Prolog

409 Words
Mata itu terpejam dengan kening yang mengerut dalam. Keringat sebesar biji jagung mengalir di pelipisnya. Kedua kakinya bergerak tak mau diam. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan. "Ibu ... ibu! Ibu ... jangan tinggalin Bianca, Bu ..." ucapnya dengan lirih dalam tidurnya. "Bi! Bianca!" Seseorang berusaha memanggilnya, membangunkan gadis itu dari tidurnya. Tangannya bergerak mengusap pelipis sang gadis, lalu menggoyangkan lengan gadis itu. "Ibu ... ibu ..." lirihnya lagi. "Bi! Bangun!" Tangannya menepuk pelan pipi gadis berambut hitam itu. "Bianca bangun!" "IBU!" ucapnya dengan kencang seraya membuka matanya dengan cepat. Napas gadis itu tak beraturan. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Ia menelan salivanya dengan kasar. Matanya mengedar ke seluruh ruangan dan langsung tertuju kepada objek yang kini duduk di sebelahnya dengan tatapan khawatirnya. "Bi? Are you okay?" tanyanya dengan suara yang berat. Tangannya mengusap pelan wajah sang gadis hingga gadis itu menikmatinya sampai memejamkan matanya. "Mimpi itu lagi?" Dengan perlahan, gadis itu mengangguk. Karena tak tega melihat wajah pucat gadis itu, ia pun langsung mengambil segelas air putih dari atas nakas. Membantu sang gadis agar setengah berbaring, ia pun memberikan segelas air itu kepadanya. "Minum dulu, rileks." “Terima kasih, Mas,” ucapnya seraya tersenyum menatap pria yang berada di hadapannya. Pria itu mengangguk. Mengambil kembali gelas yang sudah kosong lalu menyimpannya ke atas nakas. Ditatapnya dengan lekat wajah sang gadis, raut wajahnya masih terlihat panik. Tangannya pun terulur untuk menyentuh wajah cantik itu. “Jangan dipikirin lagi.” Gadis itu tersenyum lembut. Ia langsung ingin bermanja dengan pria yang sangat ia cintai itu. Dirinya memeluk dengan erat tubuh setengah telanjang pria di hadapannya. “Jangan tinggalin aku ya, Mas, aku cinta banget sama Mas Hendra,” ujarnya seraya menelusupkan wajahnya di d**a pria bernama Hendra itu. Pria itu mengangguk tegas. Dikecupnya dengan lembut kepala sang gadis. “Mas juga cinta sama kamu, Bi. Mas nggak akan tinggalin kamu, Mas janji.” Ya, janji memang sangat mudah untuk diucapkan. Cinta mereka sebenarnya cinta biasa antara seorang perempuan dan laki-laki. Namun, yang membuat cinta itu terlarang adalah karena sang oria telah memiliki istri. Dan kini, pria itu membagi cintanya dengan seorang gadis yang berada dipelukannya. Bianca Elfira. Gadis cantik berusia 22 tahun, mahasiswi tingkat akhir jurusan gizi itu yang sudah membuatnya tergila-gila seperti ini. Ia tak akan pernah meninggalkan gadis itu. Walaupun istrinya sudah mengetahui hubungan mereka kelak. Ia akan selalu bersama gadis itu, tak peduli jika sekalipun seluruh dunia juga menentang mereka, ia akan tetap mempertahankan gadisnya. Bianca-nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD