#3 A Dream Come True

1167 Words
Aldo: POV . 14 tahun untuk menunggu hari ini Apa yang Gue lakuin ini “mungkin” hal terkonyol dan tergila karena Gue melewatkan masa-masa “Keemasan” seorang Cowok. Dimana, seorang Cowok yang hidup di Negara bebas sedari SMP, SMA, S1, S2 sampe kerja, seharusnya bisa menikmati kebebasan dengan membawa Cewek-cewek buat ONS (one nights stand) salah satunya. Tapi Gue milih tekun belajar, lalu setia nunggu Anak kecil sampai dewasa. Gila kan Gue? Yup, Gue emang tergila-gila sama pesona Anak kecil, yang telah membangunakan rasa Cinta yang teramat mendalam. Nikah bagi Gue adalah hal sakral dan harus sekali seumur hidup, dengan Orang yang Gue Cintai pastinya. Mungkin, Bini Gue belum bisa Mencintai Gue, tapi Gue yakin Love after married itu akan segera datang dan benar adanya. Berharap, Dia bisa menerima Gue apa adanya karena kondisi Gue yang tak lagi muda. Salah satu keinginan dalam hidup Gue adalah menikah dengan Orang yang bikin Jantung Gue dag dig dug dwuerrr! Terimakasih kasih Tuhan mimpi ini telah terwujud. Yup, cuma ada Satu Wanita yang bisa bikin Gue ‘klepek-klepek yaitu Cewek disamping Gue ini yang udah jadi Istri sah Gue secara Agama dan Negara. Meskipun, usia Kita terpaut cukup jauh tapi Gue berharap ini semua adalah takdir sang Maha Pencipta yang telah mempersatukan Kita dalam Tali Pernikahan dan berharap dipisahkan oleh Maut. Yup, 22 tahun perbedaan Usia Kita, mungkin lebih pantes Gue jadi Bokapnya kali ya. Hahaha.... . Flashback ON . London, 1997 Ketika itu tahun 1997 akhir, untuk pertama kalinya Gue bertemu Bunga di London atau lebih tepatnya di Apartment. Saa itu, Gue berumur 29 tahun dan Bunga berumur 7 tahun. Gue sudah netep di London sedari SMP, SMA lanjut S1, S2 dan akhirnya Gue kerja di perusahaan Minyak Raksasa Inggris Raya. Bokap dan juga temennya (Bokapnya Bunga) sekeluarga liburan bareng acara Tahun Baru ke Eropa, kalo gak salah hampir sebulan lebih keliling Eropa. Saat itu, Bunga sekeluarga tinggal di Rumah Gue hampir seminggu lebih atas permintaan Bokap karena sedang tour keliling Inggris, Irelandia dan Scotlandia. FYI, waktu itu anehnya sampe umur Gue 29 tahun, tapi Gue belum pernah merasakan gimana rasanya jatuh cinta? Bahkan, buat pedekate sama Cewek tuh males banget bawaannya. Beda halnya dengan temen-temen Gue, ONS pada Weekend adalah satu keharusan atau lebih hebatnya lagi Mereka punya f**ck friends dimana-mana. Pada akhirnya, Keluarga Gue berusaha mencarikan Calon Istri buat Gue tapi Gue nolak mentah-mentah. Sampe Gue Mikir, Apa Gue ini Homosexual? Beberapa kali Gue pun konsultasi ke Psikolog, bahkan Psikiater dan hasilnya Gue Normal karena Gue sendiri sadar, gak ada hasrat untuk menyukai sesama juga. Yup, pada saat Gue bertemu Bunga untuk pertama kalinya Jantung Gue mulai gak beres. Saat itu pula, Gue langsung ke Rumah Sakit buat menjalani medical checkup, terutama untuk pemeriksaan Jantung dan hasilnya bagus semua. Dengan tanpa Gue sadari, Gue udah jatuh cinta sama Anak Kecil, OMG! Lagi, dan lagi Gue Konsul ke Psikolog, bahkan ke Psikiater terbaik di London dan hasilnya Gue baik-baik saja. Satu hal, yang paling Gue takutin adalah Apa Gue menderita p*******a? Tapi dari hasil test Kejiwaan dan Sexuality, Gue terbebas dari Cap penyakit mengerikan itu Karena kata Psikiater, biasanya penderita p*******a dibarengi dengan dorongan hasrat s****l yang tinggi pada Anak-anak. Sedangkan Gue gak ada sama sekali hasrat gila seperti itu. Dari lubuk hati terdalam, Gue Cinta dan bener-bener Sayang tulus sama Bunga Matahari dan hanya ke Satu Orang Anak yaitu Bunga Matahari. Titik! Selepas kepergian Bunga dan Keluarga besarnya bayang-bayang itu selalu datang. Iya, bayang-bayang Anak Kecil dengan senyum yang Manis dan menggemaskan, yang selalu bawel tanya ini itu ke Orang-orang disekitarnya termasuk Gue. Pada akhirnya, Gue jujur pada Diri sendiri kalau Hati Gue ini milik Anak Kecil dengan bayangan terus menggila, Anak kecil itu lari-lari sambil memeluk Boneka Mickey Mouse. Dengan tingkah yang bikin gumuzhhh berkali-kali memeluk glendotan dan nabrak Gue dengan Manja, khas gaya Anak-anak seusianya. Tak lupa, Gue juga jujur dan terbuka dengan Keluarga besar Gue, bahwa Gue jatuh cinta sama Bunga dan ingin menikahinya suatu hari kelak. Entahlah, harus nunggu berapa Kalender lagi ganti tiap Tahun baru? Supaya bisa nikahin seorang Bunga Matahari. Buat nunggu Anak kecil jadi gede, lalu lulus Sekolah dan lulus Kuliah baru Gue nikahin. Menurut Gue sebuah perjuangan yang luar biasa karena godaan Cewek-cewek itu hampir saja meruntuhkan iman Gue. Pada awalnya, Keluarga Gue nolak karena yang ditakutin Gue cuma suka sesaat. Tapi enggak dengan Bokap, Bokap ngedukung Gue dan cuma Beliau yang memastikan dengan Kata-kata romantisnya, cinta itu bisa datang dari arah mana saja, Asik! Bagi Bokap, Selama ini masih dijalur yang lurus dan tidak menyimpang itu Ok-ok saja. Bahkan, Bokap lebih gila dari Gue. Setelah tiba di Indonesia, Bunga langsung dipanjerin sebanyak 2 juta US$. Sebagai hibah dari Keluarga Gue, dengan syarat Bunga harus jadi milik Gue pas saat sudah lulus Kuliah atau 22 tahun. Setiap pulang ke Indonesia, Gue selalu nyempetin ke Rumah Bunga dan itu Gue lakuin hampir tiap hari. Anak kecil itu tampak tak acuh ketika melihat Gue, tapi berbeda dengan Gue tatapan Matanya bisa bikin Gue sesek Nafas. Apalagi kalo Bunga mepet Gue dan ‘glendotan’. Waduh... bisa mati Gue gak bisa nafas. Finaly, Tahun 2004 Gue mutusin balik ke Indonesia dengan tujuan bantuin Bokap yang sudah keteteran dengan perusahaan yang mulai ‘Oleng’. Ditambah lagi, alasan terkuat Gue balik ke Indonesia adalah karena ada Bunga Matahari. Saat itu juga, Gue mulai ikut berjuang membenahi Perusahaan Bokap yang carut-marut, akibat dibabat habis-habisan sama beberapa Mantan Karyawannya. Setelah Tiga tahun berjuang, akhirnya Perusahaan Bokap kembali Stabil. Namun, dengan resiko membiarkan kerugian muncul, lalu menyuntikan dana segar dan membersihkan beberapa Parasit yang menggembosi Dana Perusahaan. Perusahann Bokap bergerak di bidang Industri Pertambangan (Batu Bara, Bauksit, Nikel, Timah, Emas, Minyak dan Gas). Hanya bidang Perusahaan ini yang mampu Gue tangani. Sedangkan, Perusahaan-perusahaan lainnya diluar bidang Gue. Setelah Tiga Tahun lamanya, fokus pada pembenahan Perusahaan. Lagi dan lagi fokus Gue tertuju pada Bunga Matahari. Meskipun, sebenernya 10 Tahun yang lalu Keluarga besar Gue menginginkan Gue cepet-cepet nikah dengan Wanita lain yang sudah dipilihkan dan sudah sangat dekat dengan keluarga Gue. Tapi Gue tetep nolak acara perjodohan itu dengan alasan apapun, atau Gue balik ke London dan gak bakal balik lagi ke Indonesia. Akhirnya, keluarga besar pun ngikutin apa yang Gue mau, termasuk Bokap. Sementara, umur Gue terus bertambah dan Wajah Gue makin menua. Bisa jadi, karena masalah ini Keluarga Gue mengkhawatirkan ‘kegilaan’ Gue ini. Tapi Gue selalu Nolak, apapun itu acara-acara yang menjebak Gue dalam Perjodohan dan meyakinkan Mereka apa yang Gue lakuin ini bener adanya. Stalker Gue Akui, kalo Gue ini pecundang sejati yang takut pedekate sama Bunga. Gue takut, Bunga lari dan menjauh karena Gue udah tua. Pada akhirnya, Gue ngekor kemana pun Dia pergi. Termasuk ketika Dia Sekolah, Less ke berbagai tempat dan Jalan-jalan bareng Temen-temennya. (Mirip, Bapak yang mengkhawatirkan Anak Gadisnya). Fixed, Bunga Matahari tidak punya Cowok lain, bisa jadi karena ancaman Bapaknya yang galak itu kalo Bunga dilarang pacaran. Tapi lumayan banyak Temen Cowoknya karena itu sering bikin hati Gue ‘Kepanasan’ dan pusing Kepala. . Flashback OFF
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD