7

1097 Words
Setelah melihat Aya menajadi lebih tenang, Alex menyerahkan kertas perjanjian kontrak yang di siapkan oleh Daniel sebelumnya. "Silahkan di baca dan pahami." Titah Alex. Aya mengambil kertas itu lalu membacanya, Alex memperhatikan gadis di depannya ini. 'Gadis se lugu dan polos ini pasti Mami Papi terima. ' Alex menyeringai, tak salah menurutnya meminta Aya menjadi istri kontraknya. "Sudah." Aya meletakkan kertas itu. "Sudah?? Paham isinya?" Aya mengangguk "paham." "Gua gak yakin Lo bisa paham, coba Lo jelaskan apa yang Lo baca tadi!" " jadi itu kertas perjanjian nikah kontrak~" ucap Aya sambil nyengir kuda. 'Etdahh malah nyengir, pengen gua anu rasanya.' "Isi nya apa??" Tanya Alex. Aya menggaruk lehernya yang tak gatal Alex hanya menggelengkan kepalanya. "Biar gua jelaskan, Lo denger baik baik! jadi kita akan nikah kontrak sampai waktu yang gua tentukan. Selama kita menjalani pernikahan kontrak ini tidak ada larangan apapun terhadap satu sama lain, kita akan tinggal serumah, tidak berhak ikut campur urusan pribadi, Lo bebas melakukan apapun asalkan tidak membuat citra buruk bagi nama perusahaan dan keluarga, kita akan berprilaku selayaknya Sumi istri di depan publik atau pun di depan orang tua gua, gua akan menafkahi kebutuhan Lo, apa Lo punya persyaratan atau ke inginan?" "Emmm boleh tidak jika Aya minta di lanjutin sekolah," ucapnya ragu sambil memainkan jari-jari lentiknya. Alex menatap Aya dengan raut wajah bingung, "Emangnya sekarang Lo udah gak sekolah?" Aya menggelang "Nggak, Aya gak sekolah." 'Gua Pikir dia masih sekolah' batin Alex. "Kenapa Lo gak sekolah?" Tanya Alex Aya menunduk tanpa menjawab, Alex mengerti Aya tak ingin menjawab pertanyaan nya itu. "Oke baiklah Lo bisa lanjut sekolah lagi, gua akan menanggung biaya semua nya, termasuk biaya hidup lo." Aya senang dan langsung memeluk Alex, Alex terdiam bagai patung, karena mendapatkan pelukan dari Aya, padahal Alex sudah biasa di peluk oleh wanita wanita lain, bahkan sudah sering melakukan hal yg lebih , tapi tidak pernah sekaget ini, rasanya berbeda ketika Aya yang memeluk. "Ma..maaf, " ucap Aya setelah sadar. Aya menundukkan kepalanya. "Hmm." Alex merasa panas pada pipi nya. "Nanti malam gua jemput, makan malam di rumah orang tua gua, sekarang Lo bisa pulang." "Emm iya, Aya pamit dulu." "Lo tunggu di lobi, ntar supir gua yang nganterin Lo." "Ehh ngg_ "Gua gak terima penolakan!" potong Alex. "Ya sudah Aya pamit dulu." "Tungg_ "Apa lagi si Pak Alex , kan Aya udah gak nolak." Potong Aya. "Nihhh buat nanti malem." Alex menyerahkan paper bag. "Apa ini pak?" Aya membuka paper bag itu, "Wahhhh baju." Ucap Aya "Ehh ada sepatu sama tas juga."sambungnya dengan wajah yang berbinar. "Suka?" Tanya Alex. "Suka banget!" Aya tersenyum manis. "Lo pake ya malem ini." "ini buat Aya pak?" 'Etdahhh ya buat lo Lah bocil, ya kali buat gua.' Alex di buat geram oleh Aya, "Iya buat Lo, emang buat siapa lagi!" "Makasih." Aya tersenyum pada alex "Hm" * Aya bersiap siap, karena sebentar lagi Alex datang untuk menjemputnya Aya membuka paper bag pemberian alex tadi Aya tersenyum senang, melihat baju itu, lalu memakai nya. Alex mengetuk pintu rumah Tante Anis Tok Tok Tok Tak lama wanita yang di panggil Tante oleh Aya, keluar. Iya menatap Alex dari atas sampai bawah 'orang kaya nih, kok bisa disini, nyasar kali yak?' Natin Tante Anis " Cari siapa ya Mas?" Tanya nya. "Saya cari Clarisa, apa benar ini rumah nya?" Alex hanya memastikan, karena dia sendiri pernah ke sini untuk mengantar Aya. "Maksud Mas nya Aira Clarisa putri?" "Iya benar sekali, apa Aya nya ada?" Wajah Tante Anis terlihat senang. "Ayaa sini sayang, ada yang cari kamu nihhh~" panggil nya selembut mungkin Aya yang bingung hanya diam saja ketika Tante nya itu berubah menjadi lembut. 'Itu beneran Tante Anis manggil Aya?Kenapa Tante jadi baik banget, lembut, tadi pagi aja Aya di kasarin.' Heran Aya. Aya keluar dengan menggunakan dress berwarna cream selutut, pemberian Alex serta polesan di wajahnya yang tidak terlalu tebal, Aya menghampiri Tante dan Alex. Alex tertegun melihat penampilan Aya yang begitu cantik dan manis malam ini. 'cantik banget anj*ng , gak salah pilih gua soal gaunnya.' Batin Alex. "Tante kenalin ini Pak A_ "Alex Tante, pacar Aya." Potong Alex, sambil menyalami tangan Tante Anis Sedangkan Tante Anis kaget mendengar nya. 'Bagaimana bisa anak nyusahin ini punya pacar orang kaya?? Tapi bagus dehh, aku harus pura-pura baik di depan Alex, supaya aku juga bisa menikmati kekayaannya.' Tante Anis tersenyum miring. "Saya Tante nya Aya, yang merawatnya dari umur lima tahun, Aya ini udah saya anggap seperti anak saya sendiri."ucap Tante Anis. Sedangkan Aya keheranan melihat perubahan pada Tante nya ini. Alek memandang Tante dan Aya bergantian 'Kenapa Aya kaget?' Batin Alex. "Saya ijin membawa Aya keluar malam ini, apa boleh?" Tanya Alex sopan. "Ohh tentu saja boleh."ucap Tante senang. "Kalo gitu kami pergi dulu." "iya,hati-hati ya sayang," ucap Tante Anis pada Aya, yang hanya di angguki kepala oleh Aya. * Di perjalanan, Aya terus menatap keluar, Aya sebenarnya sangat gugup, karena harus bertemu orang tua Alex, Aya takut orang tua Alex orang yang jahat. "Jadi dia Tante Lo yang Lo sebut waktu itu?" Tanya Alex. "iya dia Tante Anis,Tante Aya." 'Waktu itu Aya bilang dia bakal di marahin kalo pulang ga bawa uang, tapi tadi kayaknya Tante nya baik banget sama Aya.' Alex melirik Aya. 'Apa gadis ini telah berbohong, hanya untuk mendapatkan uang gua?' Alex menggelengkan kepalanya Aya yang melihat Alex menggelengkan kepala nya pun merasa kebingungan. "Pak Alex? Pak Alex kenapa?" Alex hanya menggeleng. "Bapak gak kesambet kan?" Alex melotot mendengarnya. "Nggak lah, ya kali gua kesambet!" bantahnya. "Yah kan siapa tau, soalnya nih Pak ya, di sini kan masih hutan, banyak cerita yang Aya denger kalo di sini itu banyak kejadian ganjil." Ucap Aya serius. Alex menatap Aya"Jangan bercanda Lo." "Ihh orang Aya lagi cerita, bukan bercanda." "Tapi beneran loh Pak, banyak penduduk desa yang juga mengalami kejadian-kejadian aneh di sini." Alex mendengar kan Aya yang asik bercerita, Alex menatap sekitaran 'Wajar sih kalo masih banyak hantu, di sini kan hutan, otomatis banyak penghuninya.' Batin Alex. "Lo ga takut, cerita gituan, gimna kalo tiba-tiba dia ada di jendela samping Lo!" Alex menakuti Aya. Aya seketika menjadi takut,"Ihhh Pak Alex jangan nakut-nakutin Aya dong." Ucapnya. "Dih siapa yang nakutin, lagian lo sendiri yang mulai. " "Yah kan Aya cuma cerita!" Alex tertawa melihat ekspresi takut Aya. "Udah ga usah takut, selagi Lo ga ngusik dia, dia ga bakal ganggu Lo." Aya mengangguk mengiyakan ucapan Alex. mereka telah memasuki area perkotaan Aya pun manjadi lebih tenang 'Akhir nya keluar juga dari sana, ntar pulangnya gimna , pasti kan ngelewatin jalan sepi itu lagi, kalo siang si Aya berani-berani aja, tapi kalo malem serem juga. '
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD