LFG 2 : TITAH PERJODOHAN

1518 Words
“Nona, Nona?” Chunwei berlari dengan tergesa-gesa menuju ke ruang makan keluarga besar Jang, ia bahkan tidak memedulikan yang lain, fokusnya saat ini adalah memberitahu nona mudanya mengenai berita yang santer terdengar. Lianhe yang tengah menikmati makanan favoritnya pun menoleh pada pelayannya itu, masih mengunyah dengan santainya ia hanya mengangguk kecil. Chunwei menghentikan laju larinya sesaat setelah ia sampai tepat di depan meja makan, dilihatnya keluarga Jang tengah menatapnya dengan kening berkerut, hal itu membuat Chunwei menggaruk telinganya yang tidak gatal akibat merasa tidak sopan. “Tuan, Nyonya, maaf atas ketidaksopanan saya.” “Lupakan, kenapa kau berlari dengan heboh seperti itu?” tanya Jang Shuyu. “Itu, Nyonya ...” Chunwei tampak kesulitan menjelaskan apa yang terjadi, pasalnya hal ini pasti akan membuat mereka terkejut setengah mati. “Katakan dengan pelan, ambil napas dan buang secara perlahan.” Nyonya Shuyu memberi intruksi agar Chunwei tenang terlebih dulu. Chunwei menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, setelah dirasa lebih baik ia pun melanjutkan berita penting yang ia ketahui. “Saya mendengar berita bahwa Kaisar Wang memberi dekrit perjodohan untuk Jenderal Zitao dan Nona Lianhe,” kata Chunwei dengan lancar dalam satu tarikan napas. Mendengar hal itu, Lianhe pun menyemburkan minuman yang tengah ia teguk dan itu terkena oleh adiknya—Zehan. “Kakak! Ini menjijikkan.” Zehan mendesis sebal saat air minum kakaknya terciprat ke wajahnya, sambil mengelap muka ia pun mengerucutkan bibirnya dengan sebal. Lianhe mengabaikan protes dari adiknya, fokusnya kali ini ada pada perkataan Chunwei. Ia segera berdiri dari duduknya lalu mendekati sang bawahan. “Kau tidak sedang becanda, kan?” “Nona, aku tidak berani berbohong padamu. Bahkan tetangga kita sudah menyebarkan rumor itu, aku mendengar berita ini dari mereka.” Chunwei meyakinkan majikannya tersebut bahwa berita yang ia dengar tidak salah. Bahu Lianhe melemas seketika, apa-apaan ini? Tidak ada angin dan tidak ada hujan, kenapa tiba-tiba ada dekrit tentang perjodohannya, dan ia juga tidak tahu siapa itu Jenderal Zitao yang hendak dijodohkan dengannya. Lianhe mengacak rambutnya dengan asal. “Ini tidak benar, kenapa Paman Kaisar seenaknya menjodohkan aku?” Tuan dan Nyonya Jang saling bertatapan, mereka juga belum diberitahu mengenai hal ini. “Ibu, Ayah, apa kalian mengetahui maksud dari Kaisar?” Lianhe menatap orangtuanya dengan frustrasi. “Tidak sama sekali, atau jangan-jangan ...” “Apa, Ayah?” “Kemarin lusa salah satu prajurit ada yang mendatangiku di toko, mereka bilang hari ini Ayah diminta untuk masuk ke istana dan menghadap Kaisar.” Tuan Jang Xiumin teringat dengan salah satu prajurit yang menemui dirinya, apa jangan-jangan karena hal inilah alasan dirinya diminta untuk menghadap? “Suamiku, kenapa kau tidak mengatakannya padaku?” Jang Shuyu bertanya. Xiumin menghela napas kasar, “Bahkan aku juga hampir lupa.” Lianhe terlihat gamang. “Bisa saja Paman Kaisar menyuruh ayah menghadap karena ingin membahas persoalan ini. Ayah, ku mohon tolak saja permintaan paman, aku belum ingin menikah apalagi dengan orang yang tidak ku kenali.” “Lianhe, dekrit adalah hal yang sangat krusial, ini bukan lagi hal yang bisa dinegosiasikan, tapi wajib dilaksanakan.” Mendengar hal itu sontak saja Lianhe bagai ditampar kenyataan. “Jika begitu maka hari ini juga aku akan masuk ke istana bersama ayah, aku akan memohon pada Paman Kaisar agar menarik dekritnya.” “Masuk ke istana tanpa izin sama dengan memberontak, kau tahu itu.” “Lalu, aku harus bagaimana?” Lianhe kembali duduk, kali ini ia terlihat amat sangat tertekan. “Biar ayah saja yang mencoba untuk berbicara dengan Kaisar, kalian berdoa lah agar semua baik-baik saja.” Xiumin terlihat meyakinkan anak dan istrinya. “Ayah, aku sangat berharap padamu. Tolong minta Kaisar untuk menarik dekritnya, aku sungguh belum siap untuk menikah.” “Iya, akan ayah usahakan.” Xiumin pun akhirnya menyudahi acara makannya, ia segera bersiap untuk masuk ke istana dan menemui Kaisar Wang. Jang Shuyu membelai kepala putrinya dengan sayang, kabar ini memang telah menghebohkan keluarga mereka. “Ibu, apa kau pernah melihat Jenderal Zitao itu?” “Belum, selama ini ia tinggal di kamp militer dan menjaga perbatasan negeri. Meskipun Jenderal Zitao sempat tinggal di istana saat kecil tapi ia tidak pernah kelihatan sama sekali.” Lianhe mengangguk samar, bahkan ibunya pun belum pernah melihat calon menantunya itu. Lianhe berpikir bahwa seorang jenderal pasti memiliki kehidupan yang keras karena ditempa oleh didikan militer yang disiplin, selain itu tangannya juga pasti berlumuran darah di medan pertempuran. Membayangkan hal tersebut membuatnya bergidik ngeri, ia yang bebas dan serampangan, bagaimana bisa disandingkan dengan pria yang begitu tegas nan disiplin? Sedangkan di istana kekaisaran, Xiumin baru saja tiba di sana dan disambut oleh para pengawal untuk membawanya bertemu dengan kaisar di aula utama. Ia memberikan salam hormat pada kaisar dengan membungkukkan badan. Melihat hal itu Kaisar pun langsung menghentikannya. “Saudaraku Xiumin, tidak perlu seformal itu, silahkan duduk.” Setelah mendapat izin untuk duduk, Xiumin pun mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang berderet memanjang. “Yang Mulia Kaisar, apa yang mengganggu Anda sehingga mengundang saya ke sini?” “Aku dengar keponakanku Lianhe baru pulang mengunjungi Nyonya Besar Jang, bagaimana kabarnya?” “Ibu baik-baik saja, tapi masih bersikeras untuk tinggal menetap di kota sebelah.” Kaisar mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Jika diurutkan secara silsilah, nenek dari Lianhe merupakan bibinya, suaminya pun pernah mengabdi pada negeri ini dengan membawa banyak sekali kemenangan perang. Hingga saat ini seluruh negeri tidak akan lupa atas jasa-jasa besar keluarga Jang, inilah yang membuat mereka disegani oleh semua kalangan. “Ehem ... Aku mengundangmu ke sini untuk membahas suatu hal yang penting, ini menyangkut masa depan keponakanku—Lianhe.” “Apakah mengenai perjodohan?” tebak Xiumin. “Kau pasti sudah mendengar berita yang santer terdengar itu, aku memberikan Lianhe dekrit pernikahan dengan Jenderal Zitao, jika ku pikir-pikir keduanya sangat serasi dan saling melengkapi.” “Yang Mulia, kami bukan bermaksud menolak anugrah dari Anda, tapi mengingat karakter Lianhe yang bebas, saya tidak yakin ia akan menjadi istri yang serasi bagi Jenderal Zitao.” Kaisar Wang juga sudah memikirkan hal ini, ia tahu betul bagaimana perangai keponakannya, Lianhe itu sangat anti dengan peraturan yang ketat. Namun, ia juga menyayangi Zitao dan Lianhe sama seperti anak kandung sendiri, untuk itulah dirinya ingin menyatukan sejoli tersebut. “Bagaimana kau bisa menyimpulkan jika belum pernah bertemu dengan jenderal perkasaku itu? Meskipun kehidupan yang ia jalani sangat keras tapi Zitao merupakan sosok pria yang baik, ia memiliki hati yang lembut.” Jang Xiumin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, harus bagaimana lagi ia menolak perjodohan ini? “Lusa akan ku suruh Zitao untuk berkunjung ke kediaman keluarga Jang, pertemukan lah Lianhe dengannya.” Xiumin semakin terpojok saja, ia juga tidak enak hati jika terus menolak titah mutlak kaisar. Melihat ekspresi tertekan sepupunya membuat Kaisar Wang menghela napas kasar. “Jang Xiumin, aku sangat menyayangi Lianhe seperti anak kandungku sendiri, aku tidak akan memberikan dia takdir yang salah. Zitao merupakan kandidat yang cocok untuk menjadi suaminya, aku menyayangi Zitao dan Lianhe, untuk itulah aku menginginkan mereka bersatu.” Ayah dari Lianhe itu terdiam selama beberapa saat, ia juga tidak enak hati hika terus menerus menentang titah dari Kaisar Wang, namun di sisi lain ada Lianhe yang tidak ingin dijodohkan. Untuk terakhir kalinya Xiumin memohon demi masa depan putrinya, semoga saja kaisar mendengarkan masukannya ini. “Yang Mulia, anak-anak merupakan tonggak bagi orangtua, untuk itulah saya berusaha memberikan segalanya yang terbaik untuk anak kami. Mengenai perjodohan ini, biarkan Lianhe dan Jenderal Zitao bertemu untuk saling mengenal, tentang pernikahan atau kecocokan biar mereka sendiri yang menentukan karena ini adalah rumah tangga yang akan mereka berdua jalani. Mendengar penuturan sepupunya itu akhirnya kaisar pun mengangguk setuju, meski ia menginginkan yang terbaik bagi keponakannya tapi tetap saja yang menjalani pernikahan merupakan Lianhe dan Zitao. Untuk Zitao sendiri, ia merasa agak aneh karena lelaki itu tidak menolak titah dan terkesan setuju-setuju saja. “Baiklah, lusa adakan perjamuan untuk menyambut Zitao, biarkan ia mengenal Lianhe lebih dalam.” Mendengar keputusan akhir Kaisar Wang sontak saja Xiumin bernapas lega, setidaknya ia bisa menyelamatkan Lianhe dalam beberapa saat, selanjutnya biar anak itu sendiri yang mengurus. Setelah pertemuan itu usai, Xiumin pun undur diri untuk kembali ke kediaman keluarga Jang dan meneruskan informasi ini. Sesampainya ia di rumah, hal pertama yang menyambutnya adalah sang putri—Lianhe bergerak gelisah sejak tadi menunggu kepulangan ayahnya, syukurlah Xiumin segera datang. “Ayah, bagaimana keputusan kaisar?” Lantas, semua orang yang sama menunggunya pun mengelilingi Xiumin dengan harap-harap cemas. “Suamiku, bagaimana Kaisar Wang menanggapinya?” Shuyu ikut menimpali. “Tenang-tenang, untuk sesaat aku bisa mengulur perjodohan ini. Kaisar Wang memberi kalian waktu untuk saling mengenal satu sama lain, untuk seterusnya hanya Lianhe lah yang menentukan.” Lianhe mengerutkan keningnya. “Hanya memberi waktu untuk saling mengenal? Tidak dibatalkan saja?” “Lianhe! Itu saja ayahmu ini mempertaruhkan nyawa untuk memohon, kau ingin ayahmu dipenggal karena melawan titah?” Xiumin mendengus kesal. “Baiklah-baiklah, terima kasih ayah.” “Lusa akan ada perjamuan di kediaman kita untuk menjamu Jenderal Zitao, persiapkan segalanya.” Lianhe berpikir bagaimana caranya agar dipertemuan pertama mereka nanti, Zitao merasa tidak nyaman dengannya, satu persatu akal bulus Lianhe mulai ia rangkum. Senyuman miring terukir dari bibirnya, awas saja kau!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD