03 - Dicium?

1147 Words
Otak Karin masih belum bisa bekerja sangking kagetnya karena mendapatkan serangan mendadak dari pria misterius ini. Karin masih mematung ditempat tanpa membalas dan melakukan apapun. Kenzo semakin menuntut Karin untuk membalas setiap kecupan dan lumatan yang dia berikan. Seketika Karin tersadar lalu mendorong tubuh Kenzo untuk menjauh darinya. PLAK "Apa yang lo lakukan? Berani - beraninya lo mencium gue?" Teriak Karin. Kenzo saat ini sedang memegangi wajahnya yang baru saja mendapatkan tamparan dari Karin. Bukannya marah Kenzo malah tersenyum puas, "Bibir lo masih sama seperti malam itu." Balas Kenzo yang tentunya membuat Karin semakin emosi dan marah. "Gue gak tau kesialan apa yang sedang menimpa gue hari ini....gue berharap tidak bertemu lagi dengan lo!" Ketus Karin lalu menarik lengan Kenzo untuk membawa Kenzo keluar dari Villanya saat ini. Akan tetapi tenaga Kenzo lebih kuat dari perkiraan Karin. Dengan sengaja Kenzo malah membalikkan keadaan. Kini Kenzo sudah menarik Karin lalu memeluk tubuh Karin dengan paksa. "Lo benar - benar tidak mengingat rasa ciuman tadi? Kita bahkan sudah pernah melakukannya dua kali tentunya disaat pertemuan kedua kita." Bisik Kenzo yang semakin membuat emosi Karin semakin tidak tertahan lagi. "Dengar....gue gak kenal siapa lo, gue udah gak perduli lagi kenapa lo tau semuanya tentang gue, tapi satu yang pasti gue gak tertarik dengan lo!" Balas Karin. Kenzo masih belum mau untuk melepaskan Karin begitu saja, "Tenang saja sayang...cepat atau lambat lo juga bakalan tertarik dengan gue! Lo ingat kan pria yang mencium lo di tempat pesta pria yang lo sukai itu? Pria itu adalah gue! Thanks atas ciuman panasnya malam itu...bahkan sampai sekarang gue belum bisa melupakannya....sepertinya malam ini lo terlalu terkejut, kalau begitu sampai bertemu besok! Jangan pikirkan cara untuk kabur ya....karena dimanapun keberadaan lo, gue pastikan kalau gue akan bisa menemukannya!" Setelah mengatakan hal itu Kenzo melepaskan pelukannya dari Karin. "Kalau begitu gue pergi sekarang ya!" Ujar Kenzo lagi sambil tersenyum lalu melangkah pergi, akan tetapi baru saja melangkah beberapa langkah saja, Kenzo sudah berbalik lagi. "Oh iya hampir lupa...Thanks atas kopi dan ciumannya malam ini. Tidur yang nyenyak dan mimpi indah ya!" Setelah itu Kenzo keluar dari Villa Karin. Karin masih melongo tak percaya dengan apa yang sedang terjadi kepadanya pada saat ini. Karin masih diam dan mematung saja, 'Siapa dia? Kenapa bisa - bisanya gue membiarkannya untuk masuk tadi? Sepertinya gue yang gila! Aaarrgghh!' Batin Karin. Malam ini Karin benar - benar tidak bisa tidur sama sekali. Dia masih memikirkan apa yang baru saja terjadi. Ini semuanya terasa seperti mimpi buruk untuk Karin. Dia berharap ketika bangun keesokan harinya dirinya sudah melupakan apa yang saat ini sedang menimpanya. Karin terus saja berusaha untuk memejamkan kedua matanya, akan tetapi usahanya sia - sia. Dia masih terus memikirkan tentang Kenzo. Pikiran Karin benar - benar sangat terganggu saat ini. "Siapa sih dia? Kenapa aku harus dipertemukan dengan pria misterius, m***m dan seenaknya seperti itu! Aaaarrrgh!" Karin terus saja resah dan gelisah, dia menjadi tidak tenang sendiri. Karin baru bisa tertidur saat jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, dia benar - benar terlelap sampai dirinya baru terbangun ketika mendengarkan suara bell yang begitu nyaringnya sangat mengganggu tidur Karin.  "Berisik!" Teriak Karin sambil menututpi kedua telinga dengan bantalnya. Akan tetapi bell nya terus saja berbunyi sampai membuat Karin benar - benar merasa sangat emosi. Karin memutuskan untuk bangkit dari tidurnya Karin melihat jam yang berada didalam kamarnya. Jam yang sudah menunjukkan pukul 11 pagi. Karin memutuskan untuk beranjak dari kasurnya menuju pintu depan, dia yang masih setengah tersadar membuka pintu dengan penampilan yang sangat acak - acakan karena memang baru bangun tidur. Karin tidak menyadari kalau penampilan saat ini sangat berantakan, Karin yang hanya mengenakan piyama tidur tali satu dengan memperlihatkan sedikit belahan dadanya, lalu dengan rambut berantakan dan wajah yang bisa dibilang sangat mengantuk.  Karin terus-menerus menguap, "Hoaammm..." "Siapa?" Ujar Karin masih belum sepenuhnya sadar. "Pagi cantik!" Sapa Kenzo dengan seikat mawar merahnya dan membawakan sarapan untuk Karin. Karin mengucek - ngucek matanya untuk memperjelas penglihatannya saat ini. Ternyata dia benar - benar sedang tidak bermimpi, dia benar - benar bertemu dengan pria ini tadi malam. "Lo lagi? Gue gak butuh bunga lo!" Dengan kasar Karin menepisnya. "Lo pagi - pagi begini sengaja berpakaian seperti ini untuk menggodaku ya?" Ujar Kenzo sambil memaksa untuk masuk kedalam lagi. "Lo apa - apaan sih! Pergi dari sini." Usir Karin. "Sebentar saja kok...bunga dan sarapannya gue letak disini ya...ingat untuk menghabiskan sarapannya sayang! Karena aku akan datang lagi untuk memeriksanya." Balas Kenzo duduk di sofa sambil melipatkan kakinya. "Emangnya lo kira gue bakalan nurutin lo?" Balas Karin dengan sewot. "Tentu saja!" Ujar Kenzo dengan senyumannya. Belum sempat lagi Karin membalas ucapan Kenzo barusan, Kenzo bangkit dari duduknya lalu berjalan untuk mendekati Karin lagi, "Lain kali jangan berpakaian seperti ini lagi...gue tidak mau ada pria lain yang melihatnya. Kalau sampai lain kali gue lihat lo berpakaian seseksi ini lagi jangan salahkan gue untuk....lo mengerti kan? Lo jangan terus-menerus menguji kesabaran gue. Nanti orang suruhan gue datang kesini...tunggu kejutan dari gue ya!" Bisik Kenzo lalu berjalan pergi meninggalkan Karin. Karin terus-menerus dibuat melongo tak percaya dengan tingkah laku Kenzo. Setelah kepergian Kenzo, Karin memutuskan untuk pergi menuju kamarnya. Dia benar - benar tidak mau memikirkan apa yang Kenzo katakan tadi. Kini Karin sedang menatap dirinya sendiri didepan kaca yang ada didalam kamar mandinya. 'Ternyata yang Kenzo bilang tadi benar! Bisa - bisanya gue tidak menyadari penampilan gue begitu berantakan seperti ini? Tidak bukan hanya berantakan saja, bahkan penampilan gue ini sangat seksi. Pantas saja Kenzo berkata seperti itu! Karin sumpah ya lo itu memang benar - benar memalukan! Runtuknya kepada dirinya sendiri. Kemudian Karin memutuskan untuk mandi agar pikirannya kembali memjadi jernih kembali. Setelah menyelesaikan ritual mandinya, perut Karin yang sudah sangat kelaparan akhirnya memeriksa makanan pemberian dari Kenzo. Makanan yang diberikan Kenzo sangat banyak, Karin bahkan bisa menghabiskannya sendirian. Kini perutnya sudah terasa sangat kenyang, dirinya saat ini sedang tiduran di sofa. Sekilas Karin menatap bunga mawar merah yang sangat fresh itu...Karin mengambilnya lalu mencium aroma dari bunga mawar itu sendiri. 'Harum banget! Dasar pria misterius...lo kira gue sama dengan wanita lain yang lo deketin? Gue tidak akan kena dengan tipu muslihat lo! Pasti lo melakukan semua hal ini kepada wanita yang lo deketin kan? Lo kira gue bodoh?' Batin Karin. Kemudian Karin memutuskan untuk membuang bunga mawarnya kedalam tempat sampah begitu saja. Bell nya kembali berbunyi lagi dengan langkah berat akhirnya Karin memutuskan untuk membukakan pintunya, "Kalian siapa?" Tanya Karin melihat beberapa wanita muda berpakaian seragam yang saat ini sedang memegang beberapa kotak ditangannya. "Permisi apa kamu Nona Karin?" Tanya salah satu dari mereka. "Iya benar saya Karin!" Jawab Karin. Kemudian mereka saling melihat satu sama lain lalu memegangi tangan Karin dan memaksa masuk kedalam Villa Karin. Karin benar - benar terkejut diperlakukan seperti ini. Dia terus saja melakukan pemberontakan. "Lepasin gue! Gue bersumpah akan melaporkan kalian semua ke polisi!" Teriak Karin yang sama sekali tidak diperdulian oleh orang suruhannya Kenzo itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD