Jay jangan tinggalkan aku

932 Words
“Jay...” Mauren yang baru saja keluar dari rumah sakit melihat Jay yang ingin masuk ke dalam mobil. Jay menepis tangan istrinya saat dia berusaha meraih. Jay sudah lelah dengan semua ini, dia butuh udara segar untuk menenangkan pikiran. Dengan tatapan lelah, Jay menatap kedua mata sendu berwarna coklat itu. “Kita bercerai saja! Aku juga ingin hidup, kita menikah sudah tiga belas tahun, tapi sedikit pun kamu tidak pernah membiarkan aku menyentuhmu, Mauren. Apa menurut kamu ini adil bagiku...? aku bahkan sudah di cap sebagai pria yang suka main serong. Kami pikir aku apa...? aku tahu kita berteman, tapi pertemanan kita bukan alasan aku menikah. Aku menikah DENGAN kamu, karena CINTA. Aku mencintaimu, Mauren! Hari ini adalah batas hatiku untuk hidup. Aku rasa cintaku tidak cukup besar untukmu.” Dada Mauren terasa sakit, dia tidak bisa bernapas. Tidak, dia benar-benar bisa mati, jika semua orang meninggalkannya. Mauren butuh Jay, hanya dirinya yang bisa menenangkan. “Hiks, Jay, jangan tinggalkan aku.” Mauren bersujud di kaki suaminya.” Sedih, stres, semua menjadi satu bagi Jay. Dia tidak bisa melihat orang yang di cintai hidup seperti ini. Tapi dirinya juga tidak bisa menerima apa yang terjadi pada hidupnya. Menikah tapi tidak seperti pasangan, hidup apa yang seperti itu. Jay menarik tangan Mauren. “Ayo berdiri, kita bicara di rumah.” Mereka masuk ke dalam mobil lalu, berjalan pulang ke rumah. Tidak ada yang bicara, mereka saling membuang wajah. Mobil hitam mewah tersebut akhirnya masuk ke dalam pekarangan rumah. Sepi, ya semua itu terjadi karena mereka memang hanya tinggal berdua di sana. Tidak ada orang lain lagi. Jay dan Mauren keluar dari mobil, berjalan masuk ke dalam rumah. Setelah Jay membuka pintu rumah mewah tersebut, pria itu menarik tangan istrinya dan mencium lembut. Mauren mendorong tubuh Jay kuat. Dia menolak lagi, dan suami pun terluka. Jay tersenyum menatap Mauren. “Lihat aku, Mauren...” Jay mengangkat dagu istrinya lembut. “Kamu dan aku, tidak akan pernah bisa. Aku juga tidak ingin menjadi pria gila yang selalu di tunjuk bermain serong. Umurku sudah tiga puluh lima tahun. Aku tidak muda lagi, Mauren. Aku ingin hidup normal, sudah berapa kali aku katakan bahwa aku mencintaimu.” Mauren terdiam, kini dia mulai ingin menangis. Tangan Mauren meraih baju kemeja Jay. “Ini sudah tiga belas tahun, aku terbiasa dengan kamu, Jay.” “Tapi aku pria dewasa, aku butuh seks. Semua yang terjadi harus kita akhiri dan kamu bisa pulang pada Eth.” Mauren menggeleng, dia mulai terisak. “Jangan lakukan ini padaku, aku tidak bisa melakukan hal itu.” dia menggoyangkan tubuh suaminya terus menerus. Jay memejamkan mata, dia dari dulu sangat ingin tahu apa yang terjadi pada Mauren. Istrinya ini tidak pernah menceritakan apapun, sejujurnya Jay meyakini dalam hati satu hal. Tapi ketika Jay bertanya, Mauren akan menghindar. “Mauren, ayo kita duduk di sana.” Jay menarik tangan Mauren ke arah sofa. “Angkat wajahmu, aku tidak bisa bicara dengan seseorang jika dia tidak menatap mataku.” dengan telunjuknya Jay mengangkat dagu Mauren. “Kita harus bercerai, aku tidak akan meninggalkan kamu. Kita tetap teman, Mauren. Kamu bisa datang kapan saja dan bercerita padaku apa yang kamu rasakan. Kita bisa minum kopi berdua, dan bisa membuatkan aku omelet. Kita akan biasa saja, ingat Mauren. Jika aku ingin meninggalkan kamu, itu sudah kami lakukan sejak lama. Kamu sakit, Mauren, kami harus mendengarkan apa yang aku katakan.” “Hiks, aku benar-benar tidak ingin membuat kamu menjadi pria suci yang tidak bersentuhan dengan wanita. Aku tahu kamu butuh seks. Aku benar-benar minta maaf. Aku akan ikuti apa yang kamu katakan, Jay...” Jay menggigit bibirnya. Walaupun tidak ada seks dalam rumah tangganya bersama Mauren. Sejujurnya, Jay merasakan hidup yang lebih bahagia. Hidup dengan melihat senyum seseorang yang kita cintai adalah hal yang paling menyenangkan. “Kamu, akan tetap tinggal di sini. Rumah ini untuk kamu, Mauren. Semuanya untuk kamu...” Mauren menggeleng, dia menundukkan kepalanya. “Aku tidak pantas mendapatkan apapun, Jay. Aku bukan istri yang baik. Bahkan aku membiarkan suamiku bersama wanita lain demi seks.” Jay tersenyum menatap Mauren. “Jangan berbicara seperti itu, aku dan Rere sudah sepakat. Dia menerima semuanya, dan aku bukan pria yang mudah bimbang, Mauren. Biarkan semua terjadi seperti air mengalir. Aku tetap Jay, sahabatmu.” Tubuh Mauren bergetar, dia tidak menahan rasa sedih di hatinya. “Oh tidak, Jay... maafkan aku! Aku telah menghabiskan masa mudamu. Maafkan aku, Jay.” “Sini aku peluk...” Jay membuka lebar tangannya. Mauren memeluk erat, dia menangis segugukan. Tidak ada yang bisa Mauren katakan pada Jay, dia pria yang baik. Hanya pria gila yang mau mengorbankan hidupnya seperti, Jay.” - Psikiater adalah seorang dokter spesialis yang mendalami ilmu kesehatan jiwa dan perilaku (psikiatri). Psikiatri sendiri adalah cabang keilmuan medis yang fokus pada diagnosis, pengobatan, dan pencegahan terhadap gangguan emosional, kejiwaan, maupun perilaku. Saat Anda membutuhkan psikiater, jangan sampai tertukar dengan psikolog. Banyak orang yang masih salah membedakan antara psikiater dengan psikolog. Meskipun memiliki persamaan, tentu saja ada perbedaan di antara kedua profesi ini. Psikiater adalah seorang ahli medis yang fokus menangani masalah kesehatan mental dan perilaku melalui upaya pencegahan, kuratif dan rehabilitatif dengan pemberian konseling, psikoterapi, dan obat-obatan. Latar belakang pendidikan seorang psikiater adalah dokter umum yang telah menempuh jenjang PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) dalam ilmu kedokteran jiwa atau psikiatri selama 8 semester. Dengan kata lain, psikiater adalah dokter spesialis kejiwaan dengan gelar Sp.KJ (Spesialis Kedokteran Jiwa), yang memiliki keterampilan klinis dalam mendiagnosis, melakukan pengobatan, perawatan dan pencegahan pada masalah kesehatan mental. Termasuk di antaranya penyalahgunaan zat-zat tertentu dan masalah kecanduan (adikisi). Oleh karena itu, psikiater dapat memberikan resep obat-obatan, seperti halnya dokter-dokter pada umumnya. Di lain sisi, psikolog adalah tenaga ahli yang lebih fokus dalam memberikan solusi dari sudut pandang nonmedis seperti praktik konseling dan psikoterapi. Mereka juga menempuh bidang akademik yang berbeda, yaitu ilmu psikologi. Cakupan bidang psikologi antara lain pola hidup, tumbuh kembang, dan pengaruh lingkungan sosial terhadap pasien. Mengingat psikolog bukan dokter medis, maka psikolog tidak memiliki kewenangan klinis dalam memberikan resep obat atau prosedur medis lainnya. ** KONSULTASI GRATIS DI REVIEW (BERCANDA)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD