"Apakah kamu masih merasa marah pada ibumu?” tanyanya ingin tahu. “Aku tidak tahu, karena sampai sekarang belum pernah lagi bertemu dengannya.” Gylea menundukan lagi wajahnya, seakan ia enggan untuk membicarakan ibunya lebih jauh. “Adakah keinginan untukmu bertemu lagi dengannya?” Sepertinya Bastian malah ingin lebih tahu lagi. Gylea menggelengkan kepalanya, melihat pada laki-laki itu penuh keraguan. ”Aku tidak begitu yakin dengan perasaanku. Apakah ingin bertemu lagi dengannya atau tidak. Aku merasa sebagai anak yang tak begitu diharapkan. Jadi, seandainya aku bertemu lagi dengannya, apakah ia akan merasa senang?” Bastian berjalan mendekatinya, lalu duduk diatas meja kerjanya dengan memeluk dadaanya sendiri. Ia menatap Gylea lebih dalam. "Aku pernah diberi kesempatan untuk bertem

