuk cinta secara sembunyi-sembunyi, membuat ekspresi bingung dan linglung kedua orang tua Casilda sudah mirip orang bodoh sejati. “Ma-maksudnya, ka-kalian itu adalah pasangan kekasih yang adalah pasangan kekasih seperti orang-orang pada umumnya?” tanya ayah Casilda dengan nada gagap tak percaya, menunjuk kedua orang yang duduk di depannya secara bergantian. Wajah bodoh berhias perbannya melongo heran dengan pemandangan aneh di depannya mendapati putrinya tiba-tiba saja sudah punya calon suami rahasia yang disembunyikan darinya selama ini. “Benar. Kami saling jatuh cinta satu sama lain. Karena ada hal yang rumit sulit saya jelaskan, dan status saya sebagai aktor dan model yang sudah memiliki tunangan, maka hubungan kami selama ini terpaksa disembunyikan.” Ruang tamu itu agak tegang dengan suasana canggung dan keterkejutan semua pihak yang ada di sana, termasuk Alexander Zain Armaga. Pria itu mendengar kabar kalau Casilda yang sudah lama menghilang akan datang ke rumahnya membawa pria yang katanya dicap sebagai kekasihnya, dan akan melunasi semua hutang-hutang keluarganya sebanyak apa pun. Kedua orang tua Casilda tidak menyangka kalau pria yang dimaksud oleh putri mereka adalah Arkan sang Top Star, pria yang menjadi pujaan banyak wanita dengan banyak skandal panasnya di berbagai media beberapa saat lalu. Terlebih lagi, sekarang malah dikabarkan sudah memiliki tunangan supermodel super cantik yang begitu mempesona. “La-lalu, bagaimana dengan status kalian saat ini? Casilda tidak mungkin jadi orang ketiga, bukan?” Ayah Casilda bingung. “Anda tidak boleh egois, Arkan sang Top Star. Lepaskan calon istri saya. Akan saya ganti rugi berapa pun yang Anda minta.” Alexander berkata dengan dingin dan arogan kepada Arkan yang seketika saja mendadak menahan amarah di wajahnya ketika mereka saling bertemu mata. “Casilda bukan barang. Dia adalah kekasihku,” geram Arkan pelan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD