02. Friend's

2009 Words
Previous.... "Karena kalian sudah lama saling mengenal, bagaimana kalau aku menyuruh pengasuh menempatkan kalian di kamar yang sama?" timbang Willis. Jari-jari lentik pemuda Seoul itu mengetuk-ngetuk dagu lancipnya; tengah berpikir keras. Vivi sendiri tidak masalah mau ditempatkan di kamar mana pun, asal fasilitas kamar tersebut lengkap dan ini benar-benar hanya untuk sementara waktu. Vivi tidak terlalu mempermasalahkannya. "Apa Vivi senang dengan usulan itu?" tanya Willis pada Vivi, meminta persetujuan tentu saja. Vivi bengong, Bichon Frise itu menatap wajah Willis hampir tanpa berkedip dengan mulut sedikit terbuka. "Aku anggap kamu menyetujuinya. Bagus, sekarang ayo kita tos." Willis mengangkat tangan kanannya pada Vivi. Dengan pintar anjing Bichon Frise itu mengangkat kaki depannya dan menyentuh telapak tangan besar Willis seakan mereka tengah melakukan tos antara dua orang pria sejati. Willis juga melakukan tos pada Meokmool. Tetapi, Willis tidak melakukan hal yang sama pada Toben. EXCHANGE SOUL'S 02. ??? Willis tertawa terbahak-bahak, ia begitu puas setelah berhasil mengambil foto wajah Toben yang murung. "Baiklah, sekarang giliranmu untuk tos!" seru Willis menghibur hati Toben yang langsung menyerobot atensi sang Toy Poodle. Pria itu mengangkat tangannya untuk tos yang langsung disambut semangat oleh sang anjing hitam. "Guk! Guk! Guk! Guk!" gonggong Toben dan Willis pikir itu ucapkan terima kasih. 2 ekor anjing berbeda jenis berlarian menuju tempat Willis, Vivi, Meokmool, dan Toben. Di belakang anjing-anjing itu terdapat seorang pria berwajah angelic yang mengikuti kedua anjing tersebut, wajahnya menyiratkan lelah bercampur kebahagiaan yang tak terkira. Meokmool dan Toben pun beranjak dari tempat mereka dan berlari menghampiri kedua anjing itu_ meninggalkan Vivi sendiri sambil menatap mereka. Setelah bertemu dan saling berkejaran satu sama lain. Meokmool dan Toben lantas kembali menghampiri si Bichon Frise yang hanya diam disamping sang tuan; mengamati keempat anjing tersebut bermain. "Hyung, bagaimana keadaan Byul?" tanya Willis setelah pemuda berzodiak Gemini itu duduk bersila dihadapannya. Memberikan atensi sepenuhnya pada sang kakak dan mengabaikan sejenak para anjing. Willis menunggu pria berwajah angelic itu menjawab. "Demamnya sudah turun. Byul hanya merindukanku," jawab pria yang Willis panggil Hyung itu yakin, "sepertinya aku harus sering-sering mengunjunginya untuk melihat perkembangannya," lanjutnya menganalisa sambil memberi sedikit senyum tipis pada sang adik. Pria berwajah angelic yang memiliki aura seorang pemimpin dengan kulit seputih kapas itu adalah pemimpin kelompok OXE, namanya adalah Choi Suho. "Kenapa Hyung tidak membawa Byul bersama saja?" tanya Willis mengernyit heran pada pria yang sudah dikenalnya sejak lolos audisi itu, jika dihitung mungkin mereka sudah saling mengenal sekitar 13 tahun lebih. "Seperti aku dan Vivi, kita saling melengkapi," ungkap Willis bangga. Otaknya seketika menerawang hari-hari yang sudah ia dan sang anjing lewati. Membuat senyum manis hingga matanya menyipit seperti bulan sabit. Suho melirik Willis dengan mata sipitnya. "Dan membuat para anggota lain iri? Lalu mereka ikut-ikutan meminta izin pada Manager Hyung agar mengizinkan mereka membawa hewan peliharaan ke mana pun OXE memiliki jadwal, begitu?" tanyanya dengan nada sarkastik. “Aku mau, tapi tidak terima kasih. Aku masih sayang nyawaku.” Willis memandang sosok yang sudah dianggapnya sebagai pemimpin terbaik K-Pop versi dirinya, dan merenungkan kata-kata Suho Suho masih ingat ketika Willis pertama kali mengadopsi Vivi. Merengek semua pada manager agar mengizinkannya membawa Vivi pergi ke konser Jepang mereka, atau ia akan mogok latihan dan itu begitu merugikan perusahaan. Willis adalah segalanya, basis penggemarnya adalah yang paling besar, loyal, memiliki power, dan menyeramkan. Ketika perkataan Willis ditentang member lain, maka semua member akan memusuhi member tersebut hingga member itu menyetujui ide Willis. "Itu akan membuat Changyeol Hyung bahagia sekaligus menderita," jawab Willis menyimpulkan, "mungkin sebaiknya kita mulai memelihara kura-kura, pinguin, atau paus. Pokoknya hewan yang tidak berbulu, atau kita bisa mencukur habis semua bulu Vivi," sambungnya ngawur. "Ya, ya, ya, terserah kamu saja mau memelihara apa.” Willis terkadang memang suka berbicara tanpa berpikir. Meski begitu pria kelahiran 12 April 1994 itu memiliki cara unik untuk mengungkapkan rasa sayangnya. "Tetapi kenapa mereka tidak iri melihatku?" Willis meletakkan jarinya didagu dengan bibir dimajukan; tengah berpikir. "Itu karena anggota termuda adalah raja yang harus dilayani dan kemauannya adalah mutlak." Willis bertanya dan menjawabnya sendiri yang diakhirinya dengan kekehan mengecek pada Suho. Suho memutar bola matanya malas mendengar itu. Ia jadi ingin terlahir kembali sebagai anggota termuda dalam kelompok jika seperti ini jadinya. Willis mengeluarkan ponselnya; berniat memotret Vivi yang duduk dipangkuannya dengan ekspresi wajah yang seakan mengatakan bahwa 'ia ingin ikut bermain, namun juga tidak ingin meninggalkan paha empuk sang tuan.' Pilihan yang sangat rumit bagi sang Bichon Frise. "Annyeong, OXE-L!” Tengkuk Vivi tiba-tiba merinding, tidak seharusnya ia berdiam diri dipaha empuk Willis, seharusnya tadi ia ikut bermain dengan teman-teman, tapi semuanya sudah terlambat. Mata hitamnya sudah menangkap jutaan stiker hati berwarna-warni yang terus berdatangan seakan mengejeknya. Dan selama beberapa menit kedepan, Vivi akan terjebak dengan para penggemar Willis yang suka mengejeknya gendut. ΘωΘ "Nah, Vivi Sayang. Aku harus kembali ke studio Changyeol Hyung, mengerjakan mini album kedua kami. Belajarlah dengan baik dan buat dirimu nyaman." Willys sudah harus pergi, Changyeol berulang kali menelponnya dan menyuruhnya memilih lagu buatannya untuk single solo Willis nanti. "Mungkin aku bisa meminta Xing Ge atau Changyeol Hyung agar membuatkan kalian lagu station, atau lebih kerennya lagi sebuah grup! Kita bisa berpromosi bersama sebagai seorang rival!" seru Willys bersemangat; mulai berkhayal kalau Vivi dan hewan peliharaan anggota OXE lainnya dibuatkan sebuah grup. OXE-Animal? Itu terdengar sangat keren! Pemuda berzodiak Aries itu membayangkan bagaimana kalau para hewan itu melakukan penampilan perdana mereka dihadapkan penggemar, sebelum akhirnya sebuah suara menghancurkan tatanan imajinasi hebatnya. "Kau bisa berkhayal nanti diperjalanan," sindir Suho. Ia meraih seekor anjing bertelinga agak lancip dengan bulu panjang mengkilap halus. "Byul, Papa harus segera pergi," pamitnya. Memeluk anjing betina itu dengan sayang. "Jaga dirimu dan belajarlah dengan rajin, bersenang-senanglah sebelum syuting drama bulan depan, kamu selalu tahu bagaimana membuatku bangga." Suho mencium kening anjing berjenis Yorkshire Terrier yang mengawali karirnya di dunia entertainment sebagai model sampul majalah Wkorea tersebut. "Guk. Guk. Gu," gonggong keliman anjing itu, seakan tak mau berpisah dengan para manusia itu. "Ah, dan untukmu Mongryeong." Anjing berwarna kuning itu menatap wajah Suho serius begitu namanya dipanggil. "Pemilikmu menitipkannya pesan padaku, ia melarangmu bermain game hingga larut malam. Atau, semua fasilitasmu akan disita," ujar Suho menyampaikan pesan Baekgeom. Membuat anjing berjenis Welsi Korgi itu seketika murung. Keempat anjing yang tersisa bergidik ngeri mendengar ancaman ayah Mongryeong. Ayah Mongryeong itu memiliki kepribadian ceria, namun sangat menyeramkan ketika dalam mode serius atau marah. "Apa kamu mengerti?" tanya Suho memastikan. Terdengar aneh memang, mengancam seekor anjing seperti itu, namun percayalah anjing-anjing itu paham apa yang manusia ucapkan. Mongryeong mengangguk, terpaksa. "Guk. Guk. Guk!" Suho tersenyum dan mengelus puncak kepala Mongryeong. “Anjing pintar.” ΘωΘ "Jadi my Brother kembali membuat masalah denganmu?" Toben tampak memikirkan jalan pintas terbaik agar sahabatnya ini tidak terlalu membenci kakaknya. "My Brother juga tidak menginginkan alergi itu tahu, Brother bahkan sangat menyayangi hewan. Jika ada waktu senggang aku dan Jjareu dirawatnya dengan baik meski setelah itu alerginya kambuh." Jjareu adalah anjing baru Changyeol yang berjenis Shih-tzu yang baru berusia satu tahun. “Baiklah, kalau begitu ambil sisi baiknya, dengan kau tinggal di asrama, kau bisa lebih banyak belajar dan kita jadi lebih sering bertemu dan bermain bersama!" seru Toben berapi-api. "Bukankah itu hal yang menyenangkan?" tanya dengan mata berbinar gembira. Byul menggangguk setuju. "Itu benar, akan ada banyak waktu untuk bermain bersama." "Lalu bagaimana dengan sisi buruknya?" tanya Mongryeong penasaran, merasa ada yang kurang dengan perkataan Toben. Meokmool tampak berpikir sebelum akhirnya berceletuk, "Sisi buruknya. Vivi berjauhan dengan Willis, itu sudah jelas." Yang lain mengangguk membenarkan. Namun yang tengah menjadi pusat perhatian, Oh Vivi. Si Bichon Frise itu hanya menyimak teman-temannya, belum ada satu jam sejak Willis pergi meninggalkannya, namun Bichon Frise itu sudah merindukan sang tuan. Sungguh menyebalkan! Andai ia terlahir sebagai manusia saja. "Aku punya ide!" teriak Toben yang langsung menyedot seluruh atensi teman-temannya. "Ya! Ya! Ya!" pekiknya Toy Poodle itu kesakitan, ketika Meokmool mengigit kaki kirinya kencang. "Jangan berteriak seperti itu, kita bisa saja dihukum karena terlalu ribut," kesal Meokmool mengingatkan. Masih segar dalam benak anjing-anjing itu bagaimana Toben membuat kekacauan dan berakhir mereka semua dihukum bersama, padahal hanya anjing itu yang ribut dan semua masalah juga Toben yang memulainya. Tetapi pengasuh berdalih dengan slogan OXE bahwa mereka adalah we are one, maka satu dihukum semua kena hukuman. "Maafkan aku, maafkan aku, maafkan aku," sesal Toben sambil membuat gerakan membungkuk seperti yang pernah dilihatnya pada Changyeol di drama. "Jadi apa idemu itu?" tanya Vivi penasaran, dan secara tidak langsung Bichon Frise itu sudah menghentikan pertengkaran kecil yang akan terjadi kepada kedua Toy Poodle itu. "Woah, Vivi? Kau tertarik dengan ide Toben? Jangan tersinggung, tetapi semua ide Toben kalau tidak berakhir buruk, ya, menyesatkan." Meokmool menyesalkan hewan-hewan yang pernah terjerat tipu muslihat Toben dengan mempercayai gagasan anjing itu. "Hm, itu benar. Pikirkan sekali lagi sebelum bertindak dibawah arahannya." Byul ikut mewanti-wanti. Sebagai yang tertua dalam kelompok Byul merasa memiliki tanggungjawab. “Maaf, aku hanya tidak ingin sesuatu yang buruk menimpa asrama kita.” "Yak! Kalian teman menyebalkan. Vivi, ayo ikut aku!" Toben mengigit tengkuk Vivi dan menariknya; menjauh dari tiga anjing yang tengah menatapnya aneh. "Kau tidak mengajakku?" tanya Mongryeong. Toben menoleh pada si Welsi Korgi. "Kalo mau ikut, ya, ikut saja tidak perlu bertanya. Asal tidak mengajak dua anjing betina menyebalkan itu!" jawab Toben sambil memberikan tatapan sengit untuk Byul dan Meokmool. Mongryeong tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya begitu mendengar jawaban Toben. Lalu keempat pasang kaki pendeknya itu berlari mengejar kedua temannya tersebut. Byul dan Meokmool hanya menatap kepergian ketiga anjing itu dengan malas. "Melihat b****g anjing-anjing itu membuatku ingin mengunyahnya." ΘωΘ Ketiga anjing berbeda jenis itu keluar dari taman bermain buatan sekolah yang berada dalam ruangan. Ada banyak hal yang bisa mereka lakukan ditepat ini, apalagi hanya ada beberapa pengasuh yang mengawasi; untuk berjaga kalau-kalau ada yang bertengkar. Jadi, para anjing itu memiliki privasi yang cukup. "Kita mau ke mana?" tanya Vivi setelah beberapa saat berjalan. Bichon Frise itu merasa berjalan ditempat yang sama sejak tadi; berputar-putar. "Kemana, ya?" Toben pun ikut binggung ia mau ke mana. Anjing Toy Poodle itu tidak memiliki rencana apa-apa. "Jadi kau berjalan tanpa tujuan?" syok Mongryeong. "Toben, kau bisa tersesat. Kehidupan ini sungguh rumit, kau harusnya memiliki pedoman jalan hidup agar tetap berada dijalan yang benar," nasehat Mongryeong; mengintip kata-kata yang pernah didengar dari seseorang. Toben memandang Mongryeong kagum. "Wah, kata-kata yang bijak, Ryeong." Sedangkam Vivi yang melihat itu pun memutar bola matanya malas. Asal kalian ketahui, Mongryeong itu sering sekali tersesat. Bahkan ketika di dalam kamar mandi. Jangan tanyakan seberapa luas kamar mandi para hewan itu, yang jelas di dalamnya terdapat kolam renang dan pemandian air panas pribadi bagi setiap anjing. "Bagaimana kalau mengunjungi Tan dan Ron?" usul Vivi pada akhirnya. Kedua temannya itu pun mengangguk setuju dan langsung berlari menuju bangunan sebelah barat Pet High School. Tempat di mana para kucing belajar dan tinggal. Yap, Pet High School adalah sekolah khusus anjing dan kucing ternama di kota Seoul, Korea Selatan. Para hewan penjabat, selebritis, dan orang-orang penting lainnya bersekolah di sini. Pet High School adalah surganya hewan peliharaan! Ketiga anjing itu masuk dengan mengendap-endap. Lorong tampak sepi, kemungkinan para kucing tengah belajar. "Vivi, kamu masih ingat di mana kelas Tan dan Ron?" Diantara mereka bertiga, Vivi lah yang paling sering berkunjung ke sini—Tan yang mengajaknya. "Pintu bergambar kucing dengan cat biru. Itu kelas Tan dan Ron," jelas Vivi. Setiap pintu di Pet Hight School diberi gambar kepala anjing atau kucing dengan warna yang berbeda, tujuannya adalah agar para hewan mudah membedakan pintu disetiap ruangan. "Aku melihat pintu itu, diujung sana!" teriak Toben heboh. Membuat Vivi memandangnya tajam dengan Mongryeong yang binggung kenapa Vivi memandang Toben seperti itu dan mengapa reaksi Toben seperti itu? Toben tersenyum kikuk dan menggeleng. "Aku tidak akan mengulanginya lagi, yang tadi itu tidak sengaja," lirihnya dengan kepala menunduk. “Sungguh, deh.” Sebenarnya meski mereka berada di satu gedung yang sama. Tetapi, anjing dan kucing itu tidak boleh saling mengunjungi tanpa pengawasan. Byul pernah bercerita bahwa dulu pernah ada anjing dan kucing yang bertengkar hingga luka-luka, sejak saat itulah peraturan ini berlaku. Mengabaikan Toben. Bichon Frise itu berlalu memimpin jalan, Vivi berkata pelan, "Ayo kita—" "PENYUSUP!" ΘωΘ To Be Continued....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD