4 I'M NO LONGER THE SAME PERSON

854 Words
Diam. Sunyi. Ada kecanggungan yang aneh diantara kedua orang tersebut di depan meja kasir. Sementara gadis yang dipanggil "Adriana Luvena" tadi, hanya diam tak bergeming. Tapi kedua matanya menatap tajam pada sosok pemuda yang tadi dengan sangat pede menunjuk-nunjuk dirinya di tengah tatapan semua pengunjung toko. Alex kembali membuka mulutnya. Tapi sebelum ia kembali bersuara, gadis itu berkata. "Maaf, Kak. Anda salah orang… " Selepas ia mengucapkan kalimat terakhir tersebut, Ana cepat-cepat membayar es krim gelatonya, mengambil pesanannya dan segera keluar dari tempat tersebut. Tapi, ia kalah cepat. Alex buru- buru menyusul dan berhasil memegang pergelangan tangannya. "Ana… !! " panggil pemuda itu sekali lagi. Ana menoleh ke arahnya dengan muka tertekuk kusut dan wajah geram. "Mau apa lagi sih?? Bukankah sudah kubilang kalau kau tadi salah orang!! Masih keras kepala juga??!! " "Gue ga mungkin salah orang!! Apalagi kalau orang itu adalah satu-satunya rival gue waktu sekolah dulu. Satu-satunya orang yang bisa berdiri sejajar sama gue di semua perlombaan olimpiade se… " "Alexander Winata!!! " bentak Adriana keras-keras. Ia benar-benar jengah karena pemuda ini sama sekali tidak mau melepaskan dirinya. "Nah!!? Gue bener kan? Elu beneran Adriana Luvena dari SMU Bangsa Negara dulu kan? " kata Alex sambil menunjuk gadis di hadapannya ini dengan tawa penuh kemenangan. "Ok, gue emang Adriana Luvena. Tapi gue bukan lagi Adriana Luvena yang lo kenal dulu. Paham lo??!! Jadi, jangan pernah dekat-dekat sama gue lagi. Karena Adriana yang lo kenal dulu… " Ana lalu menghela nafas sejenak dengan berat hati sebelum kemudian melanjutkan… "Udah ga ada lagi di dunia ini.. " Alex langsung tercekat kaget saat mendengar pernyataan Adriana barusan dan tanpa sadar melonggarkan pegangan tangannya. Ana langsung menarik lepas tangannya dan segera melangkah pergi dari sana. Meninggalkan Alex yang masih termangu bingung dengan semua tindakannya. "Maaf, Lex. Tapi untuk sekarang, kita memang lebih baik begini. Aku juga tidak mau kalau nyawamu sampai terancam bahaya gara-gara diriku.... " desah Adriana pilu di dalam hatinya. Tanpa ia sadari, seluruh pergerakannya ternyata dikuntit oleh sebuah mobil hitam secara diam-diam. … . … .. … … . .. Kediaman Bertrand Benito Kamar tidur yang besar itu terasa panas dan sesak oleh uap gairah yang pekat dari sepasang tubuh yang tengah bergumul erotis di atas ranjang dan berlumur peluh. Desah mesra dan lenguhan nikmat terdengar bersahut-sahutan tanpa henti. Membuat gerah setiap telinga yang mendengarnya. "Tuan Juan… " Terdengar ketukan halus di pintu saat seorang pengawal berpakaian rapi melangkah masuk ke dalam kamar tersebut dan kemudian menunduk hormat. Raut wajah datarnya menunjukkan kalau ia sama sekali tidak terpengaruh dengan adegan m***m yang tersaji di depannya. Juan lalu menghentikan adegan bercintanya sejenak dan bertanya dengan suara malas. "Ada apa? " "Ada seorang pria yang mendekati nona Adriana barusan. Kelihatannya ia adalah teman lama Nona Ana… " Kedua alis Juan terangkat naik. Ada seseorang yang coba-coba mendekati gadis pujaannya. Hmm, menarik! " Terus awasi mereka berdua, Erik! Dan laporkan setiap pergerakan mereka kepadaku.. " Pria yang disebut Erik barusan lalu mengangguk sekali lagi dan langsung undur diri sambil kembali menutup pintu kamar. Sementara Juan kembali menenggelamkan wajahnya pada sepasang gunung kembar dan pelukan lengan mulus yang kembali memeluk dirinya di atas kasur. Kembali memacu adrenalin mereka berdua sampai ke puncak surga tertinggi. … … .,.............. Kediaman Keluarga Winata Alex menjatuhkan tubuhnya yang lelah di atas kasur dalam sekali hempasan. Hari ini, di awal bulan, ada beberapa rapat penting yang harus ia hadiri sebagai wakil CEO dari Winata Corp. Ayahnya yang sudah cukup berumur sekarang seringkali melibatkannya dalam berbagai 8urusan perusahaan karena diharapkan dalam waktu beberapa tahun ke depan, Alex bisa menjadi penerus dan sekaligus mengambil alih puncak kekuasaan dari Winata Corp. Akan tetapi, yang membuat kepalanya pusing bukanlah masalah perusahaan. Melainkan sikap dingin yang ditunjukkan oleh Adriana kepadanya tadi siang ketika mereka berdua tak sengaja bertemu. Sudah berapa lama ini? Alex lalu sibuk menghitung dengan kesepuluh jarinya. Genap tujuh tahun. Genap tujuh tahun ketika setelah insiden pesta ulang tahun Adriana yang ke 18 berubah kacau balau dan gadis itu mendadak hilang lenyap tanpa kabar. Tak ada seorangpun yang tahu kalau sebenarnya dari dulu Alex memendam rasa kepada gadis cantik tapi judes tersebut dan ia ingin menyatakan perasaannya setelah Ana selesai merayakan ulang tahunnya. Keesokkan harinya. Tapi apa daya, kericuhan mendadak yang terjadi malam itu, merubah semuanya. Alex kemudian teringat pada masa lalunya. Masa-masa ketika mereka berdua sering sekali dipasangkan berdua oleh pihak sekolah dalam berbagai kejuaraan maupun olimpiade nasional. Lalu, betapa seringnya mereka berdua memenangkan pertandingan-pertandingan tersebut walaupun mereka berdua memiliki karakteristik yang sangat bertolak belakang. Alex yang jahil dan ramah sementara Adriana sangat serius dan irit bicara. Tapi walaupun mereka berdua sering bersaing dalam berebut peringkat juara umum pertama di sekolah, saat bertanding, mereka berdua merupakan sebuah pasangan yang sangat kompak. Dan, betapa Alex sangat merindukan saat -saat itu seperti dulu. Betapa ternyata selama tujuh tahun belakangan ini, ternyata perasaannya terhadap gadis tersebut sama sekali tak pernah berubah. Malah semakin dalam. Terlebih saat ia melihat Adriana kembali hari ini. Kali ini, Alex tidak akan membiarkan gadis tersebut menghilang untuk kedua kalinya. "Adriana, aku tidak akan melepasmu lagi… " katanya sambil memandang langit-langit kamarnya sendiri. Sebuah tekad sekeras baja muncul perlahan di dalam hatinya.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD