Part 03. Di Hianati

1204 Words
Suasana malam hari ini di dalam pesawat. Revan sangat bahagia, karena rencana perjalanan yang di perkirakan sekitar satu bulan, namun ia sudah menyelesaikan pekerjaannya hanya kurang dari tiga minggu saja. Tak terasa sudah dua minggu lebih Revan berada di luar negeri. Setelah urusan bisnis selesai, dan hari ini saatnya Revan pulang kembali ke Indonesia. Harapan cinta Revan pada Adellia yang semakin besar membuat pria muda itu sudah tidak sabar lagi untuk segera pulang ke Jakarta dan segera bertemu dengan Adellia kekasihnya. Di dalam hati Revan ia ingin sekali segera menikah dengan Adellia, karena sudah hampir lima tahun lebih mereka berpacaran secara resmi. Di dalam pesawat, Revan sudah tidak bisa membendung lagi rasa bahagia yang kini telah memenuhi relung hatinya, Adellia gadis yang sangat cantik dan modis, berambut lurus sebahu itu yang sudah mencuri hati Revano Aditya Ardani. "Lama sekali pesawat ini landing, rasanya aku sudah tidak sabar lagi untuk bertemu denganmu Adellia." ucap Revan, ia berbicara sendiri di dalam pesawat. Tak lama kemudian, pesawat yang Revan tumpangi sudah mendarat. Semua penumpang mulai turun dari pesawat, begitupun dengan Revan, pria muda itu berjalan keluar sembari tersenyum. Revan menelepon Roy asisten pribadi keluarga Ardani. "Halo, Roy, jemput saya di bandara sekarang." [Siap bos.] ucap Roy dari seberang sana. Kemudian Revan mematikan sambungan teleponnya. Tak lama menunggu, akhirnya Roy datang menjemput Revan atasannya. "Selamat malam bos," sapa Roy asisten pribadi keluarga Ardani. "Lama banget sih jemputnya," ucap Revan, kini ia melempar tas kerja dan kopernya pada Roy. Lalu Revan berjalan meninggalkan Roy yang sedang kesusahan membawa koper milik Revan bosnya. Revan dan Roy sudah berada di dalam mobil, kini mobil hitam itu melaju membelah jalanan ibu kota Jakarta. Setelah beberapa saat melakukan perjalanan, akhirnya mereka sudah dekat dengan sebuah perumahan mewah. "Roy kita jangan langsung pulang ke rumah ya, kita mampir sebentar ke rumah Adellia, saya ingin sekali bertemu dengan dia." ucap Revan, pria muda itu sangat merindukan Adellia kekasihnya. Karena sudah hampir tiga minggu ini mereka tidak pernah bertemu. "Eh, anu bos, anu eh." ucap Roy bingung. "Kamu kenapa sih Roy, aneh." Kata Revan. Ia sedikit curiga dengan Roy asisten pribadi keluarganya. "Jangan pulang ke rumah Roy, saya mau mampir dulu ke rumah Adel." ucap Revan lagi. Namun tak di indahkan oleh Roy. Roy tidak menjawab, ia malah melewati arah rumah Adellia. Revan yang menyadari itu langsung saja berdiri dan menarik Roy dari belakang. "Roy, arah rumah Adellia belok ke kiri bukan lurus, kalau lurus arah rumah kita." ucap Revan, mengingatkan Roy, Revan mulai sedikit curiga dengan asisten pribadinya itu, karena biasanya dia selalu menurut apapun yang diperintahkan tetapi tidak dengan hari ini, kali ini Roy juga sedikit mencurigakan. "Berhenti Roy, atau lo mau gue pecat!" ancam Revan, kali ini Revan benar-benar marah pada Roy. "Ma-maaf bos." Roy hanya mengucapkan kata maaf saja, namun ia terus saja melajukan mobilnya ke jalan arah pulang kerumah. Revan sudah tidak sabar lagi, tak lama kemudian mereka sudah sampai di halaman rumah Revan, Roy turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil belakang untuk Revan bosnya. Dan dengan cepat Revan menyambar kunci mobil yang berada di tangan Roy, tanpa Roy sadari kunci mobil itu kini sudah berpindah di tangan Revan. "Roy, bawa tas ini ke atas." ucap Revan menyuruh Roy membawa tasnya ke kamar Revan. Setelah Roy masuk ke dalam rumah, Revan langsung saja pergi dengan membawa mobil tadi, setelah beberapa langkah Roy masuk ke dalam rumah, Roy kini mendengar suara mobil di luar rumah. Saat mendengar suara mobil, Roy langsung saja berlari ke luar dan ternyata benar Revan sudah pergi dengan membawa mobil. "Ah, sial, Bos besar bisa marah nanti." ucap Roy, ia bicara sendiri saat melihat Revan pergi. Kemudian Roy mengambil ponsel yang ada di saku celananya, dan segera ia menghubungi seseorang. "Halo, Bos, tuan Revan kabur bos." ucap Roy, dan langsung saja laki-laki itu mematikan sambungan teleponnya. ***** Di sisi lain Revan sedang melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, mobil itu berjalan membelah jalanan ibu kota Jakarta. Tak lama kemudian Revan sudah sampai di depan rumah Adellia, suasana di dalam sana begitu ramai, banyak mobil yang terparkir di jalan dan halaman rumah Adellia. 'Apa ada pesta di sini?' batin Revan dalam hati, laki-laki muda itu menghentikan mobilnya di pinggir jalan, kemudian ia keluar dari mobil, kini Revan berjalan masuk ke halaman rumah Adellia, ternyata benar, di rumah Adellia sedang ada pesta. "Seperti pesta besar?" ucap Revan, pria muda itu bicara sendiri. Revan berjalan masuk ke dalam rumah Adellia, mata pria muda itu terus saja mencari keberadaan sang tuan rumah, Adellia gadis cantik yang selalu ada di dalam pikiran Revan setiap waktu. Rasa rindu Revan sangat besar untuk Adellia. "Di mana Adellia?" lagi- lagi Revan bicara sendiri. Setelah Revan masuk ke dalam rumah beberapa langkah, tiba-tiba saja ia menghentikan langkah kakinya. "Selamat malam, Tuan, Nyonya dan para tamu undangan sekalian, hari ini adalah hari pertunangan Nona muda Adellia dan Tuan muda Daniel, mari kita ucapkan selamat kepada mereka berdua." ucap seorang MC yang ada di pesta itu. Sedangkan Revan yang mendengar semua itu masih seakan tak percaya, Daniel adalah sahabatnya sedangkan Adellia adalah kekasihnya, tapi kenapa mereka bertunangan? Revan masih tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya, kemudian Revan kembali berjalan mencari di mana keberadaan Daniel dan Adellia sekarang. Mata Revan kini tertuju pada seseorang pria dewasa yang juga ada di dalam pesta ini. Ya pria dewasa itu adalah tuan Ardani ayah Revan, kini mereka berdua ayah dan anak saling bertatap mata, ada rasa benci yang Revan rasakan, kenapa ayahnya sendiri menghadiri acara ini? itu artinya ayah Revan tahu tentang semua ini, tapi kenapa dia tidak memberi tahu Revan anaknya?. Sesaat setelah ayah dan anak itu bertatap mata, Revan menggelengkan kepalanya, sedangkan tuan Ardani menatap peduli pada Revan anak laki-laki satu-satunya. Setelah itu Revan melanjutkan langkahnya, dia masih belum puas karena dia belum melihat Adellia. Revan terus saja berjalan mencari Adellia, hingga ia menabrak tamu undangan, dan beberapa orang mengumpat padanya, tetapi semua itu tidak Revan indahkan. Setelah beberapa langkah kini tiba-tiba saja langkah Revan berhenti, mata pria muda itu kini melihat seorang wanita cantik memakai gaun pesta panjang berwarna putih, gadis itu nampak sangat cantik seperti seorang pengantin, sedangkan di depannya ada seorang pria muda yang memakai jas berwarna senada. Mereka berdua nampak serasi saat berdansa. Ya, gadis itu adalah Adellia dan pria muda itu adalah Daniel. Revan masih tidak percaya dengan semua ini, pria muda itu kini melanjutkan langkahnya menuju ke arah Daniel dan Adellia. Tak lama Revan sudah berada tepat di belakang kekasih dan sahabatnya. Revan menatap tak percaya dengan semua ini, pria muda itu hanya berharap semua ini adalah mimpi buruk, Revan yang baru saja pulang dari luar negeri kenapa ia pulang jadi seperti ini. "Rev-Revan." ucap Daniel lirih, saat pria itu melihat Revan sahabatnya. Sedangkan Adellia yang melihat Revan malah biasa saja. Daniel melepaskan pelukan Adellia dan dia melangkah ke arah Revan. Namun Revan malah melangkah pergi, Daniel masih mengejar Revan tetapi Revan sudah melangkah jauh keluar dari rumah ini. "Revan!" seru Daniel di depan pintu, saat Revan berjalan keluar dari halaman rumah Adellia. "Maafkan aku Revan." ucap Daniel lirih. Sedangkan Adellia yang kini berada di belakang Daniel. Malah menyuruh Daniel untuk masuk ke dalam rumah. "Sudahlah sayang, ayo masuk." ucap Adellia pada Daniel sahabat Revan yang kini sudah resmi menjadi tunangannya. *****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD