PROLOG

474 Words
Sepasang manik violet menatap tajam ke arah para penjaga yang menyeret paksa seorang gadis dan beberapa pengawal lain ke ruang bawah tanah. Tangan pria itu mengepal erat hingga buku-buku jarinya memutih, ia langsung meninggalkan ruang pertemuan tak peduli dengan semua kekacauan saat ini. Pria dengan jubah pangeran tersebut sangat ingin melampiaskan kemarahannya pada semua orang. Namun, ia cukup waras karena sedang berada di Castle Witch, seorang putra mahkota harus menghormati Renald sebagai pemimpin clan witch. Gadis itu terus merintih kesakitan di balik jeruji usang tak layak huni. Tubuhnya bergetar hebat setelah mendapat beberapa cambukan. Mengapa Moon goddes sangat tidak adil?! Apa ia tidak pantas bahagia? Takdir seolah mendorongnya terus ke dalam jurang kesedihan dan penyiksaan tanpa memberinya kesempatan untuk bernafas. “Kau beruntung karena Queen sangat menyayangi mu. Mungkin jika tidak, aku juga akan memenggal kepala mu.”Sarkas John Panglima Castle dengan raut datar. Carrie hanya menunduk, memeluk tubuhnya yang terasa dingin. Ia mengenalnya, John adalah Panglima Castle dengan sifat ramah juga riang. Namun, entah apa yang terjadi jika semua orang memasuki ruang bawah tanah semua terasa berbeda. Mereka sungguh tak mempunyai belas kasihan dengan para tahanan. John berlalu dari hadapan Carrie membuat gadis itu kembali menenggelamkan wajah, isakan kecil memenuhi ruang dengan banyak genangan darah juga bau anyir menusuk. “Mengapa semua sangat menyedihkan.” Gumam Carrie terisak, ia menjambak surai frustasi. Tidak bisakah ia keluar dari neraka ini?! Tak berselang lama terdengar derap langkah penuh intimidasi menggema memenuhi ruang bawah tanah. Semua tahanan termasuk Carrie beringsut menjauh memeluk tubuh mereka masing-masing, tentu saja mereka trauma akan apa yang pernah terjadi jika ada aura gelap seperti sekarang. Penyiksaan di tubuh mereka menjadi saksi bisu betapa kejam hukum bagi seorang tahanan. Gadis dengan tubuh pucat itu bergetar saat langkah kaki seseorang berhenti tepat di depan sel nya. Carrie semakin beringsut menjauh saat pria dengan aura gelap itu berjongkok dengan tatapan tajam. Air mata mengalir deras tanpa perintah, entah apa yang akan terjadi dan penyiksaan macam apa lagi yang akan Carrie rasakan. “Mendekat.” Ia menggeleng keras, tubuhnya sudah sangat sakit akibat hukuman beberapa jam lalu. Jika ia akan kembali di siksa Carrie mungkin tidak akan mampu bertahan lebih lama. “Mendekat!” Kali ini perintah itu terdengar tajam tak terbantahkan hingga Carrie terpaksa mendekat dengan tubuh bergetar, jarak ia dan pria itu hanya terhalang jeruji usang. “Aku mohon jangan sakiti aku...” cicitnya ketika tangan kekar pria di depannya membelai lembut pipi pucat Carrie. Terasa hangat dan nyaman, tanpa sadar gadis itu memejamkan mata. Seringai tipis menghiasi bibir menggoda Putra Mahkota NECROMANCER. Ia membelai surai panjang nan berantakan milik Carrie, gadis itu tak bergeming. “Ssttttss.....” Carrie meringis kala sobekan di sudut bibir nya di tekan oleh Azreal dengan keras. Pria itu menatap tajam seluruh luka di tubuh Carrie. “Mulai detik ini, kau dalam cengkraman ku sayang.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD