Dua

1974 Words
Dee tidak bisa menahan tangis'nya lagi ketika ia tiba di rumah sakit dan melihat sendiri kondisi Reno yang terbaring di atas bansal dengan semua peralatan untuk membantu Reno agar tetap bertahan. Mamanya sudah menceritakan semuanya, semua nya. Mengenai Reno yang mengalami kecelakaan saat dalam perjalanan. Sampai akhir nya Rezky yang harus terpaksa menggantikan Reno untuk menikahinya. Dengan tujuan mengikat nya untuk Reno. Semua keputusan di ambil secara mendadak, orang tua Reno tidak lagi mempunyai pilihan setelah dokter memvonis anak nya koma dalam waktu yang tidak bisa di tentukan. Darius abasgara sangat tau, bagaimana putra tunggal nya sangat mencintai Dee. Jadi, ia tidak bisa menyakiti anak nya jika sadar nanti yang entah kapan. Dan ia juga tidak bisa menunda pernikahan dengan harapan yang semu. Belum lagi keluarga Wardhana adalah keluarga yang sangat terpandang. Jadi, ia harus mengambil keputusan dengan meminta bahkan memohon pada Rezky yang selama ini telah di anggap seperti anak nya sendiri karena saking dekatnya Reno dengan Rezky. Ia juga memohon pada kedua orang tua Rezky. Agar pria itu mau menggantikan Reno untuk sementara. Kinal tentu tidak terima, ia marah besar tapi Dika mampu menenangkan. Semua keputusan di beri pada Rezky anak nya. Dan demi juga atas nama persahabatan Rezky mau menerimanya dan kembali memancing kemarahan Renata yang tidak terima dengan keputusan Rezky. Saat ini pria tampan yang tumbuh semakin dewasa itu duduk di depan ruang kamar rawat Reno sahabat nya. Dengan mata menatap lurus ke pintu. Dee di dalam sana menengok Reno. Setelah acara selesai, Dee langsung meminta untuk di antar kerumah sakit. Dan Rezky menyanggupi nya. Ia tau bagaimana perasaan Dee saat ini. Dan ia juga tidak sanggup melihat Dee begitu sedih dan terpukul. "Ky " Rezky menoleh ke samping, Renata berdiri dengan raut wajah yang sangat tidak seperti biasa. Wanita cantik dalam balutan dress itu menatap begitu marah padanya. "Kenapa kamu harus melakukan semua ini ?!" Tanya Renata dengan nada begitu dingin. Rezky menghela napas berat nya, ia sudah sangat lelah bahkan bukan hanya fisik tapi otak nya mau pecah. Ia sendiri tidak tau mengapa semua beban itu bisa di limpahkan kepada dirinya. "Reno sahabat ku" akhirnya hanya itu yang bisa ia katakan pada Renata. "Tapi gak harus begini, kalau Dee memang mencintai Reno. Ia akan menunggu " "Sampai kapan ?" "Reno pasti bangun!!" Tegas Renata, menatap nyalang pada Rezky. "Kamu dengar sendiri apa yang di katakan Om Darius, kan ?" Ujar Rezky dengan nada lelah nya. "Kamu bisa menolak nya! Kamu punya hak, Ky. Mereka gak bisa ngatur kamu!" "Menurut mu apa aku tega menyakiti mereka? Kamu gak liat gimana Om Darius dan Tante Rahmi sangat memohon.?! Kamu tau gimana aku sangat menghormati beliau " "Tapi tidak dengan mengorban diri kamu untuk menikah dengan Dee!!" Geram Renata tidak mau kalah. Dengan napas tersengal ia menatap Rezky dengan mata memerah. Rezky ikut menatap Renata, ia tau wanita itu mengkhawatir kan nya. Ia tau Renata menyayangi nya. Bahkan saat ini ia bisa melihat dengan jelas air mata Renata yang mengalir begitu saja. "Maaf " Rezky mengatakan itu sambil memalingkan muka nya. Ia bukan tidak tau kalau gadis cantik super model itu menyimpan perasaan padanya. "Kenapa kamu melakukan ini, Ky. ?" "Re-" "Kenapa sih, coba untuk peka sedikit aja dengan perasaan aku" lirih Renata. Ia sudah lelah, ia capek menahan perasaan nya sendiri. Ia menahannya dulu karena tau kalau Rezky tidak berniat untuk berpacaran. Membuang - buang waktu katanya. Jadi, itu lah kenapa ia selama ini menahan sendiri perasaan nya. Namun ia dengan jelas dan nyata menunjukkan perhatian juga perasaan pada pria itu. Tapi, tetap saja entah terlalu cuek atau bodoh untuk menangkap semua sinyal yang di berikan oleh Renata. "Ini hanya sementara, Re. Kalau Reno sadar aku dan Dee juga akan berakhir. Tidak akan lama. Aku berharap Reno secepat nya bangun " ucap Rezky menatap lurus pada pintu kamar di depan nya. "Semua akan baik - baik saja " ujarnya lagi. Membuat Renata lagi - lagi harus menghela napas dan menatap iba pada pria itu. Yang entah kenapa selalu saja terlalu baik pada orang- orang terdekat nya. Selalu saja mendahulukan kebahagian orang di banding dirinya sendiri. Cklek Pintu di depan Rezky terbuka, membuat keduanya menoleh. Dee keluar dengan mata sembab. Jelas, dia habis menangis habis - habisan di dalam. Rezky langsung berdiri menatap Dee dengan cemas. "Sebentar lagi Tante Rahmi juga Farin akan tiba. Kamu mau tetap di sini ?" Ujar Rezky, dengan hati - hati. Dee diam, ia memandangi Rezky cukup lama. Lalu baru beralih pada Renata. "Dee gue turut berduka, loe yang sabar ya " Dee hanya menyunggingkan senyum kecil nya. Lalu mengangguk, kembali ia menoleh pada Rezky. "Kamu seharus nya tidak melakukan nya " "Aku harus melakukan nya " jawab Rezky, menatap Dee. Sehingga membuat wanita cantik dengan mata sembab itu mengerutkan dahi. "Reno adalah sahabat ku. Maaf kalau kami egois, menahan mu seperti ini " lanjut Rezky. Membuat Dee paham. "Aku bisa menunggu nya, sampai dia bangun lagi. Aku yakin Reno bakal bangun. Seharus nya kamu tidak perlu menggantikan nya untuk menikah dengan ku " ucap Dee padanya. Rezky diam, ia menatap nanar pada Dee. Kemudian melirik pada Renata yang menatap iba padanya. Entah kenapa ia merasa ada yang sakit, yang entah di bagian mana ia tidak tau. Tapi, ia jelas merasakan sakit itu. "Om Darius tidak mau mencoreng nama baik keluarga kamu kalau pernikahan ini di batalkan " ujar Rezky. Dee tersenyum kecut. "Ky -" "Udah lah, Dee. Semua udah terjadi. Waktu gak bisa di ulang kan? " sela Rezky. Dee diam, ia menatap Rezky sejenak sampai akhirnya ia mengangguk. Ada banyak hal yang di khawatirkan oleh wanita itu. Dan juga di takut kan nanti kedepan nya. Ia dan Rezky sudah sah menjadi suami istri. Tidak lama kemudian Bu Rahmi dan Farin adik Reno datang. Setelah mengobrol sejenak. Dee dan Rezky memutuskan untuk pamit karena dokter tidak mengizin kan lebih dari dua orang untuk bertandang menjenguk Reno. Jadi, ketiga nya memilih untuk pulang. *** Setelah mengantar Dee kerumah gadis itu, Rezky memilih pulang kerumah sendiri dan di sambut dengan tatapan heran oleh keluarga nya. Bahkan di rumah nya telah berkumpul. Dan menatap nya dengan penuh rasa iba dan juga tatapan penuh tanda tanya saat oa pulang sendiri. "Kamu sendiri ?" Khalif, Om nya yang tidak lain adalah adik dari ayah nya. Yang lebih dulu bertanya. "Iya " jawab nya. Ia melangkah mendekat dan menyalami satu persatu. Bahkan Shania dan Naomi memeluk nya cukup lama. Naomi sampai menjatuhkan air matanya. "Abang gapapa, Bunda " ujar Rezky tersenyum begitu manis. Devin yang berdiri di dekat sofa menatap iba pada sahabat nya. Ia tidak menyangka kalau sahabat nya itu akan melakukan hal segila itu yang ia tau akan menyakiti dirinya sendiri. Dari semua nya, hanya Devin lah yang paling tau bagaimana Rezky masih menyimpan rapat perasaan nya pada Dee. Dan bagaimana sahabat nya itu akan menjalani semuanya ?. Ia mengkhawatirkan hati sahabat nya itu. "Mana istri, abang ? Kenapa abang pulang sendiri ?" Tanya Kinal. "Ma, mama kan tau, kalau -" "Mama tau, tapi mau bagaimana pun kalian sudah menikah. Sah dalam agama mau pun hukum. Segala ketentuan berlaku, Bang. " ujar Kinal. Rezky menghela napas berat. Ia sangat tau kalau yang paling kecewa dan terluka akan keputusan nya adalah sang Mama. "Mama kamu benar, Bang. Kalian suami istri. Walau kalian menganggap hanya status. Tapi, di mata Allah semua sah. Kamu paham agama kan ? Tau hukum nya apa ,?" Khalif ikut bersuara. Rezky diam, ia menghela napas berat nya. "Abang ke kamar dulu " "Bang!" Tegur Kinal, marah akan sikap anak nya yang akan melarikan diri. "Ma" Rezky mengiba dengan nada lelah. "Mama gak mau kamu bersikap gak bertanggung jawab kayak gini, ya. Kamu udah ambil keputusan semua nya. Seharusnya kamu sudah tau resiko nya apa" ujar Kinal dengan tegas. Dika berusaha menenangkan istri nya. Kinal benar, Rezky tidak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja. Walau semua terjadi di luar kehendak mereka. "Biarkan abang istirahat dulu, besok kita bahas lagi " ujar Dika menenangkan Kinal. Ia memberi kode pada anak nya agar segera naik ke kamar. Bilqis menatap kepergian abang nya dengan sedih. Lalu memberi kode pada Devin, suami nya agar menyusul. Devin yang mengerti langsung ikut menyusul ke atas. "Ma, mama gak usah terlalu memaksa abang, mama gak kasian sama abang ?" Ujar Bilqis tidak tega melihat abang nya di desak begitu. "Salah dia sendiri, " gerutu Kinal masih marah. "Ma, " Akmal menahan lengan kakak nya, mengkode agar diam saja. Karena percuma, mamanya orang paling keras kepala. Bilqis mendesah lelah, lalu memilih mengalah dan pergi menyusul suami dan abang nya. Sedangkan yang lain memilih untuk mendiskusi semuanya dengan kepala dingin. oOo Pagi - pagi Rezky sudah berada di rumah kediaman Dee. Ia di sambut hangat oleh kedua orang tua dan juga kakak laki - laki nya Dee. Duduk di ruang tamu, mengobrol dengan hangat. Pak Ikmal bertanya banyak hal pada Rezky. Dari mulai keluarga sampai kepada pekerjaan Rezky sekarang. "Saya baru selesai wisuda dua bulan yang lalu Om, dan masih lagi nyantai aja " jawab Rezky. Pak Ikmal hanya mengangguk, Rezky masih sangat muda bahkan seumuran dengan Dee. "Saya dan keluarga mau mengucapkan terima kasih. Karena berkat kamu, keluarga kami terutama Dee nama baik nya terselamat kan. " ujar Pak Ikmal. Rezky hanya bisa tersenyum canggung. Ia terlihat jelas sangat gugup berbicara dengan pria paruh baya di hadapan nya. Bahkan umur nya lebih tua dari papanya. "Jadi, apa rencana kamu kedepan nya? " tanya Pak Ikmal tiba - tiba. Rezky tidak mengerti maksud nya. "Maksud saya, kan sekarang kamu sudah menikah, punya tanggung jawab, tidak mungkin dong kamu mau nyantai terus " "Oh, saya masih belajar di kantor Papa, masih tahap awal sih " "Papa kamu seorang politikus kan kalau gak salah. " "Iya, Om. Tapi, Ayah juga punya perusahaan sendiri yang di bangun sendiri waktu masih kuliah dulu. Dan, saya hanya ingin membantu " jawab Rezky. Pak Ikmal mengangguk mengerti. Ia tau jelas siapa Teuku Ardika Wahed. Seorang arsitek bertangan dingin. Juga salah satu anggota dewan yang cukup di percaya masyarakat indonesia. "Jadi, kamu akan berkerja di perusahaan Papa kamu ?" Tanya Pak Ikmal. "Iya, Om " jawab Rezky. Tepat saat Bu Yanti istri nya Pak Ikmal muncul membawakan minuman untuk nya. "Kok manggil nya, Om sih. Kan udah jadi menantu " celetul beliau yang langsung membuat Rezky salah tingkah dan Pak Ikmal tertawa. "Di minum dulu,Nak " "Iya, Bu makasih " jawab Rezky. Bu Yanti tersenyum, ia memperhatikan Rezky cukup lama sekedar meneliti Rezky secara kasat mata. "Kamu datang mau jemput Dee atau mau menetap di sini sementara ?" Ujar Pak Ikmal. "Emm.. " Rezky tidak tau harus menjawab apa sekarang. Mama nya sudah mewanti diri nya agar membawa Dee pulang bersama nya atau Rezky tinggal di rumah Dee. Terserah asal dia melakukan tanggung jawab nya dengan baik. Tidak tinggal pisah seperti semalam. "Kita tau kok dengan pernikahan kalian, tau semua hanya status. Tapi, pernikahan kalian sah di mata Tuhan. Tanggung jawab nya bukan hanya di Dunia, tapi di akhirat juga " nasehat Theo, kakak laki - laki Dee yang sejak tadi hanya menjadi pendengar. Rezky semakin bingung sekarang, ia tidak sampai memikirkan akan tinggal satu rumah apa lagi satu kamar dengan Dee. Ia melakukan ini semua atas nama persahabatan. Namun, jika sudah begini bagaimana ia bisa membuang perasaan nya pada Dee?. Bagaimana ia bisa menjaga semua nya ? Tanggung jawab yang besar, Rezky bahkan melupakan semua tugas suami ketika ia menerima keputusan tanpa fikir panjang kemarin. Dari lantai dua, Dee bisa melihat kebingungan Rezky. Dia tidak tega melihat Rezky yang begitu terbebani. Tapi, ia juga tidak bisa melakukan apapun. Seperti yang di katakan pria itu semalam di rumah sakit. Semua sudah terlanjur terjadi, waktu tidak bisa di putar kembali. Jadi, pandai - pandai mereka menjalani semua bagaimana kedepan nya. Semua mereka yang menentukan sendiri. oOo Yuhuuu... Yuk kenalan sama Dee & Rezky yang sudah dewasa..   & Si super model Renata Remoles
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD