Anna mengelap air matanya untuk kesekian kalinya. Hujan tak kunjung reda. Tidak ada angkutan umum yang lewat. Dia juga ngak sadar kalau sekarang dia sudah berada di halte. Padahal waktu sudah menunjukan pukul 11 malam. Dia juga ngak memikirkan apa yang akan terjadi padanya selanjutnya. Setelah mengucapkan kata itu. Ia langsung pergi. Benar sekarang, lukanya kembali tergores, padahal luka yang lama belum juga hilang. Apa memang dia di takdirkan untuk tersakiti? ''Dek, adik ini kenapa masih di halte. Dari tadi saya perhatikan adik menangis dari tadi. Adik sedang menunggu angkutan umum ya?'' tanya seorang pemuda. Anna mengangkat kepala, memperhatikan pemuda yang masih berdiri di depannya. Kemudian Anna menggeleng. ''Kalau gitu, apa tujuan kamu di sini? Ini sudah larut malam. Ngak baik per

