PROLOG

530 Words
"Hill? What are you doing?" Tanya seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik ketika melihat putrinya berkaca di cermin kamarnya. Chloe Sans Lincoln. Ibu dari Hillary Gwaine Lincoln. Hill nampak merias wajahnya dengan make up tipisnya, membuat wajah rupawan itu terlihat semakin sempurna. Hill merupakan putri tunggal keluarga Billionare 'Lincoln'. Ia memiliki paras yang cantik dengan kepribadian yang sangat lembut, namun memiliki sisi tegas yang tak terbantahkan pada dirinya. Membuat teman-temannya menjulukinya sebagai 'Perfect Princess'. Mendengar julukan dari teman-temannya itu, Hill justru tergelak. Merasa bahwa teman-temannya itu sangat konyol. "Aku sedang merias wajahku Momm. Aku akan pergi ke Pesta ulang tahun Allena setelah ini." Jawab Hillary dengan senyum manisnya. Ia pun berkemas, membawa tas tangannya kemudian menghampiri mommy nya yang ada didepan pintu kamarnya itu. "Aku pergi dulu Momm. I love you~" pamit Hill memberi kecupan di pipi kanan Chloe kemudian memberikan pelukan singkat. "Okay, be careful dear" - Suasana riuh khas Nightclub menyambut Hill ketika ia telah sampai di sebuah nightclub V.I.P yang telah dibooking semalam suntuk oleh sahabat karibnya itu. Ia mulai mengedarkan pandangannya, kemudian menemukan ke tiga sahabat nya melambaikan tangannya, berdiri di sisi meja bar. "Hello sweetie, Happy Birthday." Ucap Hill kemudian memeluk dan mencium pipi salah satu sahabat nya itu, membuat ketiga gadis itu tergelak dengan tingkah Hill. "Okay, what do you think about this party hm?" Tanya Allena, sahabatnya yang hari ini berulang tahun, membuat Hill tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "It's so wonderful party girls" saut Hill yang kembali membuat mereka tertawa bersama. "And now, let's go to dance floor girls!" ajak Allena yang dibalas anggukan antusias oleh kedua temannya itu, namun tidak dengan Hill, ia menolak untuk pergi ke Dance Floor. "Okay, princess. Jaga dirimu disini baik-baik." Goda Allena kemudian pergi ke Dance floor bersama teman-temannya. Selepas kepergian teman-temannya, Hill pun memesan sebuah Vodka favoritnya. Semua orang berfikiran bahwa dirinya merupakan sosok sempurna. Bahkan terlalu sempurna untuk menjadi seorang manusia. Tak sedikit pria begitu kagum dan terpesona padanya, bahkan wanita pun berdecak kagum melihat parasnya. Namun Hill hanyalah seorang gadis yang juga memiliki kekurangan, contohnya adalah saat ini. Ia sudah kalap, menghabiskan bergelas-gelas vodka hingga membuat kesadarannya kini sangat minim. Seorang pria dengan wajah bak pahatan dewa yunani berjalan santai dengan setelan formalnya, ia tersenyum miring dengan tatapan lurus menatap seseorang yang selama satu jam ini membuatnya tak dapat mengalihkan pandangan sekali pun. Ia menghampiri Hill dari belakang, dengan gerakan lembut dan sensual pria itu mengelus pinggang ramping Hill dan meletakkan dagu nya pada bahu Hill, membuat Hill bergerak dengan risih pada alam kesadarannya yang semakin minim. "Hello My Lovely HillGwaine" bisik pria itu yang terdengar begitu merdu dan memberikan sebuah kecupan dipipi kanan Hillary dengan tatapan matanya yang begitu tajam dan panas. Kemudian secara tiba-tiba, pria itu memutar kursi yang Hill duduki dan membuatnya berhadapan dengan pria itu dan sebuah kehangatan mendarat pada bibir Hillary ketika pria itu mengecup bibir Hill dan menghimpit tubuh rampingnya diantara meja bar di belakangnya dan dengan tubuh lelaki itu. "You're mine HillGwaine" bisik pria itu lagi, kemudian memeluk pinggang Hillary erat, membuat posisi mereka seintim mungkin. Sementara Hillary? Ia hanya dapat mengikuti kesadarannya yang habis tersisa dan menatap mata tajam pria itu dengan sayu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD