MANTAN OH MANTAN

950 Words
Jadi siapa yang mau tahu hasil stalking gue sampe jam tiga pagi? Kalian harus liat muka gue yang senyum-senyum najis stalkingin Lukman. Udah Ah! Jadi Lukman itu menikah dengan Rosa 17 September 2016, mereka masih sangat muda sewaktu mereka menikah, Lukman lulus ITB jurusan Teknik Arsitektur, gue tahu semua itu karena berhasil nyekrol feet Rosa sampai ke dasar-dasarnya, sampai ketemu foto graduationnya Lukman di ITB. Karirnya cukup berkembang, yah untuk ukuran gue yang hanya bisa melihat di sosial media istrinya, gue bilang dia berkembang sih, patokannya sama seperti manusia lain yaitu dari barang yang dimilikinya. Pertama-tama dia punya mobil kijang standar lalu berubah sampai akhirnya bisa beli new fortuner. Sama halnya dengan rumah, awalnya mereka ngekost sampai akhirnya bisa beli rumah sendiri. Lukman bukan anak orang kaya, orang tuanya adalah nelayan di Lampung dan dia di sini karena bekerja dan nikah sama orang Jakarta. Apa cowok Lampung cakep-cakep ya? Gue nggak tahu, yang gue tahu dari Lampung cuma gajahnya doang. Setelah gue hitung-hitung dari kelulusan kuliahnya dan dari angkatannya di ITB, dia lebih tua 7 tahun dari gue. Ketika dia sedang mengembangkan karirnya di perusahaan konstruksi, gue lagi struggling pengen kabur dari rumah karena nggak betah tinggal sama keluarga papa. Suara deru mobil membuat gue terkesiap dari duduk tenang gue di pagi yang hampir siang. Gue membuka jendela dan melihat mobil Kemal terparkir membentang menghalangi mobil gue. Gue menghela nafas, permasalahan lagi ni. Terima aja kenapa sih kalau kita udah putus. Dia turun dari mobil, menghempaskan pintu mobilnya kuat-kuat. Dia menggoyang-goyang pagar gue, keliatan marah. Mau apa dia? ih, "KELUAR LO...!" Pake acara teriak-teriak lagi. Gue nggak mau denger, gue malahan tutup telinga dan mau sembunyi aja di balik selimut nggak mau keluar kamar. Bodo amat! Hari ini gue nggak ada job apa-apa, schedule hari ini gue cuma mau mabok ntar malam sama Syasya itu doang. "KELUAR NGGAK LO! APA MAKSUDNYA LO SEKARANG PACARAN SAMA BANCI ITU? APA LO NGGAK SEBERHARGA ITU, DASAR LO JALANG!" Apa dia bilang gue apa? curut kurung ajar! Kang kuras kantong orang tua, beraninya dia bilang gue jalang, kadang-kadang susah banget ya melepaskan diri dari cowok yang ngerasa memiliki banget kayak Kemal. Gue langsung melangkah tegak, tangan gue udah bawa centong buat nyiram mukanya. Waktu gue liat dia disana langkah gue berhenti. Mampus. "Bro maaf nih, tapi disini komplek. Nggak bisa dihubungi apa Jullienya?" "Siapa lo?" suara si Kemal ngelunjak. Bener-bener si Kemal, mau bikin gue malu depan orang cakep rupanya dia. Gue secepat kilat membuka pintu. "Nah itu dia." Mas Lukman menunjuk gue, gue.., gue, dia nunjuk gue! Ya Tuhan malu banget, karena si kang mabok Kemal, nggak tahu diri banget nih orang, tahu nggak ya dia itu sampah masyarakat. Muka gue kayak kepiting rebus karena malu sama si ganteng. Padahal mas Lukman juga nggak bilang apa-apa ke gue, dia cuma ngeliatin gitu aja dan entah kenapa pandangan matanya itu membuat gue terbelah, adauh... "Please ya selesaikan baik-baik masalahnya. Bro please jangan teriak kenceng-kenceng anak gue yang paling kecil sedang istirahat. Dia begadang semalaman nemenin mamanya di rumah sakit. Oke?" dia beralih melihat gue, menunggu persetujuan gue tapi gue malah kayak orang bego, plonga-plongo. "Oke Jullie? selesaikan baik-baik?" "Oke" gue sadar kalau gue harus minta maaf ke dia karena kunyuk ini ternyata mengganggu ketenangan keluarganya. Gue agak mempercepat langkah gue menghampirinya. "Mas Lukman maaf banget," sambil gue membuka gerbang dan beralih pada Kemal. "Masuk lo!" Mata gue udah meruncing siap buat nyakar dia. "Maaf banget mas, aku nggak enak jadinya. Temenku ini..." "Udah ah." Setelah pintu gerbang terbuka, Kemal malah narik gue masuk rumah. Si Anjing. Mas Lukman cuma mengedikkan bahunya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa. Senyum aja gitu nggak bisa mas? Gue butuh penyemangat banget nih kayaknya. Waktu Kemal mau masuk rumah gue, gue habisi dia! Gue ambil benda apa saja yang ada di sekitar gue, yang gue jama adalah toples kerupuk endorse. Gue tabok kepalanya pake tu topeles, gue tendang kakinya. "Bener-bener lo ya! Lo pikir lo siapa teriak-teriak depan rumah gue." Gue tendang dia sekali lagi. "Au...au...au..." Dia berusaha menghindar dari gue, masih kliyengan karena kepalanya gue tabok toples. "Gue mau duduk dulu, jangan pukulin gue gila ya lo." Dia kelihatan marah tapi juga nggak berdaya, dari baunya sih dia mabok. Inikan sudah lumayan siang, dia minum sampai jam berapa emang? ih Dasar! "Mabok, bawa mobil ya lo, pinter banget. Nyari kerjaan gue aja." Dia tiba-tiba melukin pinggang gue sambil berlutut "Gue masih sayang banget sama lo Jul. Lo baleh pukul gue ampe pingsan tapi jangan tinggalin gue. Lo jalan sama cowok miskin kaya Archi lagi, bule kaya Archi banyak di ancol tahu nggak?" Gue memutar mata. "Tahu! gue lagi mau bawain bule-bule ancol, mau gue kasih kehidupan mereka, lo mau apa? lo mau invest?" Dia menguatkan pelukannya. "Setiap malam yang gue pikirin itu lo. Kalau suatu hari gue bakal nikah gue mau yang jadi ibu dari anak-anak gue itu lo Jul." "Ogah gue!" Gue mendorong dia, mungkin gue terlalu berpower sampai punggung Kemal membentur sofa tv. Gue nggak memperdulikan dia, gue malah membuka gorden dan melihat aktifitas mas Lukman. Pasti menurut dia gue cewek nggak bener. Eh tunggu! dia bilang istrinya lagi di rumah sakit. Uh! Damn. Itu artinya bisa aja dia yang pegangin hp istrinya. Gue menggeleng keras-keras. Gue lagi kebanyakan pikiran aja sih. Ya ampun gue belum sempat mengagumi ketampanan Lukman dalam bentuk kusut yang beberapa menit lalu gue liat. He is damn good. Mau ngasur bareng orang kayak dia gimana caranya ya? Apa gue mesti racunin istrinya dulu? Nggak apa-apa gue dijadikan One night stand rela gue, malah gue nggak kepikiran untuk menggantikan istrinya, bukan apa-apa kalau ngerawat mas Lukmannya aja gue mau. Iya kali gue mesti ngerawat dua buntutnya. hell no! anak-anak? tidak tidak tidak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD