Tatapan mataku lurus keluar jendela, melihat pepohonan dan jalanan yang terhampar di samping rumah ini. Aku sedang berada di dalam kamarku di rumah Mama, malam tadi aku pergi meninggalkan rumah yang biasa aku tempati dengan Mas Damar. Setelah teriakan Alesha dan Mas Damar masuk kedalam kamar itu, aku sempat mendengar perdebatan mereka. Namun setelahnya aku malah mendengar suara-suara kenikmatan bersahutan dari dalam sana. Hatiku sakit, aku tidak bisa menahan diri untuk tetap di rumah it. Setelah mengirim pesan singkat ke nomor Mas Damar, aku keluar rumah dan berkendara menuju rumah Mama. Mama tampak khawatir melihatku malam-malam datang sendirian. Namun aku tidak ingin membuat wanita yang sudah melahirkan diriku itu khawatir. Aku berpura-pura baik-baik saja dan langsung masuk ke kamar.

