Kenyataan

840 Words
Sasya termenung kala Reina membicarakan Keenan yang selalu baik padanya. Mirisnya hidup Sasya, bahkan orang yang Ia cintai harus menjadi orang spesial bagi sahabatnya. "Keenan ganteng banget ya Sya. Tambah cinta Gue."Reina menatap Keenan yang sedang berkumpul dengan anak Gervide lainnya. "Iya Rei."balas Sasya tak urung ikut menatap Keenan didepan sana.Walau hatinya panas karena dia kalah telak dengan Reina. Tapi Sasya yakin dirinya lebih baik dari Reina. Apa Sasya munafik? tentu saja tidak. Sasya memiliki hak juga mencintai Keenan. Reina saja yang tidak tau diri. "Rei, adek Lo."ucap Sasya melirik Keina, adek Reina yang anehnya dibenci oleh Reina . "Gue nggak kenal."katanya ketus membuat Keina yang berjalan mendengar dan menunduk. Sasya tebak, Keina bisa mendengar kata kata Reina. Sasya kadang merasa iba dengan Keina tapi mau bagaimana lagi. "Udah makan Rei?"tanya Keenan mendekat membuat Reina terpekik senang. "Udah Nan. Lo udah makan?"tanya Rei yang diangguki Keenan. Sasya mencoba tersenyum manis pada Keenan. Namun Keenan hanya melengos membuat Sasya mengeram rendah. Kenapa apa yang dia inginkan selalu tak pernah ia miliki?. "Gue kesana dulu."pamit Keenan yang diangguki Reina dengan senyumnya. "Ganteng banget Gue makin makin gila sama Dia Sya, yakin."kata Rei menatap punggung Keenan yang menjauh. Sasya mengepalkan tangannya dibawah meja kantin, namun wajahnya Ia paksakan untuk tersenyum. "Ke rooftop yuk Sya."ajak Reina yang Sasya angguki. Keduanya berjalan berdampingan membuat beberapa pasang mata menatap mereka sangat kagum. Ya mungkin ada beberapa yang nampak sinis, tapi percayalah banyak kaim adam yang menantikan mereka berjalan bersama. Keduanya sama sama memiliki tampang yang tidak pas pasan dan memiliki body goals yang tak biasa dimiliki anak sekolah menengah atas pada umumnya. Bahkan keduanya membawa mobil ke sekolah. Oh, Sasya kadang membawa mobil jika Papanya sedang dalam mood yang baik. "Heh Lo kalo jalan liat liat dong!"sembur Reina kala bahunya ditabrak secara keras dengan adek kelas. "Nggak sengaja sorry."ucap adek kelas itu bersama dua temannya yang tak terlihat merasa bersalah. "Yang bener kalo minta maaf!"sahut Sasya menatap tajam ketiga adek kelasnya. seketika kejadian itu membuat orang orang berkumpul melihat drama gratis itu. Beberapa anak ikut menyoraki adek kelas dan ada juga yang menyalahkan Rei dan Sasya yang emosian dan keterlaluan. "Temen Gue udah minta maaf kok situ nyolot?"ujar temannya membela anak yang menabrak bahu Reina. "Lo kalo sama kakak kelas hormat dong."titah Sasya tak kalah nyolot. "Heh Gue udah minta maaf." "Lo minta maaf kayak nggak ada rasa bersalah!"balas Rei. Dan terjadilah keributan.Sampai Keenan dan gerombolannya datang saat Sasya dijambak oleh adek kelas itu. Keenan langsung mencekal tangan yang menjambak rambut Sasya. Bagai disurga, Sasya sangat senang bukan main saat Keenan seperti pahlawan baginya. "Lo bisa hargai kakak kelas lo?"tanya Keenan pada ketiga cewek yang nampak takut Keenan ikut ikutan masalah mereka. "Mereka yang salah Kak."ucap salah satunya. "Dia nabrak bahu Gue Nan. Sakit."rengek Reina membuat Sasya mendengus, caper. "Lo apa mereka yang salah nggak seharusnya lo jambak senior lo."dingin Keenan tak ingin membela salah satu. "Tap..."salah satu anak kembali ingin menjawab omongan membuat Keenan menatap tajam cewek itu yang langsung tidak berani membuka suara. Keenan Liandra, siapa yang berani melawan anak urakan itu. Ya urakan namun sangat berkharisma. Nyatanya Sasya dan Reina jatuh hati dengan lelaki yang sedang berdiri didepan mereka itu. "Minta maaf sekarang."titah Keenan. "Gu..gue minta maaf Kak. Gue yang salah."ucap anak yang tadi menabrak bahu Reina. "Gue maafin."ucap Reina malas. "Jangan cari gara gara lagi."ucap Keenan lalu melepas cekalan tangan pada salah satu anak yang tadi menjambak rambut Sasya. "Iya Kak.Maaf."ucapnya lalu mereka bertiga pergi dengan suara sorakan yang menggema menyoraki mereka bertiga. "Lo nggak papa Rei?"tanya Keenan membuat Sasya menjerit hatinya. "Nggakpapa. Masih sakit sih tapi nggak papa kok."ucap Rei manis membuat Sasya sangat ingin mendorongnya dari lantai dua. "Lo nggakpapa?"tanya Keenan pada Sasya yang hanya diam daritadi. "Eh?Nggakpapa kok,"kaget Sasya ketika Keenan bertanya keadaanya.Hatinya sangat senanggg sangat sangat bahkan Sasya ingin mencebur ke kolam renang karena tak percaya padanya. "Iya Sya lo bener nggakpapa?Lo dijambak tadi."ucap Rei mengelus kepala Sasya. "Nggakpapa kok." "Pasti sakit."ucap Keenan mengelus kepala Sasya membuat Sasya merah padam dengan jantung yang seperti maraton. "Baik baik sama adek kelas."ucap Keenan lalu berjalan meninggalkan mereka berdua. "Makasih Nan."teriak Reina. "Panggil Gue kalo ada apa-apa." Pipi Sasya merah padam. Tuhannn, bolehkah?satu saja. Jadikan Keenan jodoh Sasya. xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx xx KEINA,ICHA, KEENAN SAMA KENZO UDAH ADA AKUN RP NYA LOOH. JANGAN LUPA DI FOLLOW YA. BIAR TAU KESERUAN MEREKA. @queendeeii @w*****d_dee @thesoplak.love @keenan_liandra @kenzo.dustine @keina_askadina @ichasapfeeraa JANGAN LUPA IKUTI I*STAGRAM @QUEENDEEII DAN WAT**AD DEE @QUEENAADEE (QUEENDEE) DOAKAN DEE YA BISA MENJADI PENULIS TERKENAL SUATU SAAT NANTI. AAMIIN AAMIIN. TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA DEE. MAAF JIKA TIDAK SESUAI EKSPETASI KALIAN. DANK U ALL SUKSES SELALU
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD