Tiga

1995 Words
Setelah berdiskusi dan juga berbicara baik - baik dan bermusyawarah dengan semua keluarga, keputusan yang di ambil oleh Dee dan Rezky adalah keduanya akan memilih tinggal sendiri. Memilih untuk berpisah dengan kedua orang tua masing - masing. Dika memberikan sebuah apartemen milik nya untuk Rezky. Apartemen yang sudah sangat lama, yang juga pernah di tinggali oleh Ayah nya saat kuliah dulu. Dan lagi, pula apartemen tersebut juga sudah di renovasi oleh Ayah nya. Rezky tidak keberatan sama sekali begitu juga dengan Dee. Setelah seminggu lebih mereka mencoba tinggal masing - masing. Dee di rumah orang tua nya, dan Rezky di rumah orang tua nya. Dan keduanya menyerah, omelan juga nasehat dari kedua orang tua mereka sudah tidak lagi sanggup di dengar lagi. Jadi demi kebaikkan bersama akhir nya dengan berani Rezky menemui Dee mengajak untuk tinggal bersama. Tentu itu juga atas seizin orang tua Reno. Ia tidak mau kedua orang tua Reno berfikir yang tidak - tidak. Dee juga rajin menjenguk Reno di rumah sakit. Kadang gadis itu pergi pagi dan pulang malam. Ia tidak pernah melewati perkembangan Reno. Walau sebenar nya Reno belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Begitu juga dengan Rezky, pria itu juga selalu menyempat kan diri menjenguk sahabatnya di sela - sela kesibukkan nya di kantor sang Ayah. Dan hari minggu seperti sekarang, Rezky dan Dee harus terpaksa membereskan juga merapikan barang - barang mereka di apartemen. Tempat tinggal mereka yang baru. Ini sudah seminggu mereka menjadi sepasang suami istri, tapi mereka tidak menunjukkan pada khalayak kalau kedua nya suami istri. Siapa yang percaya kalau keduanya telah menikah jika tinggal aja pisah, terus tidak saling mengunjungi satu sama lain. Membuat kedua orang tua mereka menjadi geram dan akhir nya mengusir keduanya secara halus. "Apartemen ini ada tiga kamar, di atas ada dua di bawah satu. Kamu mau pilih di mana ?" Ujar Rezky setelah mereka masuk dengan membawa koper besar. Dee diam sejenak, ia tampak mengamati apartemen yang menurutnya mewah. Lebih seperti panthouse dari pada apartemen. "Di atas " jawab Dee. Rezky mengangguk, kemudian ia membantu Dee membawa koper milik gadis itu ke lantai dua. Menaiki beberapa anak tangga, maka akan bertemu dengan ruangan santai yang cukup untuk bersantai. Rezky menuju salah satu pintu coklat yang dekat dengan ruang santai itu. Dan membuka nya. "Ini kamar nya, gak terlalu luas sih, tapi semoga kamu suka " ujar Rezky memperlihatkan kamar untuk Dee. Di sana sudah lengkap, sehari sebelum kepindahan Rezky sudah menyediakan semua nya. Seperti lemari pakaian, tempat tidur, meja rias, rak sepatu Dee dan lain sebagainya. Jadi, Dee hanya perlu membawa pakaian saja. "Kamar ku, di bawah. Kalau kamu butuh apa - apa kamu tau aku di mana. Dan, jangan sungkan - sungkan anggap aja rumah sendiri " pesan Rezky, oada Dee. Dee mengangguk, ia kembali memandangi kamar yang akan di tempatinya entah sampai kapan. "Ky " panggil Dee, ketika Rezky hendak pergi. "Hm?" Gumam Rezky bertanya. Dee memandangi nya cukup lama, kemudian tersenyum tipis. "Makasih " Rezky membalas senyum Dee dengan lebar. Pria itu mengangguk, kemudian baru pamit untuk membereskan kamar nya sendiri. Begitu juga dengan Dee. *** "Aku udah masakin makan siang, kamu mau makan ?" Ujar Rezky, ketika ia melihat Dee menuruni anak tangga. Gadis itu menghampiri nya yang sedang berada di pantry. Ia baru saja selesai memasak. Dan juga sedang menyajikan di meja bar. Dee duduk di kursi bundar, menatap semua masakan Rezky. Ia baru tau kalau cowok itu jago masak. Dan masakkan yang di sajikan Rezky cukup menggugah selera makan nya yang memang beberapa hari ini susah makan. "Sup jagung ?" Rezky mengangguk, " kata Ariska kamu suka sup jagung, jadi tadi aku nyari resep di internet. Sorry kalau gak enak " jawab Rezky. Dee hanya tersenyum, ia mengambil piring dan mengisi nasi juga mencoba sup jagung buatan Rezky. "Enak " senyuman Rezky merekah lebar. Ia pun ikut menyendok nasi kedalam piring nya. "Aku mau kerumah sakit, " ucap Dee di sela - sela makan mereka. Rezky menoleh dan mengangguk. "Mau aku anter? Tapi aku cuma bisa mampir sebentar, karena Re -" ucapan Rezky terhenti karena deringan hp nya yang berbunyi. Membuat Rezky langsung mengambil nya di dalam saku celana nya. "Hallo assalammualaikum, Re " ucap Rezky, ke seberang telfon. "...." "Iya, bisa " jawab Rezky, sambil kembali menyendokkan nasi ke dalam mulut. Diam - diam Dee melirik pada Rezky yang sedang menerima telfon dari Renata. Ia tau itu. "Nanti aku jemput, setelah aku ngantar Dee kerumah sakit " "...." "Hm. Yaudah. Walaikumsalam " sambungan telfon terputus. Rezky kembali menyimpan hp ke dalam saku. "Gimana perkembangan Reno, ? " tanya Rezky kembali membuka obrolan. "Masih sama, belum ada perkembangan apapun " jawab Dee lemah. Rezky menoleh padanya. "Sabar aja, aku yakin Reno pasti bangun. " "Amin " ucap Dee, Rezky mengulum senyum manis nya. Membuat Dee ikut tersenyum. "Di habisin " ucap Rezky, Dee mengangguk dan kembali melanjutkan makan siang nya. *** Rezky mengantar Dee hingga ke kamar Reno di rawat. Ia juga bertemu dengan Bu Rahmi, mamanya Reno yang sedang menjaga. Rezky sedikit sedih melihat wanita paruh baya yang masih selalu terlihat cantik kini terlihat lelah. Dia hanya bisa memberi kan kata penguat saja dan juga doa. "Bro, cepet bangun. Jangan nyiksa gue terlalu lama " ucap Rezky, saat ia menjenguk Reno. Ia tersenyum kecut memandangi sahabat nya hanya tiduran. Membuat nya sedih, berkali - kali ia menghela napas berat nya. "Loe harus secepat nya bangun Ren, sebelum gue ngambil Dee lagi " ucap nya dengan ancaman kini. Kemudian tertawa sendiri. Setelah berkata itu, ia kemudian pamit. Keluar dari kamar Reno. Dan mendapati Dee kini hanya seorang diri. "Kamu mau aku jemput jam berapa ,?" Tanya Rezky padanya. "Gak usah, nanti aku minta Theo aja yang jemput " "Gak apa, aku hanya pergi nemeni Renata pemotretan. Tidak akan lama, jadi aku bisa jemput kamu " jawab Rezky. "Abis magrib " jawab Dee mengalah. Rezky mengangguk mantap, ia pun kemudian pamit pergi. Membuat Dee harus menghela napas berat nya, ia masih memandangi punggung cowok itu hingga menghilang di belokan koridor. Dan setelah itu baru masuk ke kamar Reno. *** Tempat pemotretan Renata berada di sebuah gedung lama. Susana cukup ramai di lokasi. Para kru dan beberapa model sedang bersiap saat Renata dan Rezky tiba. Keduanya langsung menuju puncak gedung di mana pemotretan berlangsung. "Hai Ky " sapa seorang pria kemayu pada Rezky begitu ia masuk ke ruang make up. "Hai, mas" "Ups " pria itu mendelik pada Rezky, tidak terima di panggil mas. "Tolong babang ganteng, stop manggil Mas, " "Lha! Kan mas laki - laki, ya masa aku panggil mbak " ucap Rezky terkekeh. Pria kemayu itu memutar bola matanya kesal. Sedangkan Renata hanya bisa menahan tawa melihat penata rias nya kesal. Karena ulah Rezky. "Babang, tolong ya. Jangan sampai nanti eke sumpahin yey, jatuh cinta sama Ai" celotehnya menunjuk Rezky dengan gemulai. "Astagfirullah, amit - amit.. jauh - jauh. Hus hus.." ucap Rezky semakin meledek. "Hahahaha... " tawa Renata pecah. Sedangkan cowok gemulai itu berdacak bahkan menghentak - hentakkan kaki ke lantai merajuk. "Udah, Bembi. Loe ya " tegur Renata tidak sanggu menahan tawa nya. "Dia tuh, sakit ati ku, perih bang. Tau gak " ucap nya dengam fiminim. Membuat Rezky bergidik ngeri namun juga tertawa. Ia memang sering bercanda dengan Bembi penata rias Renata itu. Bahkan ia juga cukup dekat dengan beberpa model atau fotografer yang pernah bekerja sama dengan Renata. Itu karena dirinya memang cukup sering menemani Renata pemotretan. Banyak yang menggosipkan keduanyan sepasang kekasih, tapi Rezky membantah. Ia dan Renata hanya lah teman akrab. Begitu jawab nya setiap ada yang kepo dengan keduanya. "Ini bagus " ucap Rezky, menunjuk salah satu foto Renata di layar laptop Mas Indra. Yaitu fotografer yang saat ini menangani Renata. "Gue memang srek sama ini " jawab Mas Indra. Rezky tersenyum, kembali ia alihkan perhatian nya pada Renata yang sedang berpose dengan berbagai macam gaya. Ia tersenyum tipis, Renata memang sudah ahli dalam berpose di depan kamera. Tanpa arahan ia sudah tau harus ngapain di depan kamera. Pemotretan selesai sebelum magrib, ia langsung membantu Renata untuk bersiap pulang. Supir Renata hari ini sedang cuti, dan Renata sedang malas nyetir jadi lah hari ini ia menjadi supir Renata setelah gadis itu merengek semalaman padanya. Dan Rezky menyerah. "Mampir makan dulu ya " usul Renata saat mobil melaju meninggalkan lokasi. "Langsung pulang aja ya, aku harus jemput Dee di rumah sakit " jawab Rezky. Saat itu lah mood Renata buruk. Ia menyimpan hp ke dalam tas. Melirik kesal pada Rezky. "Ky, temenin aku makan dulu sih. Aku malas makan sendiri di apartemen " ujar Renata. "Gak bisa, Dee minta di jemput abis magrib. " jawab Rezky. Yang berhasil membuat Renata bedecak kesal. "Ky, dia bisa nunggu, kamu chat bilang kalau kamu sedikit terlambat menjemput nya. Lagian dia pasti masih nemenin Reno kan ? Jadi gak akan ada masalah,Ky " Rezky diam, ia melirik pada Renata yang kini menatap nya dengan begitu memohon. Dengan muka melas membuat Rezky mendelik dan akhir nya mengalah membuat Renata berseru girang. "Yeee. .. gitu dong.. jadi temen harus setia kawan " ujar Renata, mencubit gemas pipi Rezky. "Terserah deh, aku kabarin Dee dulu " ucap Rezky malas. "Sini aku aja, kamjmu nyetir aja. " ujar Renata mengambil alih hp Rezky. Dan Rezky membiarkan saja. Toh sudah biasa gadis itu mengotak - ngatik hp nya. *** Dee menatap lirih pada Reno yang masih setia memejamkan matanya. Tangan nya menggenggam tangan Reno dengan erat. Kemudian mengecup nya. "Bangun, Ren " ucap nya pelan. Ia tidak pernah lelah mengatakan itu. "Aku mohon " air matanya mengalir. "Aku mau cerita sama kamu, ini tentang aku dan masa lalu ku, aku berharap setelah mendengar cerita ku ini kamu akan bangun. " ujar Dee, membersit hidung nya. "Ren, aku gak bisa terus sama Rezky " ujar nya dengan pelan. " kamu tau? Aku pernah sangat mencintai Rezky sejak aku kelas sepuluh. Bahkan aku jatuh cinta sama dia sebelum kami kenal. Aku yang pengecut terus menjadi pengagum rahasia nya. Aku mencintai nya dalam diam. Ren, aku dan ego ku begitu tinggi sehingga aku kehilangan kesempatan untuk bersama nya. Padahal tinggal satu langkah lagi, aku bisa bersama dia. Tapi gengsi ku mengalah kan itu. Dan akhir nya kami menjauh. " Dee diam sejenak, ia seolah mengingat kembali masa di mana ia membuat Rezky kecewa padanya. "Kamu gak tau kan, kalau dia itu cinta pertama ku. Bahkan dari sekian banyak cowok yang aku pacari dan dekatin aku. Cuma Rezky yang bisa ngebuat ku gila karena mencintai nya. Aku bahkan masih sangat mencintai nya. Ren. Sampai kamu hadir, kamu berhasil mengalihkan hati ku dari nya. Membuat ku berhenti untuk bermain. Aku mencintai mu,Ren. Dan aku mampu melupkan Rezky .." Genggaman Dee semakin erat. Menatap Reno dengan air matanya. "Tapi kamu tidak bisa mengalihkan hati aku seutuh nya dari Rezky. Aku takut Ren, kamu harus segera bangun, sebelum aku kembali jatuh sepenuh nya pada Rezky. Kamu harus segera bangun, sayang " tutup Dee dengan gitu memohon. Ia mengusap air matanya. Lalu mengecup tangan Reno dalam genggaman nya. Drt Drt Drt Hp nya bergetar, membuat Dee harus pamit untuk keluar sebentar. Ia menerima panggilan dari Rezky. "Hallo, Ky. Kamu dimana ?" Tanya Dee, sebelum suara terdengar. Ia takut kalau Rezky ternyata sudah di depan menunggu. "Hallo Dee. Ini gue Renata. Begini, Rezky jemput loe agak telat gapapa kan ? Kita mau makan sebentar " Dee cukup kaget saat mendengar bukan suara Rezky, melainkan suara Renata. Membuat nya semakin menduga kalau Renata memang spesial untuk pria itu. Apalagi dengan Rezky lebih memilih menemani gadis itu makan lebih dulu dari pada menjemput nya tepat waktu. Dee menghela napas berat nya. Ada rasa marah yang tidak bisa ia lampiaskan. "Ya, gapapa. Bilang Rezky nanti aku minta jemput Theo aja. Jadi, dia langsung pulang aja " ucap Dee. "Oh.. oke. Nanti gue bilangin. Thanks ya Dee. Bye " Sambungan telfon terputus, Dee menatap lirih pada hp nya. Kemudian memutuskan duduk di kursi depan kamar Reno. Fikiran nya mulai kacau. Marah, tapi merasa tidak berhak. Itu membuat nya frustasi. oOo
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD