Part 02. Sampai Jakarta

1080 Words
Di dalam Bus seorang gadis cantik sedang duduk memeluk tas ransel miliknya. Nessa kini masih berada di dalam bus. Perjalanan yang panjang membuatnya lelah. Namun tak menyurutkan niatnya untuk mencari kakak kandungnya. Tak lama kemudian bus yang di tumpangi Nessa sudah sampai di terminal Jakarta. "Terminal! Terminal!" "Sudah sampai, ayo turun - turun." Kata supir bus itu, menyuruh semua penumpang untuk turun. Kemudian semua orang yang ada di dalam bus itu turun, begitupun dengan Nessa, gadis itu kini juga turun dari Bus. Setelah turun, Nessa kini berjalan keluar dari terminal, gadis itu sedikit bingung karena ia tidak mengenal siapapun di kota ini. Gadis itu hanya bermodal tekat untuk mencari kakaknya. Yang Nessa tahu terakhir kakaknya bilang ia berada di daerah ini, itulah kenapa Nessa akan mencarinya di sini. 'Apa yang harus aku lakukan.' batin Nessa dalam hati. 'Lebih baik aku mencari tempat tinggal di daerah sini.' batin Nessa. Kemudian Nessa melangkah mencari sebuah rumah untuk ia tinggali selama ia berada di Jakarta mencari kakaknya. Kini Nessa terus saja melangkahkan kaki tanpa arah dan tujuan. Kaki gadis itu menyusuri pinggir jalan raya kota Jakarta. Banyak sekali mobil yang lalu lalang di jalan raya ini. Asap kendaraan bermotor dan mobil yang lewat membuat Nessa terbatuk. "Uhuk," mengibaskan tangan di depan wajahnya. Setelah berjalan sangat lama, namun gadis itu belum juga menemukan tempat kos untuk ia tinggali. "Ya, Allah, apa yang harus aku lakukan?" gadis itu bicara sendiri. Rasa lelah kini Nessa rasakan, karena tanpa Nessa sadari ia sudah berjalan begitu jauh. 'Aku harus istirahat dulu, rasanya kakiku sudah tidak kuat lagi.' gumam Nessa dalam hati. Mata Nessa kini melihat bangku taman di pinggir jalan raya, kemudian ia segera berjalan ke arah bangku itu dan segera ia duduk di sana. "Alhamdulillah." ucap Nessa, gadis itu bicara sendiri. Setelah duduk kini Nessa menaruh tas ransel di sampingnya, dan juga tas besarnya ia taruh di bawah bangku. Nessa kini memijat kakinya yang lelah. Setelah beberapa saat gadis itu beristirahat, kini saatnya ia kembali berjalan mencari tempat tinggal baru untuknya. Gadis itu kini kembali berjalan menyusuri jalanan Ibu kota Jakarta. Tak lama kemudian mata Nessa kini melihat sebuah papan bertuliskan (Rumah ini di kontrakan) Mata Nessa membulat saat melihat papan bertuliskan itu. Kini Nessa sangat senang, lalu gadis itu berjalan menuju sebuah rumah sederhana yang akan ia kontrak. Tok Tok! Nessa mengetuk pintu rumah sebelah yang bertuliskan di kontrakan itu. Tak lama kemudian keluar seorang ibu muda dari dalam rumah itu. "Ada apa mbak, mau cari siapa?" tanya wanita itu pada Nessa. "Maaf, bu saya mau tanya soal rumah yang ada tulisannya di kontrakan itu, apakah betul rumah itu boleh di kontrak?" tanya Nessa pada ibu itu. "Iya betul mbak, kalau mau ngontrak mari saya antar mbak ke rumah Pak Haji, karena semua rumah dan kontrakan ini milik beliau." Kata wanita itu. "Oh iya bu, iya." ucap Nessa. Kemudian kini Nessa mengikuti langkah kaki ibu itu yang akan mengantarnya ke rumah Pak Haji. Tak lama kemudian kini mereka berdua sudah sampai di rumah Pak Haji pemilik kontrakan itu. "Selamat sore pak haji, ini ada orang akan ngontrak rumah pak haji." ucap wanita itu pada pak haji. "Oh, iya, iya, mari silahkan duduk." Pak Haji menyuruh Nessa duduk. "Kalau begitu saya pamit dulu pak haji, mbak, permisi." ucap wanita itu pamit pada Pak Haji dan Nessa. "Iya, bu terima kasih sudah mengantar Nessa." ucap Nessa pada ibu yang mengantarnya tadi. Kemudian setelah pamit wanita yang mengantar Nessa tadi, pergi kembali ke rumahnya. "Ada apa si Eneng kemari?" tanya Pak Haji pada Nessa. Kemudian Pak Haji menyuruh Nessa untuk duduk. "Duduk dulu Eneng ." lanjut pak haji. Setelah pak haji mempersilahkan Nessa duduk, Kemudian kini gadis itu duduk dan mulai mengutarakan niatnya untuk mengontrak rumah milik pak haji. Setelah mereka berdiskusi kini ahirnya mereka setuju dengan syarat yang pak haji ajukan. Rumah harus dibayar setiap bulan dan harus dibayar di awal. Nessa-pun kini menyetujui peraturan yang dibuat oleh pak haji pemilik rumah kontrakan itu. Setelah Nessa membayar uang sewa kontrakan, kemudian pak haji memberikan kunci rumah itu pada Nessa. "Ini Eneng kunci rumahnya, mari saya antar." ucap Pak Haji, kemudian dia mengantar Nessa ke rumah kontrakan yang akan Nessa tinggali. Tak lama kemudian kini mereka sudah sampai di rumah yang sudah di sewa oleh Nessa. ***** Di tempat lain, di sebuah cafe. Dua orang sedang duduk berhadapan, Daniel dan Adellia kini sedang berada di cafe. "Del, bagaimana?" tanya Daniel pada Adellia. "Apanya yang bagaimana lagi Niel?" tanya Adellia, gadis itu tidak menjawab pertanyaan Daniel, ia malah balik bertanya. "Itu Del, kesepakatan kedua orang tua kita, aku tidak enak sama Revan." ucap Daniel. Sedangkan Adellia hanya diam dan meminum minuman yang ada di depannya. "Del." ucap Daniel lagi. "Aku sih, tidak terlalu memikirkan semua itu Niel." ucap Adellia. "Terserahlah." ucap Daniel pasrah, pria muda itu kini mengembuskan napas kasar. Ia merasa tidak puas dengan jawaban yang di berikan Adellia padanya. ***** Di dalam kamar kini Nessa mulai membereskan baju miliknya ke dalam lemari yang sudah disediakan di rumah kontrakan yang Nessa sewa. Walaupun rumah kontrakan ini Kecil tapi cukup kalau untuk dia tempati sendiri. Di dalam rumah kontrakan itu hanya ada satu kamar, Ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Nessa sudah sangat beruntung bisa mendapatkan rumah kontrakan sebelum malam hari tiba. Entah apa yang akan terjadi kalau dirinya belum mendapatkan rumah untuk tidur malam ini. Karena ini hari pertama Nessa berada di Jakarta, Nessa tidak kenal dengan siapapun di sini. Gadis itu hanya bermodal nekat untuk mencari kakak kandungnya, seperti amanat neneknya dulu sebelum meninggal. Nenek Nessa ingin sekali Nessa bisa bersama dengan saudara laki-laki satu - satunya yang Nessa miliki, itulah yang membuat Nessa nekat mencari keberadaan Varrel kakak kandungnya yang berada di Jakarta, walaupun Nessa tidak tahu arah dan tujuannya, tetapi gadis cantik itu yakin kalau suatu saat nanti ia akan bisa bertemu dengan kakak kandungnya, Nessa sangat yakin kalau Tuhan pasti membantu dirinya. Tak terasa hari sudah malam, setelah Nessa membereskan semua bajunya, kini ia mulai mengantuk, mata gadis itu sudah tidak bisa ia buka lagi, padahal saat ini perut Nessa sedang sangat lapar, karena dari tadi siang ia belum juga mengisi perutnya dengan makanan. "Lapar sekali, tapi tidak ada makanan." mengusap perutnya yang lapar. Kini Nessa tidur dengan menahan lapar di perutnya, gadis itu sangat lelah dan mengantuk, hingga rasa kantuknya mengalahkan rasa lapar yang ada di dalam perut Nessa. Tak lama kemudian kini Nessa sudah tertidur dengan sangat pulas karena seharian ini ia melakukan perjalanan yang sangat jauh antara Semarang dan Jakarta untuk mencari kakak kandungnya. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD