Bab 16

2025 Words

"Leo, kamu tidak marah, bukan?" Aku menatapnya lekat. Wajah yang biasanya berseri, kini malah terlihat lesu. Rasanya tubuhku juga semakin tidak bersemangat kalau terus seperti ini. "Untuk apa aku marah?" Aku tercengang ketika mendengarnya dan kedua mata ini menatapnya semakin lekat untuk mendapatkan jawaban yang lebih jelas lagi. "Serius kamu tidak marah?" tanyaku lagi setelah dia kembali terdiam. Leo tertawa terbahak-bahak dan ini membuatku lega. Akhirnya dia kembali menjadi Leo yang aku kenal. Andai saja dia berubah menjadi orang pendiam seperti tadi, jelas aku akan sangat marah pada diriku sendiri dan pastinya merasa sangat bersalah. "Vania, berikan alasan kenapa aku harus marah?" Leo kembali menanyakan pertanyaan yang sama. "Karena aku tidak jujur dan sudah membohongimu selama

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD