Chapter 1 || Prolog

494 Words
Di suatu malam di kediaman keluarga Wiguna. "Pah Bunda ada yang mau Rere sampaikan kepada kalian berdua. Bisa kita ngumpul di ruang keluarga?" ucap Renata saat masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya. "Mau ngobrol apa Kak?" tanya Dito yang tengah melepaskan dasinya yang melilit indah di kemejanya. "Ada hal penting yang mau Rere ungkapin sama Papa dan Bunda. Rere tunggu di bawah ya." "Mau ngobrolin apaan sih Kak? Kok serius amat sih." ucap Abel sang bunda. "Pokoknya kalo bunda kepo ayok turun ke bawah. Rere tunggu di bawah ya. Rere mau ke kamar Kakang sama Rafli juga." "Oke sayang. Papa mau mandi dulu ya. Nanti Papa menyusul." "Oke Pah." Renata berjalan menuju kamar adik kembarnya Rafka dan Rafli. Ia mengatakan hal yang sama kepada si kembar, lalu turun terlebih dahulu menunggu Papa, bunda dan kedua adiknya untuk bergabung dengannya di ruang keluarga. Maklumlah apa yang akan Renata katakan kepada semua keluarganya itu pasti sangat mengejutkan. Renata sudah bisa membayangkan apa yang akan Papa dan Bundanya ucapkan nanti dan ia sudah memiliki jawaban untuk itu. Satu persatu anggota keluarganya duduk di ruang keluarga. Tinggal sang Papa yang masih mandi. Setelah semua keluarga lengkap barulah Renata mengungkapkan keinginannya. "Papah, Bunda, Rafka dan Rafly aku mau bilang sesuatu yang penting sama kalian semua." ucap Renata sambil menatap satu persatu wajah keluarganya. "Bicara apa sih Kak? Dari tadi bilang mau bicara mulu tapi ngga bicara bicara." ucap Abel sang mama. "Sabar donk Bunda. Buru buru amat." "Ya udah buruan. Kamu mau bilang apa. Awas aja kalo ngomongin yang ngga penting dan aneh-aneh. Mendingan Bunda tidur di kamar." "Rere yakin ini sangat penting. Terutama untuk hidup Rere di masa depan." "Elo hamil kak?" Celetuk Rafly membuat Renata melemprnya dengan bantal. Ia mengaduh. "Amit amit!" ucap Renata, Abel dan juga Dito berbarengan. "Adek jangan bicara sembarangan. Omongan adalah doa." Hardik Dito kesal. "Iya iya..." Apapun yang berhubungan dengan sang putri sulung, Dito papanya selalu membela. "Cukup. Dengerin aku bicara." "Aku mau pindah ke New York." ucap Renata membuat semua keluarganya terdiam. "Pah, maaf. Rere ikut tes itu dan Rere lolos jadi salah satu tim media yang di kirim sebagai program pertukaran dokter ke New York selama 1 tahun." "APA?!" Pekik Dito kaget. "Ngga! Kamu ngga akan kemana-mana Renata. Siapa yang ijinin kamu ikut tes itu? Papa ngga akan ijinin kamu pergi." ucap Dito menentang. *** Apa yang akan terjadi selanjutnya? Di tunggu aja notifnya ya ? Jangan lupa tap ❤️ untuk ceritanya biar makin semangat update. Btw ini masih slow apdet ya karena mau fokus ke Anggita dan Abel Dito dulu. See you gaiiissss ??
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD