04 - Kejutan

1239 Words
Karin memutuskan untuk tidak memberontak lagi. Dia sudah sangat lelah memberontak akan tetapi malah tidak mendapatkan tanggapan sama sekali. Karin benar - benar bersumpah akan menampar bahkan menonjok Kenzo yang telah berbuat seenaknya saja tanpa persetujuan dari Karin. Karin menjalani perawatan mulai dari luluran, creambath, padicure, manicure dan segala macam lainnya. Karin perlahan mulai merasa mengantuk dia tidak tau kalau Kenzo akan membawanya kemana dan kenapa dia harus melakukan semua perawatan ini. Karin hanya pasrah saja karena mengeluh pun dia akan percuma. Setelah selama berjam - jam dirinya menjalankan perawatan, kini Karin terlihat seksi Karin yang hanya berbalut handuk tipisnya di paksa untuk menggunakan gaun malam yang telah dipersiapkan dan sengaja dipilih langsung oleh Kenzo hanya untuk di kenakan oleh Karin. Entah sejak kapan Kenzo mempersiapkan semua itu. Dia benar - benar melakukannya semuanya serba sempurna, seakan - akan mempunyai feeling yang kuat dirinya akan bertemu dengan Karin di sini. Dengan malas dan tidak bersemangat Karin menatap gaunnya itu, 'Wah...kenapa cantik sekali? Apa benar Kenzo yang memilihkan langsung gaun ini untuk gue? Tidak! Tidak kenapa gue mendadak terpesona begini dengan perlakukan manisnya. Ini tidak boleh terjadi! Gue tidak boleh lengah walaupun hanya sedikit saja! Bisa saja dia mempersiapkan jebakan untuk gue? Lagian bukannya kami baru bertemu? Kenapa dia bersikap sebaik dan semanis ini...pasti dibalik ini semua dia telah mempersiapkan sesuatu yang buruk untuk gue!' Batin Karin. Karin dengan perlahan melepaskan handuknya lalu mulai memakai gaun putih dengan belahan d**a yang semakin membuat dirinya sangat seksi nan memikat. Dengan belahan dibagian samping yang dibiarkan sampai keatas semakin memperlihatkan lengkuk dan setiap inci bagian tubuh Karin. Kini harin melihat pantulan dirinya sendiri didepan cermin. Dia benar - benar merasa sangat cantik dan seksi dengan riasan natural tapi malah semakin aura kecantikannya keluar begitu saja. Karin sendiri benar - benar kagum dan takjub melihat dirinya. Dia terus saja memutar - mutar dirinya. 'Kenapa gaun ini bisa pas ditubuh gue? Bisa gue katakan kalau dia sangat sedetail itu melakukan segalanya.' Puji Karin didalam hatinya. Rambut Karin sengaja di curly dibagian bawahnya membuat dia merasa seperti seorang putri. Setelah selesai Karin keluar dari kamarnya, dia mulai berjalan keluar dari Villa yang ditempatinya itu menuju mobil yang memang sudah dipersiapkan oleh Kenzo untuk membawanya pergi. Selama didalam perjalanan Karin tidak henti - hentinya menatap dirinya sendiri di depan ponselnya. Karin juga tidak lupa untuk mengabadikan kecantikan dirinya ini dengan beberap foto yang di ponselnya. Karin yang masih sibuk dengan dirinya, malah tidak menyadari kalau dirinya sudah sampai ditempat tujuan. Supir Kenzo membukakan pintu untuk Karin. "Silahkan Nona...dari sini Nona hanya akan berjalan sendirian untuk masuk kedalam. Tuan Kenzo sudah menunggu kehadiran Nona didalam." Ujar Supir Kenzo dengan sopan. Karin memasukkan ponselnya kedalam dompet kecil yang juga berwarna putih senada dengan gaun yang dikenakannya saat ini. Karin mulai berjalan seorang diri dengan mengikuti petunjuk yang ada dihadapannya saat ini. 'Apa yang gue lakukan ini benar? Kenapa tidak ada seorangpun disini?' Pikir Karin yang merasa mulai ragu. Dia mulai celingak - celinguk menatap kesekelilingnya. Tapi tetap saja Karin tidak menemukan siapapun juga. "Gue sebenarnya sedang ada dimana sih? Kenapa rumah ini terasa seperti istana? Apa Kenzo tinggal disini?" Ujar Karin. Karin mulai menghentikan langkahnya, dia merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres disana. Karin mulai berjalan mundur hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk berlari untuk kembali. Akan tetapi mobil yang membawanya tadi sudah tidak ada lagi disana. Kini Karin sudah berada didepan pagar tinggi yang menjulang keatas. Dia sama sekali tidak bisa keluar dari sini. "Kenapa lo disana?" Teriak Kenzo lalu berjalan menghampiri Karin. "Jangan mendekat!" Pinta Karin yang tentu saja tidak didengarkan oleh Kenzo. "Lo pikir gue akan melakukan apa? Kita hanya akan dinner saja...gue janji setelahnya gue akan mengantar lo untuk kembali lagi ke Villa lo itu." Ujar Kenzo untuk menyakinkan Karin. 'Sepertinya dia sangat serius...tatapan matanya tidak menunjukkan kalau dia sedang berbohong.' Batin Karin. "Lo mau jalan masuk sendiri atau gue gendong?" Ancam Kenzo yang membuat Karin mempercepat langkahnya untuk masuk kedalam rumah.  Langkah kaki Karin terhenti didalam sana, Karin sangat takjub bahwa Kenzo telah merias rumahnya dengan sangat seromantis itu, Sekelilingnya dipenuhi bunga - bunga mawar putih yang sengaja dibiarkan berserakan dengan lampu - lampu kecil untuk menuntun Karin menuju tempat dinner mereka berdua. Kenzo sengaja mematikan semua lampu agar cahaya lampu kecil - kecil yang ada diruangan itu bisa terlihat lebih romantis seperti difilm - film. 'Kenapa dia semanis ini? Wah...ini kali pertama gue mendapatkan hal seperti ini.' Pikir Karin sambil terus menatap seluruh ruangan dengan sangat takjub. "Kenapa lo mulai kagum dan mulai luluh dengan pertunjukkan kecil yang gue lakukan?" Bisik Kenzo yang membuat Karin menoleh seketika. "Menurut gue ini biasa aja sih..." Balas Karin yang tidak ingin memuji yang Kenzo lakukan. Kenzo hanya tersenyum geli saja mendengarkan jawaban dari Karin. Karin mulai melanjutkan jalannya lagi, dia langsung duduk di salah satu kursi tanpa menunggu Kenzo untuk membukakan kursi untuknya. "Kenapa lo paksa gue untuk dinner dengan lo? Kenapa dengan orang - orang suruhan lo tadi? kenapa mereka tak kenal takut dengan ancaman gue? Dan siapa sih lo sebenarnya? Gue benar - benar gak kenal sama lo dan sekarang tiba - tiba saja lo paksa gue untuk dinner sama lo...lalu selanjutnya lo mau apa?" Tanya Karin dengan penasaran. "Gue Kenzo Julian! Gue tertarik sama lo...dan gue mau kita bisa dinner dengan tenang malam ini." Tegas Kenzo. Karin hanya menatap Kenzo dengan kesal sambil mengaduk - aduk isi makanannya. 'Lo kira lo itu siapa? Baiklah ini hanya dinner dan gue janji gue akan buat lo ilfeel sama gue!' Tekat Karin. "Oke! Kebetulan gue juga udah laper banget!" Ujar Karin. Karin mulai mengambil makanan sebanyak - banyaknya sambil terus menatap Kenzo dan mengunyah makanannya. Dia sengaja mengangkat satu kakinya untuk naik keatas lalu makan dengan menggunakan tangan. Karin makan dengan lahap dan rakusnya, dia benar - benar tidak menyisahkan semua makanan yang sudah dihidangkan disana. Kemudian Karin meneguk habis minumannya, Kenzo hanya berusaha untuk menahan tawanya saja atas sikap yang Karin lakukan. Kemudian secara perlahan Kenzo berjalan mendekati Karin, "Lo makannya seperti anak kecil begini malah membuat gue semakin gemes tau! Gue tau lo pasti sengaja berbuat seperti ini kan?" Ujar Kenzo sambil mengelap sisa - sisa makanan di mulut Karin. Karin hanya terpaku membisu saja. Karin hanya membiarkan Kenzo mengelap sisa makanan yang ada dibibirnya itu. "Nah gini kan cantik...lo sangat cantik malam ini." CUP Kenzo mengecup jemari Karin dengan refleks Karin menarik tangannya, "Apa yang lo lakukan? Gue gak sama ya sama wanita yang lo kencani sebelumnya!" Ujar Karin dengan ketus. Kenzo tersenyum memikat, "Emang lo beda...makanya gue tertarik sama lo!" Balas Kenzo. "Tapi sayangnya gue enggak!" Balas Karin. "Nanti juga lo bakalan tertarik sama gue!" Ucap Kenzo dengan penuh keyakinan. Karin menatap Kenzo sangat tajam, "Sebenarnya apa sih mau lo?" Tanya Karin sekali lagi. Kenzo mengeluarkan cincin berlian yang sangat besar yang memang sudah dipersiapkan olehnya. Kenzo membuka cincin itu dengan posisi masih menunduk Kenzo malah semakin membuat Karin bingung dengan apa yang telah dilakukannya. "Lo mau apa dari gue? Gue ini wanita baik - baik, hanya saja gue sedang patah hati. Jadi gue minta sama lo jangan main - main sama gue! Gue benar - benar gak tertarik bermain - main dengan lo. Kalau lo mau main - main cari aja wanita lain, sepertinya orang kayak lo akan dengan mudahnya mendapatkan wanita manapun yang lo mau." Tegas Karin. "Tapi gue maunya lo!" "Will you marry me?" Tanya Kenzo dengan kesungguhan dan ketulusan. Sontak membuat Karin Syok dan melongo tak percaya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD