Prolog

213 Words
Hawa panas menyelimuti kamar itu. Desahan dan erangan terdengar saling berebut seakan-akan ingin menambah panas di dalamnya.  Bibir Louis terus melumat tubuh Anne. Bibir, leher, pundak, bahkan telinga wanita itu pun tidak luput dari lumatan dan sentuhan bibir panasnya, meninggalkan banyak jejak di tubuh wanita itu. Seakan-akan memberikan tanda, bahwa Anna adalah miliknya. Mutlak hanya untuk seorang Louis.  Erangan semakin terdengar taktala tubuh mereka saling menyatu. Deru desah dan erangan pria itu seakan-akan memberitahu Anne, jika ia benar-benar menikmati tubuh wanita itu. Sambil terus menyentakan tubuhnya, ia melihat wajah wanita yang berada di bawah tubuhnya. Mata mereka saling bertemu, tidak ada kata-kata yang terucap. Yang terdengar hanya desah dan erangan dari mulut mereka. Louis mendekati wajahnya pada telinga Anne, "Kau milik ku. Ini hukuman untuk mu karena tidak mematuhi ku." Louis menggerakan tubuhnya dengan hentakan yang cepat, membawa keduanya pada puncak kenikmatan. Anne menatap langit-langit kamar sambil terengah, ia memikirkan perkataan Sir Louis tadi, "Kau milik ku, ini hukuman untuk mu karena tidak mematuhi ku." Anne melirik pria di sampingnya yang juga masih terengah karena permainan mereka. Dan menatap langi-langit kamar sekali lagi. Jika ini hukuman. Ia dengan senang hati akan menerimanya.... Namun jika dirinya melakukan kesalahan sekali lagi, bukan hukuman seperti ini yang akan Anne terima. Melainkan kematian yang mungkin sudah menunggunya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD