1 ALEXANDER WINATA - 7 TAHUN KEMUDIAN

620 Words
Hotel Montecarlo, Las Vegas, USA "BRENGSEKKK!!! SIALAN!!! PARAH… PARAH!!! " Berkali-kali pemuda tampan itu menyumpah-nyumpah sendiri sambil menyugar rambutnya dengan gemas di dalam salah satu kamar suite mewah di dalam hotel tersebut. Semua orang di kasino tersebut tahu siapa pemuda tampan ini. Alexander Winata, pewaris tunggal dari Winata Group yang konglomerasi perusahaan sudah menjalar di mana-mana, bahkan sampai memiliki jaringan hotelnya sendiri di negeri Paman Sam ini. Tapi, hari ini ia tidak menginap di sana. Ia terjebak tepatnya. Di dalam kasino laknat ini. Akibat kemarin malam ia mencoba-coba minuman keras untuk pertama kalinya dan ternyata.. oh ternyata… Toleransi tubuhnya terhadap minuman beralkohol tidaklah setinggi yang ia bayangkan sebelumnya. Hanya dalam beberapa gelas sloki, tubuhnya sudah limbung. Wajahnya memerah dan kepalanya terasa berputar-putar. Dan semuanya itu terjadi karena ia dijebak oleh seseorang. Seseorang yang ia sangat percaya sebelumnya. … … . … … … . … . . 24 jam sebelumnya… .. "Ini yang dinamakan Carder Planet… " kata pria tersebut sambil menunjukkan sebuah meja dengan beberapa orang pemain lain di kanan kirinya. Melihat wajah mereka, sedikit banyak Alex bisa melihat kalau orang-orang ini pernah datang beberapa kali ke hotel ini. Kedatangan Alex hari ini pun, sebenarnya karena ia memenuhi undangan dari Dewo Rahmani, seorang pemuda blasteran yang belum lama ini dikenalnya dan pria ini baru saja membuka usaha di bidang hospitality sekaligus pemegang saham terbesar di dalam bangunan megah berlantai 40 ini. Mengingat kalau ayahnya berteman baik serta memiliki hubungan bisnis dengan pemuda ini, akhirnya Alex mengiyakan untuk memenuhi undangan Dewo yang menyelenggarakan pesta pembukaan untuk hotelnya sebagai perwakilan dari Winata Corp. Walaupun sebenarnya, ia segan untuk melakukannya tapi sayangnya, untuk sekarang, ia tak punya pilihan lain. Tapi bodohnya, ia melakukan sebuah kesalahan besar!!! Karena sama sekali tidak berpengalaman dalam urusan bisnis, ia jatuh dalam perangkap Dewo yang dengan sengaja menjebaknya dengan permainan menebak angka. Beberapa kali ia kalah dalam permainan ini dan setiap kali nilai dadunya lebih kecil dari para pemain lainnya, ia diharuskan untuk menenggak setengah gelas sloki minuman beralkohol. Sampai akhirnya, dalam keadaan mabuk, Alex mempertaruhkan seluruh aset yang dimilikinya termasuk saham yang ia miliki di dalam Winata Corp. Hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Ia kalah. Lagi. Malam itu ia terpaksa digotong ke dalam kamarnya dan langsung tertidur pulas dalam keadaan mabuk berat. Tapi untungnya, ketika ia bangun dan setelah minum obat pengar untuk mengurangi efek sakit kepalanya, otak Alex langsung mengingat semua hal bodoh yang ia lakukan kemarin malam. Dengan segera, ia lalu cepat-cepat mencari Dewo dan meralat semua ucapannya. Sampai akhirnya, mereka berdua sepakat untuk membuat sebuah surat perjanjian. Sebuah pernyataan kalau Alex dengan sukarela akan menyerahkan aset-asetnya jika dalam enam bulan berikutnya, saat Dewo menyelenggarakan pertarungan hacker internasional dan Alex kembali kalah telak dengannya. Tapi, jika Alex menang, Dewo yang akan menyerahkan kepemilikan saham dari kasino serta hotel ini kepada Alex. Alex setuju. Mereka berdua lalu saling berjabat tangan sebagai tanda kesepakatan. Enam bulan berikutnya… . Dua puluh enam minggu kemudian… Mereka berdua akan kembali bertemu untuk memenuhi kesepakatan tersebut. Sekarang, Alex sedang kebat - kebit untuk mencari seseorang yang sangat ahli. Seseorang yang bisa membantunya untuk mewakili dirinya dalam urusan ini. Hacking. Seseorang yang sangat licik dan lihai dalam semua permainan kartu serta bersedia untuk melakukan semua hal di bawah komandonya. Untuk itu, ia bersedia membayar. Berapapun harganya. Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Dengan sigap, Alex bangkit dari sofa dan menjawabnya. "Pak Alex!!! Kami menemukan orang yang Anda cari… " "Benarkah?? " "Ya, semua orang hanya mengenalnya sebagai Scarlet. Tapi tak ada seorangpun yang mengetahui identitas aslinya… " Alex mengangguk. "Kau tahu dimana lokasinya?" "Ya… " "Aku ke sana sekarang… " Sejam berikutnya, ia sudah berada di dalam perjalanan pulang menuju Indonesia. .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD