Sinar matahari pagi yang begitu terik menerobos masuk ke dalam kamar Jay melalui jendela kamar yang tak ditutup gordengnya hingga membuat salah satu dari dua insan yang sedang bergelumul dalam selimut itu menyipitkan matanya lalu membukanya perlahan. Ia menatap wajah damai yang berada di dadanya masih memejamkan matanya dengan rapat. Sontak sudut bibirnya terangkat membentuk senyum kecil nan tulus, akhirnya ia bisa menatap wajah damai istrinya ketika tidur di setiap bangun dan tidurnya. “Sa, bangun Sa. Hari sudah pagi. Apa kamu mau seharian berada di sini?” bisik Jay dengan lembut, ia mencoba untuk membangunkan Asa. Asa terlihat bergerak gelisah dalam tidurnya. Namun, ia masih enggan untuk membuka matanya. “Eungg, 10 menit lagi Om,” bukannya bangun, Asa malah semakin mengencangkan pelukan

