Kamu Tega Melakukan Itu Di Belakangku, Mas!

1336 Words
“Apa kamu sudah gila?!! Berani-beraninya kamu melakukan itu di belakangku, Erwan!” BRAKK!!! Erwan menggebrak meja di depannya dengan keras saat Amanda menyampaikan bentuk kekesalan kepada dirinya beberapa detik yang lalu. “Amanda, lancang sekali kamu. Tidak ada yang berhak mengatakan hal seperti itu kepadaku.” Erwan masih berusaha untuk mengendalikan nada bicaranya, juga turut memberikan senyum palsu kepada Amanda yang masih menampilkan wajah tak bersahabat itu. “Erwan ....” “Kamu juga seharusnya memanggilku dengan panggilan Mas Erwan. Sejak kapan mulut kamu selicin itu untuk memanggil namaku?” Erwan berjalan mendekati Amanda yang berdiri di depan meja kerjanya. Tampak wanita paruh baya berparas manis itu masih memberikan tatapan yang begitu tajam kepada Erwan. Lelaki paruh baya itu tersenyum. Jemarinya mengelus sudut rahat Amanda sejenak. “Sebaiknya kamu sarapan.” “Mas Erwan ....” Amanda menelan air ludahnya dengan berat. Tatapan Erwan seperti ini sedikit menahan amarahnya. Meskipun rasanya semua emosi yang terakumulasi di d**a Amanda seakan hampir meledak. “Sudah, kamu tidak perlu ikut campur Amanda.” “Aku ini istrimu, Mas. Tidak seharusnya kamu tega melakukan itu kepadaku.” “Apa maksudmu? Aku sudah melakukan yang terbaik, Amanda. Sudah daridulu kamu tidak seharusnya ikut campur tentang semua urusanku. Kamu lihat, semuanya tetap baik-baik saja. Dominico Corp tetap berjalan dengan sangat mulus.” “Tapi tidak denganku, Mas! Tidak baik denganku.” “Amanda, cukup!!” Kali ini tatapan Erwan lebih mengerikan. Lelaki paruh baya itu mengeraskan rahangnya. Nada bicaranya sudah meninggi dan ia mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk meyalurkan sedikit emosi yang juga terkumpul di dalam dadanya yang hampir sesak. “Keluarlah dari ruangan ini selama aku masih minta dengan cara baik, Amanda.” “Mas, kenapa kamu tega lakukan ini. Sudah cukup kesabaranku mengetahui bahwa kamu memiliki hubungan dengan perempuan hina bernama Erna itu. Haruskah kamu bawa juga anak haram itu untuk masuk ke dalam keluarga Dominico?” “Amanda ....” “Atau jangan-jangan, akan ada anak haram lain lagi yang akan kamu bawa juga?!!” “AMANDAA!!” PLAKKK!!! Satu tamparan keras sukses membuat Amanda hampir terjatuh. Namun wanita paruh baya bertubuh langsing itu masih bisa bertahan. Ia memegang pipinya yang terasa sangat pedih itu, namun tetap memaksa senyumnya kepada lelaki yang sudah menjadi suaminya selama puluhan tahun ini. Ia memejamkan kedua matanya sejenak, menarik napas dengan kuat, sebelum akhirnya kembali melihat ke arah lelaki itu lagi. “Pertama kali dalam pernikahan kita, kamu melakukan ini kepadaku, Mas. Demi dia .... Cih...” Amanda mendesis kesal. “Itu peringatan keras bagi kamu juga, agar jangan pernah lagi melakukan hal seperti ini lagi kepada suami kamu, Amanda. Saya adalah kepala keluarga di sini. Saya tau yang terbaik untuk keluarga ini.” “Atau untuk dirimu saja, Mas?” “Amanda ....” Erwan menghela napasnya dan memejamkan kedua matanya sejenak saat mendengar kalimat sindiran keras dari Amanda. “Pernahkah kamu memikirkan perasaanku, Mas? Saat kamu tidur dengan perempuan lain? Saat kamu membawa anak haram itu? Pernahkah kamu memikirkan apa yang aku rasakan sekarang?” “Apa kamu punya solusi lain? Apakah kamu bisa ....” “Mark .... Our beloved son. Until that b***h, that b***h had stolen my man, also my son’s name.” “Aku sudah memikirkan banyak cara dan inilah cara yang terbaik, Amanda. Kamu hanya perlu percaya dengan apa yang aku lakukan. Semua akan berjalan seperti rencana.” “Itu rencanamu, Mas. Bisakah kamu tidak memikirkan semuanya hanya demi perusahaan? Bisakah kamu memikirkan semuanya untuk keluarga kita? Untuk anak kita, untuk diriku, Mas?” “Ini adalah cara terbaik—“ “Haruskah dia? Kita masih punya anak. Dan kamu malah memberikan kesempatan kepada anak haram itu?!” “Apa yang bisa kamu harapkan? Apa kamu pura-pura buta melihat apa yang sudah terjadi? Apa kamu mau melemparkan harapan Dominico Corporation kepada Alexa? Aku tidak akan membiarkan hal itu, Amanda. Ini bukan hanya tentang keluarga kita. Ini tentang banyak keluarga yang mencari nafkah di bawah Dominico Corporation.” “Kamu bahkan tidak memberikannya kesempatan untuk memperbaikinya.” “Sudah terlalu banyak kesempatan yang aku berikan. Aku tidak bisa melihatnya bermain-main lagi dalam hidup ini, Amanda. Kalau saja Mark tidak seperti itu, kalau saja Alexa tidak bersikap seperti ini, apakah kamu pikir aku bisa berpikir jalan ini? Apa kamu siap dengan semua hujatan di luar sana saat mereka mengetahui semuanya?” “Tapi kenapa harus anak haram itu?! Kenapa harus dia? Kamu bahkan belum mengenal dia sama sekali.” “Kamu salah. Kamu pikir aku akan tinggal diam begitu saja dengan darah dagingku?” “Mas Erwan! Teganya selama ini kamu—“ “Kamu tenang saja, Amanda. Aku tidak akan mentah langsung menarik dia untuk melanjutkan posisiku. Akan kupastikan kalau dia adalah sosok yang memang capable untuk hal ini. Untuk Alexa, kamu tidak perlu khawatir, tentu saja aku sudah menyiapkan hal tersendiri. Dia tetap anakku, Amanda. Tapi Mark, dia juga anakku, Amanda.” “Mas .... Aku mohon ....” “Aku hanya meminta kamu untuk bekerjasama. Seperti yang sudah kamu lakukan selama ini. Juga, tolong pastikan kalau Alexa sudah benar-benar mengikuti aturan yang kutetapkan.” Amanda menelan air ludahnya dengan berat. Ia menundukkan wajah manisnya. Lelaki paruh baya di depannya ini benar-benar tidak bisa menerima semua keluh kesahnya. “Aku ada janji main golf sama Pak “Aku ada janji main golf sama Pak Yaga sebentar lagi. Jangan lupa untuk menyiapkan kado ulang tahun untuk istri Pak Yaga minggu depan. Pastikan kalau kamu mendapatkannya dengan sempurna.” Erwan memegang kembali sisi wajah Amanda. Lalu perlahan ia memberikan kecupan kilat pada kening istrinya itu dan membelainya dalam senyuman tipis. Lalu lelaki itu keluar, meninggalkan Amanda yang tidak sanggu lagi mengeluarkan kata melalui bibirnya untuk saat ini. Lelaki keras kepala sungguh memiliki pendirian yang sangat tangguh. Selama ini, Amanda selalu mengikuti semua ucapan suaminya. Ia tidak pernah semarah ini kepada Erwan. Bahkan saat lelaki itu berulang kali kedapatan bermain di belakangnya. Bahkan sampai Amanda mendengar, kalau ada anak yang dihasilkan dari hubungan terlarang itu. Amanda masih menerimanya karena saat itu Erwan langsung meninggalkan semua perempuan itu dan kembali bersama Amanda. Tanpa anak, hanya Erwan saja. Bagi Amanda, itu sudah cukup bisa memaafkan perbuatan Erwan. Tidak pernah terbesit sama sekali dalam benak Amanda jika lelaki ini bisa sampai membawa anak hasil hubungan terlarang itu, untuk menjadi bagian dari keluarga Dominico. Darahnya memuncak saat mengetahui berita mengejutkan ini. “I won’t let it be easy. It’s not gonna be easy.” *** “Istirahat kali, Mark,” ucap Elton yang memberikan segelas jus jeruk kepada sahabatnya itu. “Thanks, bro. Tau aja gue lagi haus.” “Gue melihat ambisius temen gue meningkat drastis nih.” “Yah, no choice. Lo mau hidup miskin lagi?” “Gila, lo. Mana mau gue. Gue rela bantuin olah data lo semuanya. Lo kunci permata gue, Mark.” “Lebay banget, lo.” “Apalagi setelah satu tamparan itu, ya?” “Yah, gue juga nggak bisa nyalahin dia sih, pas gue tau dia itu adalah istri dari Pak Erwan.” “Pak Erwan, ngomong bokap kenapa sih?” “Belum, El. Selama gue masih gini, gue belum layak dipanggil sebagai anggota keluarga Dominico.” “Gue bisa bayangin sekilas gimana gersangnya saat lo masuk ke rumah megah itu. Maksud gue, suasananya.” “Setidaknya lebih baik daripada di kosan gue, ‘kan?” “Damn true!” “Gue cuma penasaran, kenapa akhirnya gue yang dipanggil ke sini.” “Nanti kita kudu pelajarin histori Dominco family lebih lanjut. Pasti ada alasan kuat untuk seorang konglomerat Erwan Dominico manggil anak kampung kayak lo, Mark.” “I guess so.” “Just make it right, keep going. You got my back, Mark.” *** Amanda tengah mengenakan masker di wajahnya, berharap dengan masker ini, pedih pada pipinya akibat tamparan Erwan dapat segera mereda. Ia menatap dirinya di kaca dan tersenyum sinis. Seketika, ponselnya berdering. Ia mengangkat panggilan itu. “Halo,” ucap Amanda menjawab panggilan itu. “Yes, diam saja sekarang. Namun pastikan kamu tidak melewatkan satu kedipan pun.” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD