“Kak Adit mau kerja apa mau kuliah?” sindir Elvina.
“Cuma satu matkul. Sekalian aja pake kostum ginian biar nanti langsung masuk kantor. Gimana? Cakep ‘kan gue?” Aditya langsung bergaya seolah dirinya pria yang sangat tampan. Elvina mengangkat satu alisnya dan menatap pria tengil itu biasa saja tanpa berniat merespon apapun.
“Ayolah, gue pengen denger pujian dari lo. Masa gue mulu yang muji lo!“ ketus Aditya mengatupkan bibirnya.
“Iya, iya. Kak Adit cakep, baik hati dan tidak sombong. Eh nggak deh, Kak Adit sombong,” koreksi Elvina dan Aditya tertawa geli.
“Gue sombong ama kebanyakan cewek-cewek gak waras, tapi ‘kan sama lo kagak!” tutur Aditya menjelaskan.
Mereka pun asik mengobrol kesana-kemari, membahas ini dan itu. Aditya beberapa kali memancing Elvina dengan kata-kata yang men
