Dengan kasar kuhapus air mataku, kenapa Mas Damar melakukan ini padaku. Apa dia ingin memberitahu padaku jika dia juga terluka. Kembali aku berjalan menuju wastafel dan merapikan wajahku, semoga tidak ada yang menyadari jika aku habis menangis. "Lama amat di kamar mandi," tanya Ziva begitu aku kembali duduk bersama mereka. "Sakit perut," jawabku pelan sambil memegangi perutku. "Kamu gak habis nangis kan?" tanya Ziva menyelidiki. "Apa aku terlihat seperti habis menangis?" Aku balik bertanya. "Aku rasa begitu," jawab Ziva kesal. Dia masih tidak suka saja dengan apa yang aku lakukan, membiarkan Mas Damar menikahi Alesha. Sejak dari kamar mandi, aku hanya diam saja. Aku juga enggan menatap ke arah kedua pengantin itu berada. Banyak aku habiskan waktu untuk bercanda dengan kedua tem

