Bibi Carrie

2047 Words
Langit begitu cerah, matahari bersinar dengan agung menerangi dunia Immortal, musim gugur baru saja tiba tetapi mentari begitu menyengat dari biasanya. Sangat aneh. Gadis dengan kulit putih pucat itu sedikit mengusap punggung tangannya merasa nyeri terpapar sinar matahari. Meskipun kulitnya memerah dan terasa terbakar, ia tak berniat beranjak sedikitpun. Ia terus memperhatikan dengan teliti setiap langkah pria kecil yang berlari kesana-kemari mengejar seekor kumbang di hamparan taman mawar. Tawa riang pria kecil tersebut menggema setelah berhasil menangkap kumbang , sikap pria kecil tersebut sungguh menggemaskan dan ceria seperti ibunya. Belum lagi wajah tampan dan sikap ramah menambah nilai plus kesempurnaannya sebagai putra mahkota Castle Witch. “Hati-hati Ell.” Peringat gadis itu sedikit berteriak melihat Ellard berlari ke arahnya. Carrie Lynnette adalah seorang maid yang setia mengabdi di sebuah Castle besar, Castle yang di Pimpin oleh seorang Lord tegas, kejam, dingin, dan tak mempunyai belas kasihan kepada semua orang. Namun, itu semua hanya masa lalu. Semenjak Lord Renald menemukan mate nya, Keyra. Semua telah berubah, di tambah lagi kehadiran malaikat kecil cukup melengkapi keluarga kecil pemimpin Castle ini. Lord nya benar-benar menjadi seseorang yang berbeda, dia lebih bijak sana, jarang sekali menyiksa orang, dan sifat tempramental yang dulu di takuti semua penghuni Castle maupun clan lain kini sudah jarang terlihat. Sebelum Lord Renald menemukan mate nya, pria itu selalu menyiksa banyak orang termasuk dirinya. Carrie bahkan hampir meregang nyawa di tangan Renald, belum lagi banyak maid lain mencemooh dan menghinanya secara terang-terangan semenjak Keyra, Queen mereka memberikan perhatian khusus pada Carrie. Queen of witch itu mengangkat nya sebagai pelayan pribadi juga pengasuh pribadi Ellard, Putra Mahkota Castle witch atas saran Anne mate dari panglima Castle. Anne dan Keyra menganggapnya sebagai seorang sahabat, Carrie pun tak mengerti. Derajat mereka bahkan lebih tinggi darinya, mereka membuat ia bersemangat walau hidupnya selalu di timpa beban berat. Ia sudah bersumpah demi mendiang kedua orang tuanya akan selalu mengabdi pada Castle Witch. Ya, Kedua orang tua Carrie juga salah satu maid di Castle ini. Namun sayang, saat itu Renald belum menemukan Queen mereka. Dengan tega pria itu memenggal kepala kedua orang tua nya di hadapan para penghuni Castle karena menghilangkan seekor kuda. Saat itu usia Carrie dua belas tahun, ia melihat semuanya, mendengar jeritan ibunya meminta ampun, teriakan ayahnya karena terus di cambuk. Memory itu masih tersimpan jelas di ingatan Carrie. Bruk! “Astaga!” Carrie tersentak, ia langsung berlari dengan panik melihat Ellard tersungkur. “Huaaa...huaaa!! Bibi! Sakit! Kaki Ell beldalah!!” pekik pangeran kecil itu terisak. Dengan wajah panik Carrie menggendong Ell menuju kursi taman, “Sayang, sudah bibi katakan hati-hati.” Carrie meringis melihat salah satu kaki Ellard mengeluarkan darah, pria kecil itu terus terisak dalam dekapannya. Hari ini Queen dan Lord sedang berada di Castle clan SORCERER, clan SORCERER adalah witch yang mirip seperti wizard, tetapi SORCERER memiliki kemampuan lebih dari satu. Seperti es, api, dan listrik. Alhasil Castle ini cukup sepi karena petinggi kerajaan sedang berada di Castle clan masing-masing, biasanya jika ada acara penting atau pesta besar para Raja dan pangeran dari masing-masing clan akan berkunjung bahkan menginap di Castle Witch. “Ell tunggu di sini, bibi akan panggilkan tabib Earl.” Ellard langsung menahan tubuh Carrie saat hendak beranjak, pria kecil itu mengusap ingus nya yang menetes. “Tidak usah, Ell laki-laki. Kata Mommy laki-laki itu halus kuat.” Meskipun sudah tidak menangis Ellard mengucapkannya dengan sesenggukan, belum lagi pipi dan hidung memerah juga manik biru yang tampak masih berkaca-kaca membuat Carrie gemas. Kekehan kecil meluncur begitu saja dari mulut Carrie saat mendengar penuturan polos Ellard, ia mengacak surai blonde Ell gemas. “Baiklah. Ayo, bibi akan menggendong mu. Kita akan mengobati luka mu di kamar.” “Tidak bibi, Ell bisa beljalan sendili.” Carrie mengernyit bingung, “Jika Ell berjalan, nanti kakinya akan sakit.” Ucap Carrie lembut, ia sangat paham sifat keras kepala pria kecil itu, tidak ada yang bisa melarang semua kemauan putra mahkota. “Tidak mau...” rengek Ellard melipat kedua tangannya di depan d**a, pria kecil itu juga mengerucutkan bibirnya tanda merajuk. “Hei, dengarkan bibi Ell.” Carrie membelai surai Ell dengan sayang, sontak itu membuat Ellard memusatkan perhatiannya ke arah Bibi yang amat di sayanginya. “Ell tidak ingin bibi di marahi Mommy kan?” Ellard menggeleng. “Ell tidak ingin bibi juga di marahi Daddy dan mendapat hukuman kan?” Lagi-lagi Ell menggeleng keras. Carrie mengulas senyum, “Jadi Ell mau bibi gendong supaya bibi tidak di marahi Mommy dan Daddy?” Ellard kembali mengangguk dan langsung menghambur ke dalam pelukan Carrie. “Ell sayang bibi, Ell tidak ingin bibi di malahi kemudian sedih.” Lihatlah, bahkan sifat penyayang Keyra menurun untuk putra nya. Carrie sangat bersyukur akan hal itu, setidaknya ada satu cinta lagi yang ia dapatkan dari seseorang setelah Keyra dan Anne sebagai sahabatnya. **** Omelan panjang kali lebar memenuhi sebuah kamar berdominasi coklat muda dengan banyak etalase terpajang mainan, beberapa orang dewasa tampak melingkari seorang pria kecil. “Ell! Jika bibi berbicara dengarkan!” Anne mengambil paksa rubik di tangan Ellard dengan kasar. Pria kecil itu masih saja sempat bermain rubik saat di nasehati seperti ini. Ellard bersidekap d**a, saat ini di kamarnya sudah ramai dengan kedatangan, paman Earl tabib Castle, Bibi Anne, paman John Panglima Castle dan beberapa maid juga penjaga ikut mengkhawatirkannya. Semua penghuni Castle sontak geger dengan kabar bahwa putra mahkota Castle terluka. Bagaimana tidak? Ellard adalah jantung juga berlian yang akan meneruskan kepemimpinan ayahnya kelak, tentu mereka sangat menjaga putra dari Lord Renald tersebut. “Bibi Anne tidak haus? Ell mempunyai air untuk minum.” Celetuk Ell polos karena sedari tadi bibinya yang satu itu terus saja mengomel akibat ia kurang hati-hati. “Anak ini!” “Mate..” Peringat John mengusap punggung Anne agar tetap sabar. “Dia masih kecil, seharusnya kau menyalahkan maid itu yang tidak becus menjaga Ell.” Lanjut John menyindir. Carrie hanya bisa menunduk dalam diam, ia sadar terlalu ceroboh menjaga putra mahkota. “Apa yang kau katakan? Dia mempunyai nama, Carrie! Apa kau tidak dapat mengatakan namanya dengan benar?!” John hanya memejamkan mata saat ia juga terkena semburan marah mate nya. Satu-persatu maid, pengawal bahkan tabib Earl meninggalkan kamar Ell karena tidak ingin mencampuri urusan para petinggi Castle. “Iya-iya Carrie.” Gumam John pasrah, bisa tidur di luar kalau sampai Anne benar-benar marah kepadanya. Oh astaga membayangkan saja John sudah tersiksa, apalagi jika benar terjadi! “Bocah, dari pada kau terus duduk di ranjang seperti ini. Lebih baik kita berlatih pedang.” Tawar John pada Ell. Raut bosan Ell seketika berbinar bahagia, “Ayo! Ell ingin bellatih pedang!” Seru pria kecil itu semangat walau salah satu kakinya terbungkus perban. “Haish!! Kau benar-benar menguji kesabaran ku John!! Dia sedang terluka, kau malah mengajaknya berlatih?!! s**t! Aku benar-benar emosi saat ini.” “Akh..aw...aw..mate apa yang kau lakukan, lepas, stt...aw.” “Ayo cepat kembali kekamar mu!!” “Akh...aw..aw..iya..” Ellard bergidik ngeri melihat betapa kejam bibi Anne menarik telinga John dengan keras lalu membawanya keluar. Bibinya yang satu itu benar-benar kejam! “Bibi, mengapa bibi Anne sangat jahat?” tanya Ell kesal karena acara berlatih pedang bersama paman John di gagalkan oleh bibi nya yang satu itu. Carrie mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang Ellard. “Bibi Anne tidak jahat sayang, bibi Anne hanya khawatir karena kau terluka.” Jelas Carrie mencoba memberi pengertian. “Tetapi Ell selalu di malahi, tidak seperti bibi Callie yang sayang Ell.” Carrie hanya tersenyum tipis. Ell belum mengerti dengan sikap Anne, di balik ocehan dan perilaku Anne yang terkadang galak. Di dalam lubuk hati Anne ia menyayangi semua orang terdekatnya, Carrie memahami itu. “Saatnya tidur siang.” “Tapi bibi..” “Tidak tidur, bibi akan makan semua coklat.” Akhirnya Ell hanya bisa menuruti ucapan Carrie, pria kecil itu merebahkan tubuhnya dan langsung di tutup selimut tebal oleh Carrie. “Bibi kecup kening Ell” pinta pria kecil itu membuat Carrie tersenyum. Ia mengabulkan permintaan Ell dengan mengecup kening Ellard dengan sayang, “Selamat tidur.” Setelah mengucapkan itu Carrie berlalu pergi meninggalkan kamar Ellard. Gadis dengan dress sederhana berwarna biru berjalan sambil menundukkan wajah nya, tidak berani menatap wajah-wajah para maid yang mencemooh juga menyalahkannya akibat putra mahkota Castle terluka. “Lihat, bahkan dia tidak merasa bersalah sama sekali setelah mencelakai tuan muda Ell.” “Entah apa yang membuat Lord tidak membunuh gadis murahan itu.” “Aku yakin jika Lord mengetahui tuan muda Ell terluka, gadis tidak berguna itu akan di penggal mati.” Kurang lebih seperti itu cibiran yang tertangkap indra pendengaran Carrie. Setetes air mata melucur di pipi pucat gadis itu. Tentunya ia juga merasa bersalah karena lalai dalam menjaga Ellard, Carrie hanya bisa mengabaikan cibiran mereka dan bersiap jikalau ia akan mendapat hukuman dari Lord Renald. Tarikan kasar di pergelangan tangannya membuat Carrie tersentak kaget, ia di tarik paksa menuju koridor gelap dan sepi dari para penghuni Castle. Kejadian itu sangat cepat hingga Carrie tersadar saat ini ia telah berada di kukungan seorang pria. Ia menahan nafas saat maniknya menatap d**a bidang seorang pria, jarak mereka sangat dekat membuat Carrie dapat merasakan harum memabukkan itu begitu kuat. Ia menggeleng kuat mencoba tetap sadar saat harum mint berbaur coklat manis membuatnya terlena hampir kehilangan akal. Bahkan ia tak menyadari pergelangan tangannya sudah memerah karena di cengkram erat oleh pria dengan pakaian prince itu. Seringai kecil terbit di bibir tipis pria dengan manik violet menggoda, ia sangat mengetahui bahwa gadis dalam kukungannya saat ini tengah mati-matian menahan harum yang berasal dari ikatan mate. “Angkat wajah mu.” Kalimat tajam juga menusuk itu membuat tubuh Carrie bergetar, di tambah tatapan mengintimidasi sangat dominan hingga nyali Carrie hilang di telan bumi. Carrie meringis saat tangan kekar itu mencengram rahangnya hingga membuat ia mendongak, sungguh kuku pria itu seperti menancap di kulit rahang Carrie.Gadis itu kini dapat melihat jelas wajah tampan Azreal dengan manik berkilat-kilat menahan amarah dengan rahang mengeras. “Dasar gadis lemah! Siapa yang membuat mu menangis?” “T-tuan...s-sakit.” Bukanya menjawab Carrie justru kembali mengeluarkan air mata menahan perih karena kuku Azreal menancap di kulitnya. Ia memejamkan mata saat benda kenyal nan basah itu mengecup kedua kelopak matanya bergantian. Tubuh nya menegang, kaku tak bisa bergerak. Bahkan jantung Carrie mendobrak ingin keluar dari tempatnya. Apa ini? “Ingat, Jangan pernah jatuhkan air mata mu, jika bukan aku penyebabnya.” Tukas Azreal tajam. Kemudian Putra Mahkota Necromancer itu kembali menarik Carrie untuk mengikutinya. Beberapa kali gadis itu hampir tersandung kakinya sendiri karena kewalahan dengan langkah Azreal yang cukup lebar. “T-tuan.” “Diam!” Carrie kembali menutup mulut nya rapat-rapat, ia tak berani membantah atau sekedar bertanya pria itu akan membawa nya kemana. Mereka menjadi pusat perhatian karena baru kali ini seorang Putra Mahkota Necromancer yang terkenal dingin tak tersentuh menggandeng seorang gadis, dan sialnya lagi adalah seorang maid. “Sudah ku katakan dia memang gadis murahan. Entah apa yang gadis itu lakukan hingga bisa di gandeng oleh tuan Azreal.” Duk! Carrie meringis pelan saat keningnya menabrak punggung keras Azreal yang berhenti mendadak. Ia merasakan Azreal melepas genggaman tangan di pergelangan tangannya. Manik violet tajam itu menatap nyalang ketiga wanita berseragam maid yang tidak jauh dari tempatnya berhenti, Azreal melangkah maju membuat ketiga maid itu menunduk penuh hormat, tidak seperti beberapa saat lalu bergosip hingga membuat telinga Azreal terasa panas. “Aku akan merobek mulut sampah mu, jika kau berani menghina gadis itu!” Tukas Azreal tak main-main mencengkram salah satu wajah maid yang tadi mengeluarkan suara menghina Carrie. “A-ampuni saya t-tuan.” Cicit maid itu bergetar. Azreal langsung menghempas wajah maid itu hingga terjebab di lantai, kejadian tak terduga membuat mereka semua terbelalak melihat kulit maid itu mulai mengelupas seperti terbakar. Maid itu menggeliat di lantai seperti meminta pertolongan, sedangkan Azreal menatap maid itu dengan jijik, begitu juga dengan kedua teman maid itu yang mundur menjauh bukannya menolong teman mereka. “Itu adalah sebuah hukuman!” Carrie yang melihat hanya menutup mulut nya terkejut, ia memalingkan wajah tak kuasa melihat kejadian di hadapannya. Lalu apa yang harus ia lakukan? Ia hanya seorang maid dan tidak bisa melakukan apapun. Azreal kemudian kembali menyeret Carrie dengan kasar, kali ini Carrie benar-benar ketakutan saat aura pria itu menguar penuh ancaman. Di tambah lagi Carrie dapat merasakan amarah Azreal seakan ingin meledak. Apa dia membuat kesalahan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD