36. Janji Aryan

1144 Words

Syafira masuk ruangannya dengan sedikit tergesa, jam sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima menit. Buru-buru Syafira menempelkan ibu jari ke mesin finger print absen. Tepat pukul delapan kurang dua menit, mesin berbunyi sebagai tanda sidik jarinya sudah diterima. Terdengar helaan napas lega begitu bunyi, "Diterima." dari mesin sangat kencang. Alena yang berada tak jauh darinya, tersenyum kecil menyaksikan ulah uni atasannya itu. Syafira memang jarang datang kesiangan ke kantor, jika terjadi pasti ada hal-hal rumit yang terjadi. Alena tidak mau ikut campur dan menanyakannya. Kecuali, urusan pekerjaan. Bagi Alena pekerjaan yang diberikan Syafira saja sudah membuatnya pusing, jadi tidak akan ada waktu untuk mengurus hidup orang lain. "Len, masuk ke ruanganku sebentar!" titah Sya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD