2 SCARLET

1266 Words
You know they got me trapped in this prison of seclusion Happiness, living on the streets is a delusion Even a smooth criminal one day must get caught Shot up or shot down with the bullet that he bought Nine millimeter kickin' thinkin' about what the streets do to me 'Cause they never talk peace in the black community All we know is violence, do the job in silence Walk the city streets like a rat pack of tyrants Too many brothers daily heading for the big pen Niggas comin' out worse-off than when they went in Over the years I done a lot of growin' up Getting drunk, throwin' up ……………………………………………………………. Jakarta, Indonesia Di dalam salah satu pasar tumpah yang cukup terkenal di ibukota, ada sebuah pojok yang tersembunyi serta keberadaannya hanya diketahui oleh segelintir orang. Sebuah pojok rahasia dimana terdapat sekelompok pria dan wanita yang berpakaian necis sedang duduk melingkar di beberapa meja di dalam sebuah ruangan khusus yang berbau pekat oleh asap rokok serta bau minuman keras lokal. Sementara beberapa orang pria yang bertubuh tinggi besar dan berwajah garang tengah berjaga di beberapa titik penting di dalam ruangan yang sama. Tidak ada yang istimewa yang terjadi di dalamnya kecuali sebuah fakta kalau di dalam ruangan tersebut tengah terjadi berbagai transaksi yang bernilai puluhan juta sampai milyaran rupiah dalam bentuk tumpukan chip poker serta lembaran kartu remi yang tengah ditumpuk dan dimainkan oleh para pemain di masing-masing meja. Ekspresi wajah mereka beragam. Ada yang datar, ada yang berkeringat dingin, ada yang senyum-senyum sendiri saat mengamati lembaran kartu yang tengah dipegangnya sekarang. Tapi hanya satu orang yang benar-benar tak terbaca raut wajahnya. Dan, terlepas dari semua kumpulan para penjudi tersebut, ia tengah melakukan sesuatu dengan laptop yang saat ini tengah berada di atas pangkuannya. Ialah Scarlet. Kedua matanya tetap awas mengamati susunan algoritma yang kini tengah berderet rapi di layar komputernya. Untuk para orang awam yang tak mengerti, deretan susunan angka dan binary tersebut hanyalah sekumpulan barisan tanpa sebab dan makna. Tapi tidak bagi wanita tersebut. Ia hanya sedang melakukan pekerjaannya seperti biasa. Mencuri data perusahaan. Meretas sekumpulan data rahasia yang harus ia kumpulkan sebelum tengah malam dan setelah beberapa jam berkutat di depan layar computer serta mengetik lincah di atas tuts keyboardnya, gadis itu mengetik tombol ENTER. Sedetik kemudian, laman muka sebuah perusahaan internasional pun terpampang jelas di sana. Ditambah dengan beberapa halaman tambahan berikutnya yang terbuka secara otomatis. Dengan sigap, Scarlet lalu mengeluarkan sebuah flashdish dari dalam sakunya serta memasukkannya ke dalam computer. Berikutnya, sebuah bar muncul di depan layar dan mulai menampilkan perpindahan data yang sedang terjadi. Setelah ia menunggu kurang lebih selama lima belas menit, transfer data itu selesai dilakukan. Gadis itu dengan tampang dingin lalu mencabut flashdisk dari plug-in dan menyerahkannya kepada salah satu pria yang dari tadi tengah mengamati dirinya. “Sudah selesai…” “Biayanya enam ratus juta, Tuan Simon…” Spontan, pria yang dipanggil sebagai Simon tersebut langsung tercekat kaget dan gelagapan tak percaya. “E…Enam ratus juta???” “Ini pemerasan!!! Dasar b******k!!” Tuan Simon lalu mulai mengangkat tangannya dan bersiap untuk melayangkan tinju ke arah wajah cantik nan datar tersebut. Tapi belum sempat tinju pria itu mendarat di tubuhnya, tangannya terhenti di udara oleh sebuah kekuatan yang lebih besar. Seorang pemuda tampan dengan sorot mata tajam dengan tubuh atletis berhasil menahan laju pukulan tersebut. “Apa ada masalah, Tuan??” tanyanya dengan suara sedingin es. “Ju...Juan Benito…..” desis pria itu dengan suara gemetar. “I…ini pemerasan. Biaya enam ratus juta hanya untuk memperoleh data rahasia dari perusahaan yang kuinginkan…” “Benarkah??” tanya pemuda yang dipanggil Juan tersebut. Sebuah senyum licik tersungging di wajah tampannya. “Tapi bukanlah perusahaan Anda akan memperoleh keuntungan sepuluh kali lipat dari data-data rahasia yang kami berikan kepada Anda malam hari ini, bukan?” Berikutnya, langsung terdengar bunyi tulang patah yang mengerikan dan suara jerit melolong kesakitan dari pria yang sama. Sementara salah satu tangan yang tadinya akan digunakan untuk menghajar sang ratu sudah terkulai tanpa daya ke sisi tubuhnya. Scarlet lalu berdiri dengan anggun. Menyibak rambut panjang indahnya ke belakang dan berkata. “Sudah malam. Sebaiknya aku pulang sekarang…” Pihak pengawal hanya mengangguk penuh hormat sementara Juan menyuruh salah satu pengawalnya “membereskan” seluruh transaksi tersebut termasuk memastikan jumlah uang cash yang mereka terima sesuai dengan kesepakatan. Scarlet sendiri langsung keluar melalui pintu belakang dan menaiki mobil Maybach hitam dengan kaca tak tembus pandang yang sudah disediakan untuknya. Tak berapa lama, Juan pun langsung menyusul sementara sepasang pengawalnya membawakan dua buah tas besar yang berisi uang cash yang segera dimasukkannya ke dalam mobil. Dalam kegelapan malam, mobil mewah itu lalu bergerak pelan menyusuri jalanan kota yang lengang sampai akhirnya memasuki sebuah rumah mewah bak istana. Juan sendiri langsung membawa dua tas besar tersebut dan meletakkannya di hadapan seorang pria tua yang masih tampak gagah di usianya yang tak lagi muda. Sekilas, wajahnya mirip aktor Sean Connery dari Inggris tapi auranya terasa lebih kejam dan menakutkan. “Bagaimana?” tanyanya pelan. “Seperti biasa, Ayah. Perjanjian bisnis kita berlangsung lancar...” kata Juan lagi. Nada bangga dalam suaranya tidak bisa disembunyikan. Sambil bersiul kecil, pria tua itu lalu menyuruh salah satu pengawalnya menghitung uang tunai melalui mesin penghitung otomatis yang ada di dalam ruang keluarga yang besar tersebut. Setelah jumlahnya genap, pria tua itu lalu memasukkan beberapa puluh gepok uang ke dalam sebuah tas ransel berukuran kecil. Sesosok gadis muda berwajah judes tapi menarik lalu muncul di dalam ruangan tersebut. Dengan rapi, ia lalu meletakkan gaun merah serta topeng yang dipakainya tadi di atas sofa. “Kerja bagus, Ana…” “Seperti biasa, kau memang bisa diandalkan…” “Aku hanya mengikuti perjanjian kontrak sesuai kesepakatan kita, Tuan Bertrand Benito…” Pria tua yang disebut Bertrand tersebut lalu melemparkan ransel berisi uang tunai itu ke arahnya dan langsung ditangkap dengan sigap oleh gadis bernama Ana tadi. “Juan sendiri yang akan mengantarmu pulang, Ana. Aku tidak mau sampai ada apa-apa dengan tambang emasku…” Juan mengangguk sementara Ana hanya bisa terdiam dengan wajah masam. Pelan, mereka berdua kembali memasuki mobil yang sama dan duduk berdampingan di kursi penumpang. Ana sendiri langsung membuang muka ke arah jendela sementara Juan mengamati wajah gadis yang sedang duduk di sampingnya ini dengan seksama sambil tersenyum kecil. Pelan, ia lalu menutup pembatas sehingga supir tidak bisa melihat mereka berdua. “Ana..” panggil Juan pelan. Spontan, Ana menoleh dan di saat yang sama, Juan langsung memagut bibir gadis cantik tersebut dengan sangat b*******h. “Hmmmphhhhhhmmmmm…” gumam Ana kaget dengan mata melotot lebar-lebar. PLAKKKK!!! Sebuah tamparan keras mendarat telak di pipi Juan. Untunglah, mobil tersebut kedap suara sehingga suara tamparan tersebut tidak sampai terdengar ke kursi pengemudi. “Dasar b******k!!!” desis Ana geram. Bibirnya sendiri masih setengah bengkak akibat ciuman panas tadi. Sementara Juan hanya terkekeh geli. Sama sekali tidak terpengaruh oleh tamparan telak yang dilayangkan ke wajahnya barusan. “Adriana Luvena, aku selalu menyukai sisi dirimu yang satu ini. Cantik, liar, keras kepala, dan terutama… masih perawan…” …………………………………………. Cuffed up Then I said I had enough There must be another route, way out To money and fame, I changed my name And played a different game Tired of being trapped in this vicious cycle If one more cop harasses me I just might go psycho And when I get 'em, I'll hit 'em with the bum rush Only a lunatic would like to see his skull crushed Yo, if you're smart you'll really let me go, G But keep me cooped up in this ghetto and catch the Uzi They got me trapped (Trapped by Tupac)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD