Makan malam

1117 Words
Mobil Alex memasuki kawasan rumahnya, dan berenti di depan pintu utama, Alex dan Aya keluar dari mobil. "Kang Asep pakirkan mobil saya!" ucap Alex pada bapak-bapak yang memakai baju seperti satpam. 'Jadi ini rumah nya Pak Alex? Gede banget, di halamannya aja Segede ini, ini mahh bisa buat kampung, hehe' Aya terkekeh dalam hati. Alex menatap Aya di sampingnya. "Ingat, kita harus bertingkah selayaknya orang pacaran pada umumnya, jangan panggil gua Pak, panggil saja Mas atau sayang juga boleh," tambahnya dalam hati. "Iya Pa..maksud Aya Mas." Ucap Aya seraya tersenyum ke arah Alex. * Mereka berdua masuk ke dalam rumah, dan menuju ke ruang tamu di mana papi maminya berada. Alex menggenggam tangan Aya, Aya sempat tersentak kaget, Aya menghentikan langkahnya. "Kenapa?" Tanya Alex. "Aya takut~" lirih Aya. "Takut kenapa?" "Aya takut, orang tua Pak Alex gak suka sama Aya." Alex sempat berpikir mendengar ucapan Aya. 'Mereka pasti suka sama Lo, gua yakin.' "Mereka pasti suka!" ucap Alex. "Aya takut di marahin~" "Orang tua gua gak suka marah-marah, yuk dah masuk." Ajak Alex. * "Malam Mi Pi," sapa Alex sambil menggandeng tangan Aya menggiring Aya menuju ke tampat mami papi nya berada. Mami papi Alex melihat ke arah Aya, Aya tersenyum kikuk ke arah orang tua Alex. "Hallo Tante, Om kenalin saya Aira Clarisa putri, panggil aja Aya, " sapa Aya sambil menyalami kedua orang tua Alex dan tak lupa dengan senyuman manisnya. "Halo sayang, cantik banget si, kenalin Mami, Maminya Alex, sini duduk sayang~ " mami Alex menggiring Aya duduk di sofa bersamanya, Alex yang melihat itu tertegun, pasalnya maminya itu jarang sekali baik pada pacar-pacar Alex sebelumnya, sedangkan papinya memperhatikan istrinya yang dengan santainya mencubiti pipi tembem Aya. 'Benerkan dugaan gua, Mami Papi pasti suka sama Aya yang polosnya kagak ngotak,' Alex terkekeh dalam hati. Alex menarik Aya dari maminya dan mendudukkan Aya di sampingnya. "Mami apaan sih, Aya itu pacarnya aku eh ralat calon istri maksudnya hehe kok malah duduk sama Mami." Protesnya tak terima. 'Ihhh ternyata Pak Alex begini di depan Mami Papi nya xixixi.' Batin Aya yang merasa lucu dengan sikap Alex ketika bersama keluarganya. "Ihhh Mami kan juga bakal jadi Maminya Aya, jadi Mami gak papa duduk sama dia." Balas mami tak terima. Aya hanya senyum melihat perdebatan kecil itu. 'Andai Bunda sama Ayah masih ada, pasti Aya juga bahagia seperti Pak Alex, hidup bahagia bersama keluarga,' " Sudah-sudah, jangan berdebat nanti Aya, Papi yang ambil!" ''PAPII!!" ucap Alex dan mami secara bersamaan. Papi hanya terkekeh. Kini keluarga Althair sedang makan malam bersama, kali ini anggota mereka bertambah karena ada Aya yang ikut makan malam bersama. "Jadi Aya baru berumur tujuh belas tahun sayang?" Tanya mami. "Iya Tante," "Panggil Mami aja ya sayang biar sama kayak Alex." Aya tersenyum "Iya Ma-Mami~" "Ihh gemueess deh~" ucap mami dengan tangan yang seperti mencubit. "Jadi apa kamu masih sekolah?" Tanya papi pada Aya. "Dia gak sekolah, tapi Alex berniat menyekolahkannya setelah menikah nanti." Bukan Aya yang menjawab tapi Alex. Aya hanya menuduk,takut. "Kenapa kamu tidak sekolah?" Tanya papi pada Aya, Aya memberanikan diri untuk menjawab "Aya gak punya biaya Om buat ngelanjutin sekolah, orang tua Aya sudah meninggal saat Aya berumur lima tahun, Aya di asuh oleh Tante dan Paman Aya, tapi pas Aya lulus SMP paman Aya meninggal sehingga tinggal Aya dan Tante saja saat ini, Tante tidak ada biaya untuk melanjutkan sekolah nya Aya, jadi Aya terpaksa harus behenti tidak lanjut ke SMA." Ujar Aya berkata jujur. Mereka bertiga yang mendengar cerita Aya merasa kasian, bahkan Alex tertegun mendengarnya, karena dia juga baru tau cerita hidup gadis ini. Mami Alex bangkit dan memeluk Aya. "Mulai sekarang kami juga keluarga mu, kamu gak sendirian lagi." Ucapnya sambil ngelap air matanya. Aya mengangguk, dan membalas pelukan mami . "Terimakasih Mi." "Sama-sama sayang." "Makan lagi ya, makan yang banyak," ucap mami, lalu balik ke bangkunya. "Maafkan Papi, Papi gak tau_ "Nggak papa kok Pi, Aya nggak papa kok." Potongnya sambil tersenyum namun senyum kesedihan. 'Nggak, Aya sedih Pi sebenarnya, tapi Aya harus kuat , demi Bunda dan Ayah Aya, kalau Aya sedih, mereka juga pasti akan sedih, Aya gak mau mereka sedih.' Alex meperhatiakan Aya, Alex tau gadis ini hanya berpura-pura kuat di depan mereka, Alex merasa iba pada Aya. Alex menggenggam tangan Aya, Aya yang sadar tangannya di genggam menoleh pada Alex, Aya tersenyum seolah memberi kode kalo dia tidak papa. "Kamu malam ini tidur di sini saja ya sayang?" Mami Alex membujuk Aya agar mau menginap di rumahnya. Aya menimbang-nimbang. "Nggak deh Mi, Aya takut Tante Anis kawatir," 'Mana mungkin Tante Anis kawatir pada Aya,' lanjutnya dalam hati. "Kan bisa di telpon, " "Aya lupa bawa ponsel Aya Mi," ucapnya nyengir. Maklum saja Aya ini selain polos, ia juga seorang gadis yang pelupa. "Tapi kamu hafal kan nomer ponsel Tante mu?" Tanya papi. Aya menggeleng "Nggak Pi," "Aya pulang aja Mi Pi." Lanjut nya. "Yasudah, kalo gitu kita lanjut kan makannya ya, " ujar papi. Setelah itu Mereka melanjutkan makan malam mereka dengan hikmat. * * Kini mereka sudah berada di ruang tamu "Aya Alex, Papi mau pernikahan kalian di percepat." Ucap papi. Aya dan Alex sama-sama kaget. "Tap_ "Gak ada tapi-tapian! " ucapan Alex di potong oleh papinya. "Kamu setuju kan Ay?" Tanya mami pada Aya. Aya yang di tanya pun, bingung, ia langsung ngangguk saja. "Ii.Iiya Mi Aya setuju," "Tuh Aya aja gak masalah, kenapa kamu yang gak mau?" Tanya papi. "Alex bukan gak mau Pi, tapi ini terlalu cepat." "Papi gak mau tau, pernikahan harus segera di laksanakan!" "Oh ya Aya, besok Mami sama Papi mau berkunjung ke rumah mu." "Oh iya Mi Pi, silahkan," 'Kira-kira mami sama papi Mao ngapain ke rumah, jangan- jangan mami papi mau ngecek ke adaan Aya' "Jangan lupa untuk memberi tahu Tante mu sayang." Ucap mami. "Iya Mi, nanti Aya langsung kasih tau." Alex menatap Aya, Aya yang di tatap malah kebingungan. "Mami Papi ke atas dulu ya sayang~" "Iya Mi, silahkan." sepeninggal orang tua Alex. Alex tak henti-henti menatap Aya. "Kenapa Pak?" Tanya Aya. "Lo yakin setuju, kalo pernikahan kita di percepat?" Aya hanya mengangguk saja. 'Okelah gak papa, lagi pula ini cuma nikah kontrak Alex'. Batinnya. * Aya berpamitan pada orang tua Alex, "Mi Pi, Aya pamit pulang ya," pamit Aya. Mami melihat jam besar tergantung di ruang tamu nya. "Udah jam sepuluh loh sayang, apa kamu gak mau nginap aja di sini, biar besok pulangnya bareng sama mami papi ke sana sekalian kami ingin menemui Tante mu." Aya menggeleng "Nggak Mi, Aya harus pulang, kasian Tante sendiri di rumah." "Hm baiklah, hati-hati ya sayang," Aya menyalimi mami papi Alex. "Alex antar Aya dulu Mi Pi," ucap Alex "jangan ngebut-ngebut bawa mantu Mami." "Iya-iya Mi." Alex dan Aya pergi meninggalkan kediaman Althair.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD