22. Kabar Duka

1388 Words

"Will ... ayo kita pulang, ini hampir siang. Kamu juga belum makan atau minum apapun," ajak Evan mulai khawatir, karena sejak semalam ia belum melihat sahabatnya makan apapun. "Aku tidak mau! Kalau kamu mau pulang, lebih baik kamu pulang saja. Biarkan aku di sini, karena aku masih ingin bersama Mammy dan Daddy," sahut Damian dingin, dengan tatapan terus pada tanah basah di hadapannya. Evan mendengar nada penolakan langsung terdiam, ia tidak ingin memancing kemarahan Damian. Kini yang ia bisa ia lakukan hanya berada di samping sahabatnya itu, sampai Damian pulang baru ia akan kembali ke rumahnya. Ya, lima belas menit yang lalu jenasah Pak Daniel dan Bu Laura baru saja selesai di makamkan, Damian tidak hentinya menangis serta menciumi batu nisan orang tuanya. Rasa kehilangan begitu mendal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD