Bab 122 Kamu Pikir Aku Anak TK!

1906 Words
*** WARNING: RATE 21 PLUS *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA! SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR. YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU! MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA! ---------------------------------------------- Berkat pengaruh Arkan sang Top Star, jadwal kerja Casilda jadi lebih fleksibel di kedai ayam krispi itu. Arkan berbicara empat mata dengan Bu Hamidah, dan melakukan perjanjian tertulis sederhana, yaitu jika bersedia menunjuk kedai ayam krispi mereka sebagai penyedia konsumsi saat ada event khusus yang berkaitan dengan sang aktor, dan juga termasuk pembelian bulanan tetap dalam jumlah besar, maka Casilda bisa bekerja semaunya. Sebenarnya, lebih kepada Arkan secara pribadi yang melakukan perjanjian itu, bukan dengan agensi atau pihak terkait yang mengontraknya. Casilda tidak habis pikir, sebenarnya apa yang ada di otak Arkan sampai rela melakukan hal itu? Apakah dia sebegitu dendamnya kepada dirinya? Haha. Bukannya itu sudah pastinya, kan? Apa lagi ide licik yang akan datang darinya itu?! Casilda sampai heran dan bingung sendiri dibuatnya! Dari arah pintu masuk kedai, Casilda melihat kedua orang di tengah ruangan yang sengaja sudah dikosongkan, masih sibuk membahas beberapa hal, lalu tiba-tiba Arkan berdiri dan disusul oleh Bu Hamidah. Wanita tua itu tampak sedikit tidak puas, tapi berikutnya tersenyum-senyum lebar begitu sudah memegang kontrak miliknya. “Terima kasih. Terima kasih. Tentu saja Casilda bisa bekerja di sini dengan jadwal fleksibel. Cukup hadir 3-7 jam sehari saja sudah cukup bagus. Tidak perlu seperti dulu yang kadang harus bekerja sampai malam. Selama... Anda bisa menjamin kami mendapatkan 1 kali pesanan banyak setiap bulannya, tentu saja kami akan sangat senang, bukan?” Bu Hamidah tidak akan melepaskan kesempatan ini! Incaran utamanya sebenarnya bukanlah kontrak itu, melainkan interaksi yang berusaha dijaganya dengan Arkan sang Top Star. Nilai kerja sama dan kedekatan seperti ini bersama seorang bintang kelas top negeri sampai namanya juga cukup terkenal di beberapa negara itu, jelas membuat siapa pun akan merasa bangga. Jika sekali dia bisa membujuknya untuk menjadi model iklan poster, maka sudah tentu penjualan kedai ayam krispi mereka akan melejit keras. Mungkin bahkan akan terkenal hingga ke luar negeri! Bu Hamidah dengan sabar menunggu hari itu tiba, maka saat ini hanya bisa mengikuti apa saja yang Arkan inginkan. Pembeli adalah raja, bukan? “Nah, sebagai kesungguhanku dengan kontrak ini, kirimkan 300 kotak ke alamat yang aku berikan tadi. Nanti uangnya akan aku transfer.” “Ba-bagaimana dengan tawaran jadi model iklan kami, Arkan sang Top Star? Kami bisa sediakan layanan ayam gratis paket lengkap setiap harinya selama satu tahun penuh kepada Anda di luar biaya iklan yang... ehem... disesuaikan dengan modal kami yang hanya bisnis kecil ini.” Bu Hamidah masih ingin mencoba membujuknya, tapi wajah Arkan yang sudah menggelap mengerikan, membuat wanita tua itu terbahak aneh dengan sikap tidak tahu malu. “Baiklah. Baiklah. Kami tahu kalau Anda pasti sangat sibuk, ya? Lagi pula, kedai kami mungkin tidak cocok dengan kriteria bagi agensi Anda. Tidak apa-apa. Tidak apa-apa. Saya bisa memahaminya. Masalah Casilda, saya akan mengurusnya dengan baik. Terima kasih sekali lagi, Tuan Arkan.” Arkan mendengus dingin melihat Bu Hamidah menundukkan kepalanya sopan sambil tersenyum licik. “Kalau sudah mengerti, aku permisi dulu. Casilda akan ikut bersamaku sekarang. Dia masih ada kerjaan untuk dilakukan.” “Baik! Baik! Mari saya antar, Tuan Arkan!” serunya dengan wajah ceria luar biasa, segera memberikan gerakan tangan untuk mengantarnya ke pintu depan di mana Casilda sudah berdiri menunggu cukup lama, lalu dia pun melanjutkan dengan nada menjilat, “Casilda adalah pekerja kami yang sangat hebat. Tidak salah Anda memilihnya sebagai asisten pribadi. Dia benar-benar cekatan dan ahli dalam melakukan banyak hal.” Arkan sang Top Star yang sudah berjalan bersisian dengan Bu Hamidah, saat mendengar itu tiba-tiba tersenyum licik ke arah Casilda yang tertegun kaget bertatapan mata dengannya, berkata dalam dan penuh makna, “benar. Casilda adalah asisten pribadi yang sangat cekatan dan ahli dalam melakukan banyak hal....” Bu Hamidah sesaat berhenti di jalan, kening berkerut begitu mendengar ada nada sensual yang bermain dalam gaya bicara sang aktor. Untungnya, wanita tua itu merasa dirinya salah dengar, maka hanya mengedikkan kepala bingung lalu kembali berjalan mengekori sang aktor. Di depannya, Casilda memucat kelam menyadari maksud sindiran itu. 'Sialan! Dia menyindirku sebagai alat pemuasnya? Begitu?' batin Casilda geram, tapi tidak mengatakan apa pun, langsung mengangguk begitu Arkan sudah mengedikkan kepalanya angkuh, kode agar ikut dengannya ke tempat mobilnya diparkirkan. “Hati-hati di jalan, ya!” teriak Bu Hamidah cerah kepada Casilda yang sudah berada pada posisi pengemudi, sudah berganti posisi dari pekerja kedai ayam kampung menjadi asisten pribadi Arkan. Begitu menganggukkan kepala tanda pamit, Casilda langsung menginjak gas kuat-kuat tanpa peringatan hingga sang aktor yang duduk di belakang terhempas tidak karuan. Sangat syok dengan gaya mengemudi Casilda! Selama beberapa detik mobil itu melaju tinggi, Arkan baru mendapatkan kesadaran dan keseimbangannya di dalam mobil, wajah langsung menggelap penuh kemarahan! “CASILDA!” raungnya kesal, gigi digertakkan dengan wajah menggelap murka. Mata sudah melotot tajam. Namun, Casilda tidak mau mendengarkannya, malah semakin menginjak gas yang membuat sang aktor kembali linglung dengan tubuh berguncang di kursi belakang, setengah mati mencoba mempertahankan keseimbangannya. Selama hampir 1 menit lamanya Casilda mengemudi gila-gilaan, tiba-tiba direm mendadak secara sengaja. Arkan mengerang kesakitan merasa tubuhnya bagaikan bola pingpong. Wajah menghantam kursi di depannya, meringis memegangi wajahnya yang merasa hidungnya sudah mau patah. “APA KAMU TIDAK TAHU CARA MENGEMUDI, HAH?!” Casilda berbalik, memasang wajah pura-pura lesu dan letih. “Maafkan saya, Tuan Arkan. Setelah makan banyak ayam satu paket full, lalu harus bekerja lagi setelahnya, sepertinya saya sedikit pusing dengan menu ayam hari ini. Sudah seperti orang yang lagi hangover. Jadinya, tidak bisa begitu baik membawa mobil. Saya akan pelan-pe—” Saat Casilda sedang sibuk menjelaskan alasannya dengan rendah hati dan sok lugu, tiba-tiba saja bibirnya dihentikan dengan gigitan ganas dari sang aktor. Casilda kaget luar biasa! Meronta dan melawan hukuman dari suami aktornya, tapi hal itu malah membuat lidah Arkan semakin masuk ke dalam, dan membuat lidah Casilda masuk ke sisi lain! Kontan saja membuat keduanya tertegun kaget hingga membeku dengan masih saling menempel, dan mata saling pandang dalam posisi miring satu sama lain. Yup! Persis pasangan yang sedang berbuat hal romantis dengan sengaja! Arkan yang tengah menahan perlawanan Casilda, dan seolah-olah terlihat tengah memeluknya, tanpa sadar kedua bahunya melemas dan menunjukkan gerakan jari-jari yang hendak merangkul tubuh sang istri. Hatinya diam-diam meluruh lembut. Namun, begitu mata Casilda mengerjap duluan, kesadaran Arkan segera kembali, seketika saja lidah Casilda jadi sasaran kemarahannya! “ARGH!!! HATIIIT!!!” pekik Casilda tidak jelas yang tengah menjerit kesakitan, mata terpejam kuat-kuat. Baru saja, Arkan sang Top Star menghisapnya bagaikan vacuum cleaner berkekuatan tinggi hingga sang wanita merasa lidahnya mau copot dari tempatnya, lalu digigit keras-keras seolah akan memutusnya. “Berhenti memberikan alasan bodoh! Kamu pikir aku anak TK?!” koar Arkan murka, mencubit kuat dagu Casilda, bibir sang istri sudah bengkak parah dan salivanya belepotan. “KAMU MEMANG ANAK TK!” balas Casilda geram, melototkan mata dengan rasa perih luar biasa di dalam mulutnya hingga matanya berair oleh air mata kesakitan. “Apa katamu?! Coba ulangi lagi!” desisnya marah. “KAMU ADALAH ANAK TK! ANAK TK! ANAK TK! SEMUA SERBA KEKANAKAN! ARKAN SANG TOP STAR HANYALAH ANAK TK YANG SUKA MARAH-MARAH TIDAK JELAS! ANAK TK! ANAK TK!” jerit Casilda berang, mata dipejamkan kuat-kuat seperti orang gila, kepala digeleng-gelengkan kuat. Arkan menggigit gigi marah, wajahnya menggelap mengerikan seiring bibir dikatup rapat, mata sudah penuh dengan kemurkaan! “BERISIK! DIAM, GENDUT!” Dagu Casilda langsung dicubit keras-keras untuk ditarik paksa, dan Arkan kembali menurunkan wajahnya ke wajah Casilda. Tangan sang asisten pribadi sekaligus istrinya itu mulai kembali memukul-mukul marah, tapi tetap saja berakhir jadi santapan buas sang pria. Dari luar, mobil yang agak bergoyang itu, untungnya tidak menjadi perhatian banyak orang, karena sudah berada di jalanan kecil yang hanya sedikit dilalui oleh khalayak ramai. Begitu Arkan melepas Casilda setelah beberapa menit, wajah sang istri sudah memerah dan beruap panas. Sorot matanya berkunang-kunang, dan otak sulit mencerna apa pun. Arkan menyiksa bibir Casilda dengan sangat liar dan kejam. “Sekali kamu mengerjaiku lagi seperti tadi, tunggu saja hukuman berat lebih daripada ini!” ancam sang aktor kesal, segera menarik keluar tangannya dari balik rok Casilda, dan jus alami sang asisten pribadi dijilatinya penuh kenikmatan sambil menghempaskan diri ke kursi belakang. “JALAN! Tunggu apa lagi?!” titahnya kesal. Casilda yang gemetar sekujur tubuh, mencoba merapatkan kedua pahanya yang kaku dan mendingin hebat oleh ulah sang suami. Kedua tangannya buru-buru memegangi kemudi, mencoba menghentikan sekujur tubuhnya gemetar. Suaminya ternyata benar adalah hewan buas yang kejam! Tidak peduli situasi dan kondisi seperti apa, langsung saja melakukannya tanpa pikir panjang! Casilda merasa tidak nyaman dengan bagian pribadinya yang basah dan lengket, belum lagi terasa perih dan sakit. Berengsek! Apa dia perlu memotong benda pusakanya diam-diam biar harga dirinya sebagai pria langsung hilang begitu saja? Pikiran buruk Casilda segera buyar dengan teriakan keras dari belakang. “CEPAT JALAN!” bentak Arkan jengkel, jari-jarinya yang sudah bermain di balik rok sang istri masih saja dijilatinya dengan gaya yang keren dan seksi, sangat nakal dan berciri khas seorang playboy dengan kemesuman level tinggi. Casilda yang hanya bisa terisak kesal menerima perlakuan Arkan seharian ini, hanya bisa protes dalam hati. Kalau melawan, bisa-bisa malam tenangnya juga tidak akan luput darinya, kan? Rasanya Casilda sudah mau pingsan! Dengan menggertakkan gigi, dia pun segera menjalankan mobil dan berharap mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan fatal hingga perbuatan mesumnya yang aneh dari sang aktor bisa terekspos ke luar! Sayang seribu sayang, hari ini Casilda terlalu kuat fisik dan mental, begitu sampai di mansion Arkan sudah menyuruhnya lagi untuk membersihkan ruang tamu yang sudah bersih seperti berlian yang berkilau. “Suami berengsek! Apanya yang suami? Dia tidak pantas menyandang gelar pria terhormat itu!” maki Casilda seraya menggosok tangga menggunakan lap khusus di tangan kanan. Kedua lututnya masih gemetar gara-gara permainan Arkan di mobil sebelumnya. Dari balik salah satu dinding di sana, dua pelayan yang sempat hadir di pernikahan mereka, hanya bisa menggigit bibir dengan perasaan kasihan kepada Casilda. Kedua pelayan ini merasa ada yang aneh dengan pernikahan sang majikan, apalagi rumornya wanita gendut itu adalah tempat pelampiasan dari sang Top Star. Tiba-tiba dijadikan istri? Sungguh tragis nasibnya itu! Istri rasa pembantu! “Casilda! Cepat kemari!” teriak Arkan dari lantai dua. Wanita gendut berpakaian training abu-abu di lantai, segera balas berteriak sembari menaiki tangga, “baik! Tunggu, Tuan Arkan!” “Apa lagi maunya itu?” lanjutnya berbisik kepada diri sendiri, mata mendatar sebal. Langkah-langkah besar Casilda, akhirnya sampai pada kamar sang suami rasa majikan itu, lalu kepala ditolehkan ke kiri dan ke kanan, kening mengeryit. “Di mana dia?” gumamnya pada diri sendiri. “CASILDA!” “IYAAAA, TUAN ARKAAAN!!! SAYA DATANG!” teriaknya kesal tidak kalah keras, segera berjalan ke arah kamar mandi. Memaksakan diri meski bagian pribadinya masih perih dan lecet. Sialan! Suami macam apa itu? Apa tidak bisa dipidana dengan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga dan eksploitasi seksual? “Ada apa, Tuan Arkan?” tanyanya dengan wajah dibuat seceria mungkin penuh senyum, akting kalau semua baik-baik saja agar suasana hati sang suami tidak berubah mendung. Arkan segera membuka pintu, langsung saja pemandangan indah dan seksi menyambut Casilda tepat di depan matanya! Roti sobek berkilauan oleh air yang menetes menghiasi kulit sang aktor, membuat mata wanita berkacamata tebal ini melotot hebat! Dengan separuh tubuh ditutupi oleh handuk, Arkan menatapnya dingin dan sinis, kepala dikedikkan arogan ke arah dalam kamar mandi, “masuk!” Ratu Casilda Wijaya tertegun kaget, mata linglungnya terkunci menatap wajah dingin sang suami.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD