Chapter 2

1160 Words
Naya melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi. Beberapa menit yang lalu jeni menghubunginya untuk segera datang ke butik, katanya ada petugas pajak yang datang ke butik nya, mereka bilang akan segera menutup butik naya karena tak pernah membayar pajak butik nya itu. "Kenapa bisa sampe ada masalah seperti ini ? Bukankah aku selalu membayar pajak tepat waktu ?" gumam naya bingung dan juga panik. Karena terlalu fokus dengan pikirannya, tiba tiba ada seseorang yang menyeberang membuatnya terkejut dan langsung menghentikan mobilnya secara mendadak. Suara ban mobil dan aspal jalan yang bergesekan pun terdengar sangat jelas. Naya memegangi d**a nya karena benar benar terkejut. "Astaga ! Apa aku menabraknya ? Tidak, jangan sampai," naya segera turun dari mobil untuk melihat keadaan orang yang hampir saja ia tabrak. dapat dia lihat ada seorang pria yang tergeletak tepat di depan mobilnya. "Astaga, Mas bangun," naya mencoba membangunkan orang itu. "Mas , ma- aaaargghh," teriak nya saat tiba tiba pria itu bangun dan langsung menodongnya dengan sebuah pisau . "Cepat serahkan semua barang barangmu sekarang !!!" "Apa ? Tidak," Pria itu semakin mendekatkan pisaunya ke leher naya, saat ini naya berada dalam cengkraman nya. "Cepat berikan atau kamu akan mati," Tak ada pilihan, naya pun akhirnya mengangguk, dia berjalan pelan menuju mobil nya untuk mengambil tas nya. "Hei lepasin dia !!!" ::: "Nomor yang anda tuju tidak dapat di hubungi , cobalah be-..." "Aargghhh!! kamu kemana sih nay ?!!!" teriak raka frustasi karena ponsel naya sama sekali tak bisa dihubungi. Ini sudah hampir malam, namun istrinya itu sama sekali belum pulang, tadi jeni juga menghubunginya, menanyakan keberadaan naya karena naya tak datang ke butik. Hal itu benar benar membuat raka marah dan juga khawatir. "Awas saja aku akan menghukum mu jika kamu pulang nanti nay," gumam raka geram. ::: "Bagaimana keadaanya dok ?" "Tidak ada luka serius, hanya ada sedikit luka di keningnya akibat benturan dan dia juga sedikit mengalami syok," "Apa dia bisa langsung di bawa pulang dok ?" "Silahkan , jangan lupa tebus obatnya di apotik," "Baik , terima kasih dok," Naya saat ini berada di sebuah klinik, beruntung tadi ada seseorang yang datang menolong nya. Sempat ada baku hantam antara orang itu dan penjahat tadi membuat naya terdorong keras hingga keningnya membentur mobil nya. "Nay, kamu gapapa ? kamu sudah boleh pulang, aku antar kamu pulang ya ?" Naya mendongak "Aku takut bay, hiks," Bayu, itulah nama orang yang menolong naya. Bayu adalah teman SMA naya dulu, bahkan dulu keduanya sangat dekat. Hingga bayu harus berkuliah di luar negri membuat keduanya berpisah dan lost contact. "Sstt tenanglah kamu sudah aman. Aku antar pulang ya," Naya mengangguk lalu bayu membantu naya berjalan menuju mobil nya. . . Raka bersumpah akan mengurung naya di kamar seharian penuh karena istrinya itu belum juga pulang padahal ini sudah sangat malam. Tadi raka juga sudah menyuruh orang suruhannya dan juga dimas untuk mencari naya . "Aish kamu benar benar membuatku gila nay !" TING... TONG... Hingga bel pun berbunyi membuat raka semangat karena mengira mungkin itu naya. "Biar saya saja,Bi," kata raka pada bibi yang ingin membukakan pintu. Benar saja, itu adalah naya namun mata raka menatap tajam orang yang kini memeluk naya, lebih tepatnya membantu naya berjalan . "Naya ?!" Naya seketika langsung melepas pegangan bayu "r-raka aku bi-.. "Raka !!" teriak naya saat tiba tiba raka memukul bayu hingga tersungkur. Raka berjalan menghampiri bayu dan menarik kerahnya "Bangun !! Kamu apakan naya ha ?!! b******k !!" Bayu tak sempat membela diri karena raka terus memukulinya secara brutal. "Raka hentikan hiks," seolah tuli raka terus memukul tubuh bayu. "Hiks hentikan hiks bayu tidak bersalah," ucap naya sambil memeluk tubuh raka dari belakang. "Lepas nay , aku akan habisi dia !!" Naya menggeleng sambil mengeratkan pelukannya "aku mohon, hiks bayu gak salah. dia yang menolongku dari perampok hiks hentikan," "Apa maksutd kamu ? Kamu di rampok ?" tanya raka setelah memutar badannya menghadap naya. Naya mengangguk "Kalau tidak ada bayu, aku tidak tahu bagaimana nasib ku," Raka langsung menatap bayu yang baru saja bangun. Entah kenapa melihat wajah bayu membuat raka geram walaupun fakta mengatakan bahwa bayu sudah menyelamatkan naya. "Masuk kedalam," ucap raka dingin. "Tap-.. "Masuk kedalam nay !" tegas raka membuat naya mau tak mau langsung masuk kedalam rumah. Sebelum benar benar masuk, naya sempat melirik bayu , bayu yang di lirik hanya bisa tersenyum agar naya tak mengkhawatirkannya. "Siapa kamu ?" tanya raka pada bayu setelah naya benar benar sudah masuk. "Aku ? Ah perkenalkan aku bayu, teman lama naya," jawab bayu sambil mengulurkan tangannya namun raka sama sekali tak membalas uluran tangannya. "Hanya teman ?" tanya raka lagi membuat bayu mengerutkan keningnya bingung. "Atau kamu menyukai naya, istriku ?" lanjutnya dengan menekan kata istriku. "Hmm sepertinya kamu salah paham," ucap bayu "Tadi aku tak sengaja melihat naya yang hampir di rampok, aku hanya menolongnya. Kalaupun itu bukan naya juga pasti aku akan menolongnya jadi aku tak ada hubungan apapun dengan naya, selain teman," "Aku tak bilang kalian ada hubungan," kata raka membuat bayu skakmat sekaligus bingung. "Eh mak-.. "Sudahlah kamu boleh pergi, terima kasih sudah menolong istriku .dan satu lagi , jangan pernah menemuinya karena dia sudah bersuami," ucap raka lalu masuk kedalam rumah dan menutup pintu dengan keras membuat bayu kaget "Apa naya baik baik saja mempunyai suami sepertinya ?" gumam bayu. ::: "Aduh sakit," lirih bayu saat mama nya mengompres luka lebam di pipi nya. "Sudah mama bilang jangan berkelahi lagi ! Kamu ini sudah mau menikah, kamu mau wajahmu seperti ini saat acara pernikahan nanti ?" "Aww sakit ma , pelan pelan. Lagian aku kan sudah bilang tadi aku di pukul bukan berkelahi," ucap bayu membela diri. "Kamu dipukul pasti karena berbuat salah. Iya kan ?" Bayu diam , dia tak mungkin menceritakan kejadian sebenarnya pada mama nya. "Ma," panggilnya. "Apa ?" "Mama masih ingat naya ?" Mendengar nama naya membuat aktifitas mama nya terhenti. "Naya ? Maksud kamu naya pacar kamu dulu ?" "dia bukan pacarku, Ma. Kita hanya dekat sebagai teman," Mama bayu dulunya memang sangat dekat dengan naya , karena dulu bayu sering menceritakan naya pada mama nya bahkan bayu juga sering membawa naya main kerumah nya. "Iya iya , eh tunggu !! Apa kamu bertemu dengannya ?! Astaga mama sangat merindukannya , ajak dia kemari jika kalian bertemu," "Hmm nggak, Ma. Aku tidak bertemu dengannya hehe aku hanya bertanya," "Aish kamu ini," . . Raka menghela nafasnya melihat naya tidur di ranjang dengan posisi membelakanginya. Sejak tadi naya hanya diam bahkan pertanyaan pertanyaan raka sama sekali tak di jawab oleh nya. "Apa yang kamu lakukan ?" teriak naya kaget saat tiba tiba raka menarik tubuh nya hingga terlentang, dan raka berada di atasnya. "A-apa yang kamu lakukan ?" tanya naya takut. Raka menatap naya sangat dalam , ah bahkan tatapannya itu begitu dingin membuat naya benar benar ketakutan. Hingga naya memejamkan matanya saat raka mendekatkan wajahnya. "Kenapa kamu tutup mata ? Aku hanya ingin melihat luka di keningmu," Sedetik kemudian naya membuka matanya "raka !!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD