Circle 2.

1041 Words
Bumi, Distrik R 2029. Hiruk pikuk kota masih didalangi dengan berbagai kegiatan pagi. Manusia beraktivitas untuk tingkat kepentingan yang berbeda dan beragam. Mayoritas mereka ingin memenuhi kebutuhan primer dan sekunder masing-masing, mensejahterakan diri, keluarga, dan banyak orang lainnya. Semua yang mereka lakukan memiliki tujuan masing-masing. Di distrik R, tunjangan sarana umum canggih dihadirkan dan berfungsi untuk meringankan pekerjaan banyak orang. Itu adalah salah satu bentuk apresiasi para pengembang teknologi untuk umat manusia. Teknologi terus mengalami pembaharuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, sains, dan juga manusia. Mereka membuat berbagai penemuan untuk memudahkan mobilitas makhluk hidup. Sebuah teknologi akan menunjukkan betapa ultramodern-nya ia pada saat diciptakan, lebih lagi saat digunakan. Maka, tidak aneh lagi jika setiap penemuan mutakhir tersebut mereka jadikan pedoman untuk saling meningkatkan pengetahuan. Distrik R adalah salah satu dari distrik yang tersebar di muka bumi. Beberapa dekade yang lalu, manusia sudah memperbaharui tempat tinggal mereka dan membaginya ke dalam dua puluh enam wilayah ensiklopedis yang dinamai Distrik. Lima di antaranya adalah Distrik A, E, I, O, dan U yang merupakan distrik terbesar dan termaju. Tempat manusia 'berotak besar' dan segala data-data pengetahuan berada. Banyak penemuan yang bersifat futuristik dihasilkan dari tempat yang memiliki banyak bangunan laboratorium itu. Tujuan manusia yang hidup di sana seakan hanya untuk menemukan sesuatu yang benar-benar belum pernah ada sebelumnya. Teknologi diciptakan dengan mengorbankan banyak waktu. Masyarakat biasa seperti Suah, hanya bisa tinggal di dua puluh satu distrik yang tersebar—kecuali Distrik M, di mana secara keseluruhan hanya ada sampah. Dua puluh distrik yang tersisa ditempati oleh warga sipil. Salah satunya adalah Distrik R, yang merupakan distrik dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Pukul enam kurang satu menit waktu untuk wilayah distrik R, Suah bangun, menoleh pada jendela yang masih terbuka. Mengambil buku yang sudah ia baca beberapa lembar tadi malam. Buku yang membuatnya mendedikasikan diri untuk menamatkannya hanya dalam satu minggu. Walaupun dunia sudah membuat metode mudah membaca dengan electronik book, tapi Suah masih menyukai proses bagaimana ia bisa menyentuh lembaran buku secara fisik. Sensasi yang bisa ia rasakan saat membaca buku, tak bisa ia dapatkan dengan membaca e-book melalui holophone-nya. Sebuah perangkat yang mewakili identitas mengenai dirinya. Alat komunikasi yang digunakan manusia di tahun 2029. Pagi itu, ia sebagai makhluk ekonomi harus membuka tokonya, menjual produk yang dikelola keluarganya. Setiap pagi, Suah menghabiskan dua puluh menit waktunya untuk membaca. Cuaca saat itu sedikit berembun saat Suah membuka pintu tokonya. Sil hanya berdiri di sudut yang terdapat lingkaran hitam besar sebagai titik awal jalurnya. Tempat di mana ia bisa melakukan auto-rec yang berfungsi untuk merekam aktivitas yang terjadi di dalam toko milik tuannya. Setiap robot memiliki fungsi tersebut dan mereka simpan sebagai file atau ingatan. Besarnya kapasitas yang digunakan untuk menyimpan semua rekaman, hanya bisa memuat durasi selama enam bulan. Dalam satu tahun, Suah selalu menggantinya. Untuk kasus ini, Sil adalah pengecualian. Kapasitas memori untuk merekam apa yang terlihat olehnya, akan ia kompres dan proses menjadi data yang berbentuk pengetahuan. Ia bisa menjelaskan apa yang terjadi selama perekaman. Tempat yang ditinggali Suah sekarang adalah salah satu dari tiga cabang toko milik orang tuanya. Suah berasal dari masyarakat tingkat menengah dalam kategori perekonomian di Distrik R. Keluarga orang tuanya memiliki beberapa pabrik kecil yang terus beroperasi di ranah teknologi yang suatu saat bisa menenggelamkan apa yang menjadi sumber penghasilan mereka. Pabrik-pabrik keluarga Suah hanya menghasilkan barang-barang lama, seperti radio, korek api kayu, kompor minyak, dan yang mengalami penurunan produksi adalah Vinyl Player atau Turntable. Sudah jarang bahkan tidak ada lagi yang membuat piringan hitam di tahun 2029 ini. Sebuah barang akan menjadi antik jika ditinggalkan oleh masa. Pada zaman ini, hanya dengan mengucapkan perintah suara, seseorang sudah bisa mendengarkan lagu favorit mereka dengan cepat dan mudah dari perangkat holophone masing-masing. Peran dari suatu barang dengan cepat digantikan oleh yang lebih praktis. Di toko kecil yang dikelola Suah, hanya menjual beberapa buku dan alat-alat vintage dan retro. Walaupun begitu, semenjak dua tahun dibuka, ia sudah memiliki dua pelanggan tetap. Suah menikmati hidupnya dengan melakukan hal itu. Toko yang sekaligus menjadi tempat tinggal Suah tersebut, berada di bagian selatan distrik R. Beberapa ratus meter dari tempat tinggalnya saat ini adalah distrik O. Suah tinggal di area perbatasan antar distrik, tempat yang berupa lahan luas di dataran tinggi. Tempat yang tidak terlalu ramai mengingat di sekitar situ terdapat lahan gandum yang luas. Bangunan bertingkat satu itu berada di atas daerah di atas perbukitan, bersanding dengan toko dan rumah penduduk lain di sekitarnya. Jarak masing-masing rumah tidak begitu rapat. Dari teras tempatnya berdiri sekarang, Suah menatap banyak bangunan yang ada di bagian bawah. Mata sayu itu mengerjap-ngerjap saat angin menerpa wajahnya. Masih ada beberapa menit sebelum waktu buka toko, jadi ia memilih untuk membaca. "Bisakah kau membantuku membersihkan kaca depan?" tanya Suah pada Sil. Ia sudah sarapan dan bersiap memulai hari dengan kegiatan yang masih sama. "Tentu, Tuan Suah," jawab Sil. Robot itu akan kembali memanggilnya dengan formal saat tidak melakukan interaksi dalam waktu yang cukup lama. Suah duduk di teras tokonya. Sil ada di sampingnya membersihkan kaca. Jika ia sedikit mengarah ke kiri, maka lahan luas tanaman gandum akan terlihat. Di samping kanan, terdapat bangunan yang merupakan stasiun transportasi udara yang dibangun sangat tinggi. Suah membalik kaca transparan yang terdapat tulisan dengan cahaya. Itu bisa dibaca Open ketika seseorang melewati tokonya. Pagi itu, satu transportasi udara dengan bentuk bola besar, melintas dari arah stasiun menuju pusat keramaian distrik. Kendaraan itu meluncur di ketinggian udara dengan mengikuti sebuah rel kokoh yang tinggi. Beberapa hari lalu, transportasi yang memiliki lintasan di atas ketinggian itu sudah bisa digunakan oleh khalayak. Suah yang belum memiliki kesempatan untuk menggunakannya, hanya bisa menikmati bagaimana bola transparan yang berisi orang itu meluncur tanpa suara di depan pandangannya. Sil menyapa, "Selisih tingkat keinginan dan kebutuhan Suah terpaut besar." Black line yang menjadi lintasannya membatasi robot itu untuk meluncur lebih ke depan. "Kau tidak bisa menaiki alat itu, Sil." Suah sedikit mengerti dengan pola kalimat Sil. Jelas bahwa robot itu ingin mengendarai transportasi udara tersebut. "Bagaimana cara mengurangi berat tubuhku?" Sil bertanya. Suah tertawa. Ia yang tanpa menjawab, kemudian membalik halaman bukunya. Di tempat yang dekat dengan salah satu distrik utama itu, Suah akan memulai kisahnya. Kisah bagaimana ia mendapatkan kebenaran tentang waktu di bumi. Pada dunia yang tanpa distrik. To be Continued Him. Selasa, 20 Juli 2021.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD