02 - Bertemu dia lagi?

1105 Words
"Kok lo bisa - bisanya kesini? Jangan bilang sama gue kalau lo itu ngikutin gue sampai kesini ya?" Tebak Karin sambil menatap pria yang ada dihadapannya ini. Kenzo hanya tersenyum penuh misteri sebelum menjawab pertanyaan Karin barusan. "Gue akan menjelaskan rasa penasaran lo...tapi sebelumnya izinkan gue untuk masuk kedalam." Pinta Kenzo sambil menatap kedalam Villa yang Karin tempati. 'Siapa sih dia sebenarnya? Kenal aja baru tapi udah sok - sok akrab begini...apa jangan - jangan dia orang jahat lagi? Mati gue...mana gue sendirian lagi?' Batin Karin. "Sorry...gue gak bisa memberikan lo untuk masuk kedalam....gue gak tertarik dan tidak penasaran lagi dengan apa maksud tujuan lo kesini."  Ujar Karin dengan ketus. "Okee...okee! Gue langsung aja ya....lo sedang patah hati kan saat ini karena ternyata pria yang lo cintai itu adalah kekasih dari Kakak kandung lo sendiri.." Ujar Kenzo akhirnya sebelum Karin menutup pintu. Karin semakin menatap Kenzo dengan tatapan tajamnya, 'Kenapa dia tau tentang hal itu? Siapa sebenarnya dia? Apa jangan - jangan selama ini dia itu telah menyelidiki gue?' Pikir Karin. "Siapa sih lo sebenarnya?" Tanya Karin. "Didunia ini tidak ada yang namanya hal yang gratis...kalau lo pengen tau gue akan menjawab semua rasa penasaran lo asalkan lo mau untuk mengizinkan gue masuk dan memberikan gue minuman. Gimana lo setuju atau tidak?" Kenzo memberikan penawaran untuk Karin. Karin semakin kesal dan melongo tidak percaya menatap pria yang bahkan baru ditemuinya hari ini tapi mengetahui semua informasi tentang dirinya, akhirnya dengan sangat terpaksa Karin mempersilahkan Kenzo untuk masuk kedalam Villanya. "Silahkan!" Ujar Karin sambil membukakan pintunya lalu berjalaln kedalam. Kenzo tersenyum penuh kemenangan, Kenzo mengikuti langkah demi langkah Karin. kini Karin mempersilahkan Kenzo untuk duduk. Dengan senang hati Kenzo duduk di sofa yang ada di ruang santai.  "Katakan....bagaimana lo bisa mengetahui semuanya? Apa lo mengenal gue?" Tanya Karin yang tidak ingin membuang - buang waktunya dengan percuma. "Pelan - pelan dong...gue tau kalau lo saat ini sangat penasaran, tapi kan gue juga butuh minum...." Balas Kenzo sambil tersenyum menggoda kepada Karin membuat Karin yang melihatnya semakin lama semakin tidak menyukai tatapan dari pria yang ada dihadapannya saat ini. Karin menjadi merasa menyesal karena telah mengizinkan Kenzo masuk kedalam Villanya. 'Sabar Rin...lo harus sabar!' Batin Karin. "Baiklah...tunggu sebentar!" Setelah itu Karin beranjak pergi menuju dapur untuk membuatkan Kenzo minuman. Karin bahkan tidak bertanya minuman apa yang disukai atau yang tidak disukai oleh Kenzo karena menurut Karin itu sama sekali tidak penting. Dengan kesalnya Karin mengambil kopi instan yang memang sengaja dia persiapkan. Setelah Karin melihat air sudah panas Karin langsung menuangkannya kedalam gelas. Karin membuat dua kopi panas karena dia juga menginginkannya.  Karin memegangnya dengan kedua tangan kanan dan kirinya, untung saja gelas disini ada pegangannya jadi Karin tidak perlu repot - repot untuk mencari alasnya lagi. Karin berjalan mendekati Kenzo yang saat ini malah sedang berdiri untuk mengamati sekeliling Villa ini. Begitu mendengarkan suara gelas, Kenzo langsung membalikkan badannya untuk menatap Karin kembali.  "Silahkan...semoga sesuai dengan selera lo." Balas Karin. "Thanks! Tapi ini masih terlalu panas jadinya gue masih belum bisa meminumnya." Jawab Kenzo. 'Terserah lo aja! Emangnya gue kelihatan memaksa lo untuk minum tuh kopi?' Batin Karin dengan kesal. "Lo penasaran kenapa gue mengetahui semua tentang lo bukan?" Ujar Kenzo lagi. "Udah gak perlu basa-basi lagi...katakan saja! Apa lo mengenal gue sebelumnya? Karena jujur gue merasa gak pernah mengenal lo." Balas Karin semakin kesal dan tidak sabaran. Kenzo tertawa lepas, "Lo benar - benar menggemaskan kalau sedang kesal seperti ini? Kenapa gue baru nyamperin lo sekarang ya?" Ujar Kenzo. Karin hanya melongo menatap pria menyebalkan dihadapannya ini, "Gue gak punya waktu kalau lo hanya ingin berbasa-basi kepada gue! Mendingan lo cepat katakan atau gak lo pergi dari sini!" Ancam Karin. Seketika Kenzo menghentikan tawanya lalu menatap Karin dengan serius, "Baiklah...Hmm...lo lihat gue baik - baik...apa lo ingat sesuatu?" Tanya Kenzo yang semakin membuat Karin tidak mengerti. Karin menggeleng dengan pelan, "Ingat apa? Bukannya kita baru bertemu tadi ya?" Ujar Karin lagi. "Dasar payah! Ini bukan pertemuan kita yang pertama kalinya...lo pernah ke Bar kan dengan teman lo? Itu adalah pertemuan pertama kita, disaat lo sedang ditinggalkan oleh teman lo seorang diri ada pria datang untuk mengganggu lo...lo ingat gue datang untuk membantu lo pada saat itu?" Kenzo berusaha untuk membuat Karin untuk mengingat semuanya. "Oh jadi pria itu lo? Sorry gue gak ingat wajah lo sama sekali." Balas Karin dengan jujur. "Tidak masalah..." "Lalu kerena itu lo mencari tau tentang gue?" Tebak Karin. Kenzo mengeleng pelan, "Bukan...itu adalah pertemuan kita yang pertama dan sekaligus takdir untuk kita berdua." "Maksud lo?" Tanya Karin semakin tidak mengerti. "Malam itu lo sangat mabuk karena patah hati karena mendengarkan kabar kalau pria yang lo cintai itu sudah mempunyai kekasih...teman lo membantu lo untuk keluar dari Bar, Tapi disaat dia mengambil mobil, kebetulan lo sedang menunggu dia diluar, posisinya gue mau keluar darisana tanpa disengaja kita malah bertabrakan. Lo ingat apa yang lo lakukan sama gue pada saat itu?" Tanya Kenzo. "Gue kan mabuk gimana gue bisa mengingatnya." Jawab Karin ketus. "Lo beneran lupa?" Tanya Kenzo lagi. "Iyalah...lagian gue mabuk! Emangnya apa yang gue lakukan pada saat itu?" Tanya Karin lagi semakin penasaran. "Lo mencium gue! Kita bahkan sudah berciuman sejak pertama kali kita bertemu dan lo yang memulainya dan tentu saja sebagai seorang pria sejati gue sangat menikmatinya, bibir lo sangat manis...gue bahkan belum bisa melupakannya sampai sekarang." "Gak! Gak! Mana mungkin gue mencium lo...lo pasti berbohong ya?" Ujar Karin tidak percaya mendengarkan penjelasan dari Kenzo barusan. Kenzo tersenyum lagi...senyuman menggoda. "Gue tau kalau lo tidak akan percaya apa yang gue bilang! Gue punya bukti..." Kemudian Kenzo menunjukkan rekaman CCTV yang sengaja diminta oleh Kenzo bila sewaktu - waktu Karin tidak mempercayainya. "Itu gue? Gak....gue masih belum percaya sama lo! Bagaimana mungkin gue mencium seorang pria seperti lo ketika gue mabuk?" "Apa bukti ini masih belum jelas buat lo?" Tanya Kenzo lalu mengambil ponselnya yang sedang dipegang oleh Karin. "Iya gue masih belum bisa percaya kalau itu gue! Bisa aja kan pakaian yang digunakan sama dengan yang pakaian yang gue pakai saat itu?" Karin berusaha untuk tetap menolaknya. "Oke...gue masih mempunyai bukti yang lainnya untuk lo." Balas Kenzo sambil tersenyum nakal sambil menatap Karin dengan tatapan intens dan penuh nafsu. Karin yang mengerti tatapan dari pria seperti Kenzo, seketika Karin menjauh dari Kenzo. "Katakan bukti apa lagi yang kamu punya!"  Kenzo berjalan untuk mendekati Karin semakin dekat dan dekat, sedangkan Karin terus saja mundur dan mundur hingga dirinya tersudut di pojok dinding. Kenzo sudah mendekatkan wajahnya kepada Karin. "Apa yang sedang kamu lakukan?" Ujar Karin sambil berusaha mendorong tubuh Kenzo supaya menjauh darinya. CUP Seketika membuat Karin sangat terkejut karena serangan mendadak dari pria misterius yang baru ditemuinya ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD