Bab 41

1000 Words

Aku membuka mata dengan kepala yang sangat pusing hingga rasanya ingin muntah. Aku berusaha menguasai diri sendiri dan sadar sepenuhnya. Saat aku berusaha bangkit, Tobias membantuku bangun dan bersandar pada tumpukan bantal. “Bagaimana keadaanmu?” tanyanya dengan wajah yang sepucat mayat. “Aku mual. Aku mau muntah,” erangku sambil menunjuk tong sampah yang ada di dekat pintu. Tobias segera mengambil dan menyerahkannya kepadaku. Isi perutku seketika keluar bercampur rasa pahit saat cairan kuning keluar dari mulutku. Rasanya lega setelah isi perut keluar semua, meski mulutku terasa pahit. Aku mencari posisi yang enak tapi itu terasa cukup sulit. Rasanya tulangku remuk setiap kali menyentuh bantal. “Kamu masih demam, Isyana,” ucapnya sambil menyentuh keningku. Aku mengangkat tangan kana

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD