Four

1857 Words
Edmund membalikkan tubuh Clair agar menghadap ke arahnya, gadis itu dian menerima semua perlakuan lembut yang di lakukan Edmund sang pasangan abadinya. Wajah Edmund mendekat ke arahnya, membuat Clair menutup matanya menikmati terpaan nafas hangat Edmund yang mengenai kulit wajahnya, tubuhnya sedikit menegang, ini adalah pertama kalinya ia berhadapan dengan seorang pria dalan jarak yang sangat dekat. Edmund menempelkan bibirnya di bibir tipis Clair, mengecupnya lantas melumatnya dengan pelan. Ke dua tangan Clair melingkar indah di leher Edmund sedangkan ke dua tangan Edmund memeluk pinggang ramping Clair sembari terus memperdalam ciumannya. Edmund menggeram pelan di sela-sela ciumannya, frustrasi karena sedari tadi Clair hanya diam tanpa membelas ciuman panas yang ia lakukan. Dengan menahan emosinya, Edmund melepaskan ciumannya, menatap nyalang ke arah Clair yang telah membuka matanya dengan lebar, ke dua pipi gadis itu merah merona malu karena ini adalah ciuman pertamanya. "Kenapa kau tidak membalasnya?" geram Edmund, Clair menundukkan kepalanya ke bawah, menatap ke arah lantai marmer yang terlihat sangat mengkilap. "Aku tidak tau caranya berciuman. Ini adalah pertama bagiku." cicit Clair dengan pelan namun masih bisa di dengar dengan baik oleh Edmund. Emosi pria itu reda, ia lantas tersenyum hangat. Gadisnya ini benar-benar sangat polos, ia senang bahwa dirinya adalah orang pertama yang berhasil mengambil firts kiss Clair. Salah satu tangan Edmund melepaskan pelukannya dari pinggang Clair lantas merambat ke atas, membela wajah cantik mate nya yang tengah merona. "Kau sangat cantik sayang," puji Edmund yang semakin membuat Clair merona, gadis itu benar-benar sangat bahagia saat ini. Ia ingin selalu seperti ini, ia tidak mau kembali tinggal bersama dengan Ibu serta Kakak tirinya. Ia ingin selamanya tinggal bersama dengan Edmund. "Terima kasih," ujar Clair yang langsung menubruk d**a bidang Edmund, memeluk pria itu dengan sangat erat dan di balas pria itu dengan pelukan tak kalah dengan erat juga. Suara geraman Edmund kembali terdengar saat suara ketukan pintu menganggu adegan mesra antara dirinya dan juga Clair pagi ini, dengan terpaksa ia melepaskan pelukannya pada tubuh mungil gadisnya lantas berjalan mendekat ke arah pintu, dengan ekspresi wajah dingin menahan amarahnya ia lantas membuka pintu dengan kasar dan lebar, di ambang pintu terlihat seorang pelayan membawa sebuah nampan berisi dress untuk di gunakan Clair hari ini. "Ini adalah beberapa dress terbaik untuk Luna gunakan hari ini. Sarapan juga sudah siap Alpha." jelas sang pelayan yang langsung di angguki oleh Edmund, pria itu dengan kasar langsung merampas dress itu lantas membalikkan badannya dan segera berjalan mendekat ke arah Clair yanh tengah mematung di tempat sembari menatapnya. "Maaf Alpha," cetus sang pelayan yang berhasil membuat langkah Edmund terhenti dan kembali menatap ke arah pelayan kurang ajar yang terus saja menganggunya dengan Clair pagi ini. "APA LAGI?!" teriak Edmund dengan keras, Clair saja sampai tersentak kaget saking kerasnya. "Maaf Alpha, sarapan pagi sudah siap." jawabnya pelayan dengan sangat sopan. "PERGI!" titah Edmund dengan tegas, pelayan itu lantas membungkukkan badannya sebelum ia berjalan menjauh dari area kamar pimpinannya itu. Edmund mengatur nafasnya agar emosinya reda, lantas kembali berjalan mendekat ke arah gadis cantiknya. Clair? Gadis itu membuka matanya dengan lebar, terkejut dengan panggilan pelayan itu kepada Edmund. Alpha? Alpha adalah julukan untuk pemimpin kaum werewolf, dan itu artinya Edmund adalah pimpinannya. "Kau baik-baik saja?" Clair tersentak kaget saat sebuah sentuhan lembut mendarat di wajah cantiknya, reflek gadis itu melangkah mundur dan menatap Edmund dengan datar. Ia tidak menyangka bahwa belahan jiwanya adalah seorang Alpha, dan itu artinya sangat buruk. Shewolf lemah sepertinya mendapat seorang mate yang berpangkat Alpha, mungkin jika dirinya bisa berubah wujud serigala, ia akan menjadi shewolf paling beruntung di dunia ini, namun ceritanya berbeda. Apa kata rakyat pack nanti jika mereka tau pasangan Alpha mereka adalah seorang manusia serigala yang sangat lemah? Edmund juga pastinya tidak akan menerimanya karena dirinya akan memalukannya sebagai seorang Alpha. "Kau seorang Alpha?" tanya Clair dengan ragu, dengan mantap Edmund mengangguk lantas membelai lembut wajah cantik Clair. "Dan kau akan segera menjadi seorang Luna," balas Edmund dengan sangat bahagia. Luna adalah julukan untuk seorang wanita yang menjadi pasangan abadi seorang Alpha. "Sayang kau baik-baik saja?" tanya Edmund dengan khawatir saat ia melihat Clair diam terus dengan tatapan mata yang kosong, ke dua tangan kekarnya membingkai wajah cantik Clair lantas bibirnya mengecup kening gadis itu dengan singkat. "Aku gerah, mau mandi." cetus Clair berbohong, ia tengah berusaha menyembunyikan ketakutannya saat ini. Edmund terkekeh pelan lantas memberikan sebuah dress cantik berwarna pink ke arah Clair dan langsung di terima oleh gadis itu. "Pakai ini, kamar mandi ada di sana. Aku akan menyuruh pelayan untuk datang ke sini membantumu merias diri. Setelah itu turun ke lantai satu untuk sarapan pagi, biar pelayan yang akan menemanimu nanti," jelas Edmund dengan lembut, Clair mengangguk sembari tersenyum kikuk lantas berjalan menjauh ke arah pasangan abadinya itu ke arah kamar mandi lalu mengunci pintunya dari dalam. Sedangkan Edmund berjalan keluar dari kamar untuk membersihkan diri di kamar mandi lain, setelah itu ia akan menunggu Clair di ruang makan untuk sarapan bersama dengan pasangan abadinya. Di dalam kamar mandi Clair bukannya membersihkan diri namun memikirkan sebuah ide untuk melarikan diri. Sungguh, ia takut berada di sini. Takut jika Edmund mengetahui bahwa dirinya seorang shewolf lemah dan tidak mau menerima dirinya karena kekurangan yang ia miliki. Ia takut jika Edmund me-rejectnya, lantas membuangnya. Ia harus menyembunyikan kelemahannya di depan Edmund, dan cara satu-satunya adalah melarikan diri dari sini, dia berjanji akan kembali jika dia sudah menemukan wolf dalam dirinya dan bisa berubah wujud menjadi seekor serigala. Clair membuka knop pintu kamar mandi, ia akan kabur lewat pintu kaca balkon, namun baru saja ia hendak melangkah dua orang pelayan sudah berada di ambang pintu dan membungkukkan badannya dengan hormat ke arahnya. "Salam Luna," ucap mereka berdua dengan bersamaan, dengan kikuk Clair mengangguk, baru pertama kalinya ia di hormati, biasanya kan dia di siksa oleh Ibu dan Kakak tirinya, di hina, di maki dan juga di perlakukan dengan sangat kasar. "Ada yang bisa saya bantu Luna?" tanya salah satu di antara mereka, dengan cepat Clair menggeleng lantas kembali menutup pintu kamar mandi dan menguncinya. Di dalam ia terus berjalan mondar-mandir tidak jelas memikirkan bagaimana ia akan kabur. Jika dia kabut melewati dia pelayan itu maka mereka adan teriak dan mencegahnya, belum lagi kalau sampai mereka mengadu pada Edmund, habis sudah riwayatnya nanti. Setelah berpikir hampir 10 menit lamanya, akhirnya langkah kakinya yang sedari tadi mondar-mandir terhenti, ke dua netranya berbinar saat melihat sebuah jendela kecil yang berada di atas bathup kamar mandi. Tanpa berpikir panjang ia lantas menaiki pinggiran bathup dan membuka jendela kecil itu, ia sangat yakin bahwa tubuy kurusnya bisa masuk ke dalam sana. Ia menengok ke arah bawah, lumayan tinggi, tapi tidak apa, ia sangat yakin bahwa Dewi bulan selalu bersama dengan dirinya dan selalu membantunya. "Tolong selamatkan aku Dewi bulan," doanya sebelum akhirnya ia meloncat dari jendela kamar mandi lantai dua ke tanah berkerikil yang terletak di belakanh istana werewolf. Tubuh Clair terasa sangat remuk, keningnya mengeluarkan darah segar karena terkena kerikil, lututnya juga tak luput dari lecet dan juga sakit. Dengan sekuat tenaga ia mencoba bangkit dan berjalan pelan mengarah ke hutan lebat yang mengelilingi istana besar dan megah itu. "Terima kasih Dewi bulan, kau sudah membuatku tetap hidup." gumamnya dengan pelan. Di sisi lain kini Edmund sudah terlihat sangat segar setelah membersihkan diri, wajah tampannya nampak berseri dan kebahagiannya terlihat sangat jelas. Siapa yang tidak bahagia jika Dewi bulan sudah mengirimi seorang pasangan abadi, semua orang pasti akan sangat bahagia, termasuk Edmund. Ia duduk manis di kursi kebesarannya, sarapan pagi ini ia akan di temani oleh Clair gadis sang pujaan hatinya. "Alpha nampak sangat bahagia, selamat untukmu karena telah menemukan seorang mate. Akhirnya kau tidak akan sendiri lagi," cetus seorang pria yang tidak lain adalah seorang beta atau wakil dari pemimpin kaum werewolf bernaka Johan. Edmund tersenyum manis di sela-sela seruputannya di sebuah gelas yang berisi s**u hangat. "Kau juga nampak sangat bahagia," balas Edmund sembari ia menaruh gelas berisi s**u hangat ke atas meja, Johan melebarkan senyuman menawannya, saat ini ia juga merasa sangat bahagia sekali. Pasangan abadinya yang bernama Raisa tengah mengandung buah cinta mereka setelah penantian panjang mereka. "Raisa tengah mengadung," jawab Johan dengan gembira, Edmund tersenyum lebar lantas mengulurkan salah satu tangannya ke arah pundak Johan dan menepuk keras punggung pria itu sebagai tanda ucapan selamat. "Selamat!" ucap Edmund dengan tulus. "Terima kasih, selamat juga untukmu." sahut Johan dengan santai, mereka berdua memang sudah lama berteman, susah senang pernah mereka rasakan bersama. "Aku tidak sabar untuk melihat calon Luna, bagaimana jika nanti malam kita buat sebuah pesta besar-besaran untuk memperkenalkan matemu kepada rakyat pack, mereka pasti akan sangat senang." cetus Johan dengan antusiaa. Edmund mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali, ide Johan sangat berlian. Ia akan memperkenalkan Clair pada semua rakyatnya nanti malam di sebuah acara pesta meriah. Clair pasti akan sangat bahagia. "Kau benar!" kata Edmund dengan ke dua matanya yang berbinar. Ia lantas bertepuk tangan beberapa kali untuk memanggil beberapa pelayan yang tengah berdiri di ambang pintu ruang makan, dengan cepat para pelayan itu langsung menghadap sang Alpha sembari menundukkan kepalanya dengan hormat. "Siapkan dekorasi untuk pesta malam ini, hidangkan daging yang banyak dan undang semua rakyat pack, semua rakyat tanpa terkecuali." titahnya dengan tegas, para pelayan itu mengangguk patuh lantas pergi untuk menyiapkan semua permintaan pimpinan mereka. "Btw, siapa nama Luna kita?" tanya Johan sangat penasaran dengan siapa nama yang akan menemani Edmund seumur hidupnya. "Clairisa Candra," jawab Edmund dengan senyuman yang lebar, menyebut nama gadis itu saja membuta detak jantungnya memompa dengan cepat, ia benar-benar sudah jatuh cinta kepada pasangan abadi yang telah di kirim Dewi bulan untuk dirinya. "Dia di mana? Lama sekali." gerutu Johan yang menyadarkan Edmund tentang Clair, sudah lebih dari 30 menit gadis itu berada di kamar, apa yang di lakukan seorang gadis cantik di kamar mandi selama itu? Pikir Edmund. "Permisi Alpha, Luna Clair melarikan diri." seorang pelayan datang di hadapan Edmund dan melaporkan bahwa Clair telah melarikan diri, pelayan itu adalah salah satu pelayan yang berada di kamar Clair, pelayan itu curiga dengan Clair yang tak kunjung keluar dari kamar mandi, takut terjadi sesuatu kepada calon Luna mereka, ia lantas mendobrak pintu kamar mandi dengan menggunakan kekuatan wolf dan melihat Clair tidak berada di sana. Emos Edmund langsung menggebu, ia bangkit dari duduknya dan berjalan cepat ke arah kamar di mana ia meninggalkan Clair di susul oleh Johan yang berjalan di belakangnya. Edmund masuk ke dalam kamar mandi dan meneliti setiap sudut ruangan, netra elangnya melihat sebuah jendepa kecil yang berada di Ana dan terbuka, ia juga bisa mencum aroma lavender dari tubuh Clair dari sana. Clair memang melarikan diri darinya, tapi kenapa? Apa dia telah membuat kesalahan pada gadis itu hingga Clair melarikan diri? Pikir Edmund, namun yang ia ingat, dirinya tidak membuat sedikit pun kesalahan yang mampu membuat gadis itu marah dan memilih untuk melarikan diri. "CARI CLAIR SAMPAI DAPAT! JIKA KALIAN TIDAK BISA MENEMUKANNYA DALAM WAKTU 5 JAM, MAKA AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA!" amuk Edmund kepada para penjaga istana, para penjaga itu langsung lari terbirit-b***t keluar dari istana untuk mencari keberadaan Clair. "Johan! Kau ikut denganku!" titahnya dengan tegas pada Johan, Edmund lantas merubah wujud manusianya menjadi seekor serigala hitam bermata kuning keemasan yang menyala, itu adalah Peter, nama wolf dari Edmund. Peter berlari kencang ke arah hutan, mengikuti aroma lavender yang berasal dari tubuh Clair, di ikuti oleh Johan dan beberapa penjaga istana yang berlari dengan kencang menggunakan kekuatan wolf mereka untuk mengimbangi kecepatan lari Peter yang sangat kencang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD