Prologue

362 Words
Bumi bukanlah satu-satunya planet yang dapat dihuni. Jauh di alam semesta, terdapat sebuah planet diluar tata surya bernama Eriplanet. Sebuah kehidupan tenteram yang dimimpin oleh raja dan ratu yang berkuasa dengan ke-12 pangeran calon penerus takhta dengan sebuah pohon kehidupan yang menjadi simbol kejayaan mereka. Hingga pangeran ke-12 yang disebut-sebut sebagai pangeran Aerokinesis lahir. Eriplanet diserang, tepat beberapa jam setelah sang pangeran termuda diberi nama. Pangeran ke-10 menyebut penjajah itu sebagai Red Force. Mereka datang dari planet lain yang telah rusak dan berniat mengambil alih Eriplanet sejak beratus-ratus tahun silam. Penguasa Eriplanet yang tidak memiliki persiapan apa-apa runtuh hanya dalam waktu semalam. Raja dan ratu Eriplanet dibunuh, rakyat Eriplanet yang memberontak dibunuh, sedangkan mereka yang menyerahkan diri ditawan sebagai b***k. Para pangeran yang masing-masing memiliki kekuatan ditahan di penjara bawah tanah dengan kekuatan mereka yang disegel. Tidak terkecuali sang pangeran Aerokinesis yang masih bayi. Semua berjalan begitu cepat dan penuh tanda tanya. Termasuk bagaimana seorang prajurit wanita dari pihak Red Force membelot dan malah membantu ke-12 pangeran Eriplanet untuk melarikan diri ke planet lain yang disebutnya sebagai bumi. "Kembalilah ke Eriplanet setelah kekuatan kalian sempurna." Wanita itu memohon, sesekali melirik pangeran ke-12 dalam gendongan pangeran ke-5. "Berjanjilah padaku untuk tidak pernah melupakanku dan penuhi janji kalian untuk menikahkanku dengan pangeran Aerokinesis, atau kalian akan tahu kemarahanku!” "Kami berjanji," ucap pangeran ke-3 yakin tepat setelah semua saudaranya sudah masuk kedalam portal waktu ke dunia manusia. Namun, janji hanya akan tinggal janji. Setelah ke-12 pangeran itu turun ke bumi. Mereka semua terpencar. Tidak ada yang ingat akan Eriplanet serta saudara-saudara mereka. Bahkan sekalipun takdir telah mempersatukan mereka kembali dalam bentuk persaudaraan lain. Meninggalkan sang prajurit wanita yang masih memegang janji dengan tangan hampa setelah penghianatan yang dikorbankannya. Memaksa cinta dalam hati untuk pergi mengambil apa yang diyakini sebagai haknya. Sedikit demi sedikit, lelah mengambil alih kewarasannya dan keegoisan adalah penakluk yang tangguh. Awal mula pemimpin Red Force mengetahui di mana keberadaan ke-12 pangeran. Memaksa ke-3 pangeran yang ingatannya telah kembali untuk pergi meninggalkan ke-9 saudaranya demi melindungi mereka. Tanpa tahu bahwa jiwa sang pangeran ke-12 tengah diincar sosok yang pernah menyelamatkan hidup mereka. “Kita harus memindahkan jiwa pangeran terakhir untuk melindunginya.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD