Prolog

253 Words
Prolog   Dor....  Dor....  Dor....  Suara baku tembak terdengar begitu nyaring seakan dari suaranya saja akan terbayang berapa mayat yang akan tergeletak di sana. Tidak perlu kalian bayangkan, sebab aku sendiri sudah membayangkannya jika korbanku akan bertambah sangat banyak. Dan menurutku ini sangat menyenangkan! Melihat mereka mati dengan penuh darah membuatku bersemangat itu artinya aku sudah memenangkan semua pertarungan ini! Pertarungan yang mempertaruhkan nyawaku sejak tadi. Pertarungan yang jika aku menangkan akan aku dapatkan hadiah yang tidak terkira. Dan pertarungan ini akan aku lakukan demi memenuhi sesuatu yang aku inginkan. "Sial! Aku kalah lagi," kata lelaki di sampingku dengan wajah tengilnya. Wajah yang sangat aku hafal sejak pertama kali aku mengenalnya.  "Hahaha.. Bukannya kamu memang harus kalah, Pak Suami?" kataku mengejeknya sambil mendudukkan tubuhku di atas pangkuannya. Ya, dia suamiku. Lelaki tengil yang banyak sekali tingkahnya dan selalu melakukan apa saja demi memuaskan keinginannya termasuk menikahiku. "Setidaknya dalam dunia nyata aku tidak pernah kalah, anggap saja kali ini aku mengalah padamu, Sweety." kecupan dibibir yang lelaki itu berikan padaku membuatku tersenyum manis. Ya, kita tengah bermain sebuah game yang terpampang jelas di tv berukuran 42 inch. Membuat aku sangat puas melihat dia kalah malam ini. Sangat menyenangkan, karena dengan begitu dia bisa menuruti kemauanku. Pasti kalian pikir aku dan suamiku ada di medan perang bukan? Tentu saja tidak. Sejak aku ketahuan ikut ke medan perang bersama anggota AOI lainnya sejak itulah keputusan bulat aku dengar, yaitu aku tidak diperbolehkan ikut dalam acara AOI. "Kita lihat seberapa tangguhnya kamu." ejekku membuat dia tersenyum menggoda. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD