Pagi ini Jay terlihat baru saja turun dari lantai 2 sembari menenteng tas kerjanya. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang makan untuk memulai sarapan. “Pagi Om!” sapa Asa dengan ceria. Ia terlihat masih sibuk menata sarapan pagi ini ke atas meja. “Iya, Pagi.” Jay langsung mengambil duduk di salah satu kursi lalu memulai sarapannya duluan. Selang beberapa menit kemudian, Asa ikut sarapan bersama Jay. “Bagaimana dengan kakimu? Apa sudah mendingan?” tanya Jay yang tampak melirik Asa sesekali. “Udah mendingan kok Om. Makasih ya untuk obatnya semalam.” “Hm,” Jay hanya menjawab dengan gumaman kecil. Asa terlihat memperhatikan raut wajah Jay yang tidak pernah berubah itu. Ia selalu setia memasang wajah dingin tanpa ekspresinya. Memang benar-benar orang yang kaku. Sekian detik kemudian, Jay

