"Apa kau baik-baik saja pangeran??"
Ken datu Banu menghampiri Ramandata yang menyenyendiri di pinggir danau yang terletak di belakang kamarnya,ia faham betul bagaimana sang putra mahkota ini
"Aku baik-baik saja Ken" jawab nya tanpa menoleh ke sumber suara"Pangeran.. seperti nya apa yang Raja katakan benar dan untuk kebaikan pangeran juga "Raman menoleh dan menatap tajam Ken datu Banu setelah mendengar itu "Apa kau sudah tidak mendukung ku lagi?apa kau juga akan meminta ku meninggalkan Rania " suaranya meninggi dan Ken datu Banu malah tersenyum "Bukan begitu pangeran,,aku selalu mendukung apapun yang kau anggap baik ""Lalu??apa maksud mu tadi " Ken datu Banu mengambil posisi duduk bersampingan dengan Raman Sebelum melanjutkan ucapannya"Kau harus ingat tujuan Raja membebaskan mu""Aku ingat Ken,pasti""Tapi apa kau sadar selama ini waktu mu lebih banyak untuk putri Rania Kau harus ingat pangeran,disini nyawa mu taruhan nyaAku berharap kau akan lebih fokus menemukan pedang itu " Raman menghela nafas panjangMemang benar waktu nya lebih banyak bersama Rania padahal tujuan Ayah nya membebaskan untuk menemukan pedang yang hilang itu Tapi ia tak bisa mengelak kalau rindu nya pada Rania lebih dari apapun Apalagi setelah 5tahun lamanya ayahnya membuat nya tak bisa berkomunikasi apapun dengan alam manusia dan itu sangat menyiksanya Untung saja Ken datu Banu selalu membantu nya untuk cari tau tentang Rania, tentu nya hal itu tanpa sepengetahuan siapapun kecuali Raman dan Ken datu Banu sendiri"Aku sudah berusaha menemukan b*****h itu tapi kau tau kan dia seperti tertelan bumi,bukankah lebih mudah menemukan Rania dibandingkan penghianat itu "
Ken datu Banu menghela nafas panjang dia sangat tau bagaimana keras kepala nya Raman jika menyangkut Rania
"Kau harus tau ken, Rania begitu berarti untuk ku "
"Pangeran,justru dengan kau temukan pedang itu hidup mu akan lebih tenang dan kau bisa bertemu putri kapanpun" tegasnyaRaman tampak berfikir sejenakMemikirkan kata-kata Ken datu Banu
"Baiklah Ken aku janji pedang itu segera ku temukan ,pasti" jawabnya Ken datu Banu benar Dia harus temukan pedang itu Yang dicuri oleh manusia.Rania takjub melihat keajaiban di depan nya ,taman yang dihiasi ribuan bunga yang indah Rania tak tau dirinya berada dimana ia yakin tak pernah menemukan tempat seindah ini sebelum nya.Kupu-kupu dan burung-burung kecil yang indah seperti bersabat dengan nya
"Aku Dimana sebenarnya ini " tanya Rania pada burung yang berada di lengan nya dan burung itu mengeluarkan suaranya seperti memberi jawaban tentu saja Rania tak paham dan dia tertawa karena gemas dengan burung itu.Rania menikmati pemandangan sekitar nya sebelum seekor kuda putih datfadfaeeesa,h meminta Rania na waik ke atas punggung nya dan membawa Rania berputar putar di taman semakin masuk Rania ke dalam taman Bungan semakin ia takjub dengan apa yang dilihat nya Kuda itu membawa nya ke tengah taman yang dimana ada kolam ikan yang memancarkan airnya dan percikan nya membentuk pelangi dan melengkapi kesempurnaan pemandangan nya "Hey ikan,kau sedang apa .." Rania menurunkan tangannya ke kolam dan di sambut ikan-ikan cantik itu
"Kau pasti senang ya di sini,aku juga ikan..tapi aku tak tau ini dimana
Pemandangan begitu indah" ujarnya bicara pada ikan yang hanya diam bermain dengan tanganya yang masuk ke kolam
Seekor kuda hitam tiba-tiba saja datang membuat Rania terkejut
"Siapa sebenarnya kau???"
Tanya Rania tanpa takut,bukan pada kuda bukan,!!tapi pada seseorang yang berada di atas kuda hitam itu
"Kau menyukai tempat ini Rania" tanya nya pelan yang mampu di dengar Rania "Iya,aku menyukainya,tapi siapa kau,kenapa aku selalu bertemu dengan mu,,apa kau mengikuti ku ""aku senang kau jika kau menyukai nya kuharap nikmati tempat ini Rania" Baru saja Rania Rania akan menghampiri nya pemuda itu pergi dengan kudanya "Hey tunggu aku,aku belum tau kau siapa" teriaknya Rania berusaha mengejar tapi ia tak menemukan jejak nya
"Hey kamu Diamana..??"
"Siapa namamu??" Teriak nya lagi tapi tak ada yang menjawab nya
Ia yakin itu pemuda yang selalu ia temukan membelakangi nya
Rania samar-samar melihat wajah nya dari samping sebelum ia pergi meski ia menutupi dengan topi besar nya..
"Jangan pergi...." Teriak Rania membuat kedua sahabatnya yang terkejut
"Rania bangun !!!" Ujar Amel menggerakkan tubuh Rania
Rania langsung sadar dan ngos-ngosan seperti habis maraton keliling kota
"Kamu mimpi lagi" kali ini Diandra yang bertanya sambil menyodorkan segelas air padanya
Rania masih diam saja meskipun kedua sahabatnya bertanya-tanya
Fikiran nya masih pada pria yang sekilas dia lihat wajahnya dari samping
"siapa sebenarnya dia " lirihnya membuat kedua sahabatnya nya melongo
"Kamu mimpi ketemu orang itu lagi ya " tanya Amel
"Si pria tak punya muka itu" sambung Diandra dan mendapat tabokan kecil dari Rania
"Aku melihat nya wajahnya " jawab nya pelan
"Hah apa dia tampan,atau jelek...kalau dia jelek ku harap kau harus bebas dari mimpi mu"sungut dianra dan kembali mendapat tabokan kecil dari Rania
Dan hal itu berhasil membuat Amel tertawa terpingkal-pingkal
"Yang jelas ga sama kaya muka plastik kamu" jawab Rania mengejek dan kali ini dia yang mendapat balasan dari kedua sahabat nya
Mereka menggelitiki Rania membuat nya tertawa dan mohon-mohon agar mereka menghentikan nya
"Ga semua nya muka plastik kali" ujar Amel cemberut
"Tau nih"
Rania hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya jika di bahas oppa-oppa koreanya.
" Laper nih... Cari makan yok" ajak Diandra
"Mi instan masih ada di dapur"
"Aelah Ran masa iya ini perut dikasi mi instan Mulu "
Rania dan Amel terkekeh dibuatnya
Dari kemarin mereka makan mi instan terus
Rania tinggal di rumah yang di belikan ayahnya untuk Radit dulu ketika sekolah di Malang dan dia mengajak kedua sahabatnya untuk tinggal disana karena mereka memang kuliah di universitas yang sama.Rania dan Amel dari TK- kuliah selalu bersama dan Diandra mereka mengenalnya saat SMP dulu tapi keduanya sama pentingnya bagi Rania.orang tua nya malah lebih senang melihat Rania tinggal bersama mereka karena mereka khawatir anak gadisnya tinggal sendirian.
Beberapa menit saja mereka sudah sampai di depan rumah makan yang mewah alias mepet sawah
Selain makan nya yang enak mereka bisa menikmati kesejukan alam dari sawah hijau dengan petani-petani yang menggarapnya terlebih juga
Budgetnya nggak nguras kantong karena mereka sama saja seperti anak kos pada umumnya cari yang murah yang penting kenyang haha!!
Meskipun orang tuanya pengusaha meubel Rania tak mau menghamburkan uang ayahnya untuk bergaya seperti anak orang kaya lainnya.
Mereka memesan beberapa makanan dan menyantapnya dengan lahap
Kecuali Rania, melihat ikan bakar yang di sajikan ia jadi teringat mimpinya,dimana ia bermain dengan ikan-ikan cantik dan jinak
"Sebenarnya siapa dia,kenapa..dia selalu datang di mimpi ku" batinya sambil mengaduk es teh di gelasnya
Sementara dua sahabat nya asik menyantap makanan mereka tanpa menghiraukan sahabat nya.
Dasar mereka
Laper bener ya !!!
Tapi Rania beruntung memiliki keduanya yang selalu setia dengarkan cerita tentang mimpi indah yang dialami selama ini,mimpi yang ia sendiri berfikir itu seperti suatu yang nyata dan terus menghampiri nya kala ia terlelap dalam tidurnya.