bc

Oh! My Uncle

book_age18+
20
FOLLOW
1K
READ
forbidden
family
HE
age gap
heir/heiress
drama
sweet
office/work place
like
intro-logo
Blurb

Catherine Miller mengagumi pamannya, Maxton Miller, bahkan mendambakan dia menjadi pasangannya.Keinginannya semakin menjadi ketika ternyata dia tau jika pamannya bukanlah adik kandung dari ayahnya.Catherine di titipkan kepada Max karena sedang kuliah di negara Max yang membuat mereka selalu berinteraksi, apalagi Catherine yang terang-terangan menggoda Max dan akhirnya Max luluh lalu menjalin hubungan diam-diam.Namun hubungan mereka yang ketahuan oleh orang tua Catherine jelas tidak di restui olehnya. Orang tua Catherine bahkan sampai memutuskan hubungannya saudara dengan Max karena telah berani memiliki hubungan dengan putrinya.Lalu bagaimanakah kisah cinta mereka berdua?

chap-preview
Free preview
Bab 1
"Oh my god! So sexy." Catherine rasanya ingin mengeluarkan air liurnya ketika melihat pamannya yang semakin tampan dan terlihat berkarisma. "Kau mengatakan sesuatu, Sayang?" Tanya Thresa yang membuat Catherine terkekeh dan menggelengkan kepalanya. "Max." Evan tersenyum dan langsung memeluk adiknya yang baru datang dari negara lain untuk menghandle salah satu bisnis keluarganya yang sudah menjadi miliknya. "Bagaimana perjalananmu?" Tanyanya. "Sangat baik." Max menanggapi kakaknya dengan senyuman tipis. "Hai, Max!" Thresa juga memeluk adik iparnya karena memang mereka tidak pernah bertemu selama hampir 10 tahun ini. Max melihat wanita cantik yang bersama kakaknya dan dia bisa mengetahui jika itu adalah keponakannya yang dulu bahkan masih kecil. "Jangan melihatku seperti itu, Paman! Kau membuatku malu." Catherine terkekeh yang membuat Max akhirnya tersenyum. "Kau sudah semakin besar, Catherine." Ucap Max lalu memeluk keponakannya. Tentu saja Catherine dengan senang hati membalas pelukan pamannya yang selama ini dia rindukan. "Paman juga semakin tampan." Pujinya yang membuat Max hanya menanggapinya dengan gelengan pelan lalu mencubit pipinya. "Sudah, ayo kita pulang dulu." Ajak Evan yang di angguki oleh mereka. "Apa kau sudah memiliki kekasih, Max? Kau tidak pernah mengatakan apapun kepada kakakmu ini." Tanya Evan saat mereka sudah berada di mobil. Pertanyaan ayahnya membuat Catherine tidak suka namun dia juga menunggu jawaban dari pamannya. "Tidak! Aku tidak mau memiliki komitmen seperti itu." Jawab Max dengan santai yang membuat Catherine tersenyum lebar. "Kenapa? Kau tampan dan seorang pengusaha. Pasti banyak wanita yang mendekatimu. Kau bisa memilih wanita manapun yang kau suka." Ucap Thresa. "Kau sangat mengenalku, Kak! Aku masih tidak memikirkan tentang wanita." Ucap Max. "Umurmu sudah hampir 35 tahun, Max. Mau sampai kapan kau lajang seperti ini? Memiliki pasangan yang tepat adalah anugrah, jangan menunggu terlalu lama." "Itulah masalahnya, aku belum menemukan pasangan yang tepat!" "Sudahlah, Dad. Jangan memaksa Paman Max. Aku belum puas bermanja dengannya. Dia hutang banyak padaku selama 10 tahun ini tidak pernah mengunjungiku." Catherine memprotes ayahnya yang sibuk meminta Max untuk mencari pasangan dan dia tidak suka pembahasan itu. Sedangkan Evan dan Thresa terkekeh dengan protesan anaknya karena dia sudah sedari lama memang menanyakan pamannya ini kapan akan pulang. Max sendiri menoleh ke belakang dan tersenyum kepada keponakannya karena dia tidak menyangka dulu saat dia meninggalkannya, dia masih berumur 10 tahun, sedari du Catherine sangat cantik, dan ternyata semakin bertumbuhnya usia, membuat Catherine bahkan snagat menawan. Setelah sampai di mansion, mereka makan siang terlebih dahulu dan mengobrol sebentar sebelum mereka membiarkan Max beristirahat karena perjalanan panjangnya. Selama orang tuanya mengobrol dengan pamannya, Catherine malah sibuk bertukar pesan dengan sahabatnya namun juga mencuri-curi pandang kepada pamannya yang benar-benar sangat tampan. Namun tak lama dia terpaksa harus kembali ke kamarnya karena sahabatnya malah melakukan panggilan telefon kepadanya. "Astaga! Dia benar-benar semakin tampan dari foto sepuluh tahun yang lalu, Cath!" Viola menjadi heboh sendiri melihat foto yang dikirimkan oleh Catherine tadi. "Sudah ku bilang, jangan memanggilku seperti itu, kau pikir aku kucing." Omelnya yang membuat Viola tertawa di seberang sana. "Bagaimana lagi, namamu memang seperti itu." Ucapnya terkekeh. Catherine berdecak namun lalu tersenyum sendiri. "Aku benar-benar menyukainya, Vio. Ini seharusnya tidak boleh. Tapi aku tidak bisa menahan perasaanku." Ucap Catherine tersenyum, dia memang mengakui jika perasaannya kepada pamannya adalah salah, namun dia tidak bisa mencegah perasaannya yang bahkan sedari remaja dia sudah memiliki perasaan cinta kepada pamannya sendiri, perasaan cintanya semakin kuat ketika dia melihat langsung wajah pamannya yang semakin tampan dan matang. "Hm, aku tau itu. Kau sudah mencoba melupakannya bukan? Kau hanya manusia biasa. Jika kau memang tidak di takdirkan dengan pamanmu, pasti akan tergantikan dengan pria yang jauh lebih baik dari pamanmu, kau harus percaya dengan rencana tuhan padamu." Ucap Viola yang membuat Catherine tersenyum. Namun pembicaraan mereka terpaksa terhenti dan bahkan Catherine terkejut karena ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dia semakin melebarkan senyumnya ketika ternyata yang mengetuk pintunya adalah Max, pamannya. "Waah, ada apa Paman mengunjungi kamarku." Ucap Catherine menggoda pamannya yang membuat dia akhirnya terkekeh. Catherine meminta pamannya untuk masuk ke dalam dan mereka akhirnya masuk. "Kau dulu tidak seceria ini, 10 tahun berlalu mengubahmu banyak bicara dan cerewet." Ucap Max. "Ini. Aku membawakanmu oleh-oleh." Ucap Max memberikan paperbag kepada Catherine yang membuat senyumnya semakin lebar. Catherine langsung mengambilnya dan membukanya, di sana ada banyak cokelat dan beberapa makanan ringan lainnya. Dia juga antusias melihat beberapa baju yang dia suka. "Bagaimana paman tau makanan dan baju kesukaanku?" Tanya Catherine karena memang semuanya hampir cocok dengannya. "Tentu saja aku bertanya ibumu." Jawabnya terkekeh. Catherine juga mengambil satu kotak kecil yang sepertinya adalah kotak perhiasan. Dia membukanya dan benar saja ada sebuah kalung yang sangat indah. "Ada namamu di sana." Ucap Max yang melihat mata keponakannya berbinar ketika membuka kalung yang di beli juga olehnya. Catherine membalikkan liontinnya ternyata memang benar jika ada namanya di sana. "Berikan padaku, biar aku pakaikan." Ucap Max yang di angguki oleh Catherine. Dia memberikan kalung itu kepada Max dan mmebalikkan tubuhnya, Max menyikap rambut panjang Catherine lalu memakaikan kalung itu di lehernya. Catherine langsung berlari ke arah cermin dan di ikuti oleh Max yang membuat dia benar-benar merasa lucu karena tingkahnya. "Ini sangat indah, Paman. Terima kasih." Catherine lansaung memeluk tubuh pamannya dengan erat, awalnya Max yang biasa saja berubah menjadi terkejut karena dia merasakan sesuatu. Catherine tersenyum dan bahkan menciumi pipi Max berulang kali yang membuat dia semakin aneh. "Catherine!" Thresa memanggil putrinya yang membuat Max akhirnya melepaskan pelukan Catherine padanya. "Ck! Mommy ini menganggu saja." Batin Catherine namun lalu menghampirinya. Berbeda dengan Max yang masih terdiam karena tiba-tiba canggung sendiri. Bagaimana tidak, saat Catherine memluknya, dia merasakan sesuatu berbeda yaitu benda kenyal keponakannya yang menyentuh dadanya. Dia mersakan jika Catherine tidak memakai bra yang membuatnya semakin terasa saat merek berpelukan. "Sialan!" Umpat Max di dalam hatinya. "Dia keponakanmu, Max! Apa yang kau pikirkan." Batinnya dan memilih untuk menghampiri Catherine yang berbicara dengan ibunya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

30 Days to Freedom: Abandoned Luna is Secret Shadow King

read
308.8K
bc

Too Late for Regret

read
279.1K
bc

Just One Kiss, before divorcing me

read
1.6M
bc

Alpha's Regret: the Luna is Secret Heiress!

read
1.2M
bc

The Warrior's Broken Mate

read
136.7K
bc

The Lost Pack

read
384.5K
bc

Revenge, served in a black dress

read
145.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook