Bab 22

1042 Words

Dadaku semakin lama semakin bergemuruh saat kaki kian mendekat ke rumah yang pintunya tertutup rapat. Sesampainya di teras, aku menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu. Beberapa kali aku mengetuknya tapi sepertinya tak ada orang disana hingga aku memutuskan untuk berbalik badan dan ingin pulang.  Suara pintu terbuka membuat langkah kakiku berhenti. “Kak Isyana, tolong aku!” Tib-tiba Santika berdiri di hadapanku sambil melihat seseorang yang ada di belakangku. Aku sontak memutar badan, melihat siapa orang yang membuat Santika ketakutakan seperti ini. “Siapa kamu?” tanyaku. Lelaki itu memakai kaos hitam dan celana jins, memakai masker membuatku tak bisa melihat seluruh wajahnya. Sesaat ia berdiri menatapku dan Santika sebelum akhirnya ia berlari dengan cepat. Aku berlari unt

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD