pertarungan sedarah yang menghasilkan darah

semua nya begitu indah

dengan berjalan nya waktu, setiap hari nya raka dan suci selalu melakukan kegiatan bersama, seperti : mencari ikan, kayu bakar dan buah2an untuk mereka jual ke pasar, begitu seterusnya, satu tahun berlalu, raka dan suci sudah mulai merasa seperti ada yang kurang dari mereka, yaitu buah hati atau seorang anak dari hasil cinta mereka, " raka pun berkata " sayang apakan kita bisa memiliki anak nanti ya" suci menjawab dan sambil terseyum di pelukan suami nya " suamikuu, aku percya kok, tuhan akan memberikan kita anak, kita harus sabar ya suamiku" mereka pun larut dalam suasana, dan akhirnya mereka tertidur. hari pun sudah subuh, suci pun terbangun, dan mencoba membangunkan suami nya untuk sholat shubuh bersama, " suami ku, bangun! udah subuh, kita sholat shubuh yuk, raka pun terbangun dan meng iyakan ajakan istri nya itu, mereka pun sholat bersama, dan

dan mereka tidak lupa berdoa agar mereka selalu diberi kesehatan dan umur yang panjang, dan tidak lupa mereka meminta agar tuhan mengizikan mereka untuk memiliki anak. pagi pun datang mereka bersiap untuk menuju hutan untuk mengais rezeki, sesampai dihutan raka pun teringat sesuatu dan berkata kepada istrinya " sayanggg, apakah keluarga kita masih ingat sama kita" suci pun terdiam dan mulai meneteskan air mata, dan menjawab " suami ku! walaupun aku sangat mencintai mu, jujur aku mencintai keluarga ku juga, dan aku merindukan mereka, dan aku sengaja tidak pernah mengungkit keluarga ku dengan mu, aku takut kamu marah, aku tau ini adalah jalan pilihan kita berdua, maka nya aku menyimpan kerinduan ini dalam2. Raka pun mulai meneteskan air mata, dan berkata " sayangkuuu, maaf kan aku yang telah membuat mu begini. suci pun menangis dan berkata" suamikuuu, ini bukan salah mu, ini kan emang sudah jalan yang kita pilih, dan resiko apapun akan kita hadapi berdua" aku yakin bersama mu aku akan bahagia sampai ajal menjemput ku. Raka pun memeluk erat istri nya, sayang aku janji akan selalu membahagia kan mu, walaupun aku harus mengorbankan nyawa.

setelah selesai dari hutan mereka pun pergi kepasar untuk menjual apa yang mereka dapat dari hutan dan sungai, dan mereka pun mulai untuk mengubah hidup mereka untuk yang lebih baik, dari hasil penjualan mereka pun sudah memiliki uang, dan sedikit demi sedikit mereka pun mulai membenahi tempat tinggal dan diri mereka,