Leader 4 - About Jenderal Vladimir

2040 Words
Leader 4 - About Jenderal Vladimir Berlatih merupakan kegiatan yang selalu jenderal Vladimir lakukan. Meskipun semua orang mengatakan dia sudah mahir dalam berperang. Namun, latihan harus selalu ia lakukan. Agar performanya konsisten dan stabil. Seperti layaknya pedang, semakin diasah maka akan semakin tajam. Demikian juga dengan keahlian yang kita miliki. Harus selalu diasah agar semakin pandai dan bisa membentuk strategi untuk melumpuhkan musuh. Kita tidak pernah tahu, kapan musuh itu datang menyerang. Dan kita juga tidak perah tahu penyerangan itu datang dari mana. Yang jelas, kita harus tetap waspada dan siaga. Ketika peperangan itu di mulai. Saat ini memang negeri empat menara terlihat sangat tenang. Peperangan hanya terjadi karena memperebutkan wilayah di luar negeri empat menara. Seperti kemarin jenderal Vladimir yang tidak sengaja menolong raja Castillejo dari serangan musuh. Jujur, saat itu. Jenderal Vladimir tidak tahu, kalau yang ia selamatkan adalah seorang raja. Jenderal Vladimir hanya berniat menolong saja. Namun, setelah mengalahkan musuh. Melihat pakaian yang di kenakan raja Castillejo. Jenderal Vladimir sadar, kalau yang ada di hadapannya adalah seorang raja. Sebetulnya Vladimir adalah seorang pengembara yang sedang mencari pembunuh ayahnya. Vladimir terlahir saat peperangan di tempat kelahirannya. Saat dalam gentingnya berperang. Ibunya yang tengah hamil Vladimir terpanah tepat di jantungnya. Sehingga membuat ibunya sekarat. Saat itu juga ibunya Vladimir meminta ayahnya agar segera mengeluarkan bayinya. Awalnya ayahnya menolak. Namun, jika tidak. Istrinya dan anaknya akan meninggal kalau ia tidak bertindak cepat. "Cepat keluarkan anak kita! Tidak ada waktu untuk berpikir lagi. Aku tidak mau anak kita mati bersamaku!" Teriak ibunya Vladimir di saat dekat dengan mautnya. Akhirnya ayahnya Vladimir merobek perut istrinya dan mengeluarkan Vladimir, di tengah gentingnya peperangan. Seketika ia meteskan air mata. Kalau tidak sedang perang, pasti ayahnya Vladimir tidak akan mau melakukan permintaan istri tercintanya. "Maafkan aku, aku janji akan menjaga Vladimir kita," ucap ayahnya Vladimir. Kemudian ia bangkit kembali. Dengan sekuat tenaga ayahnya Vladimir mengalahkan semua musuhnya sambil menggendong bayinya yang baru lahir. Pertumpahan darah terjadi saat itu. Dan akhirnya di menangkan oleh ayahnya Vladimir. Setelah peperangan berakhir, ayahnya Vladimir kembali menekuni pekerjaannya sebagai pandai besi. Lebih tepatnya ayahnya Vladimir selalu membuat pedang untuk di pasok ke luar wilayahnya. Meskipun seorang lelaki, ayahnya Vladimir harus bisa mengurus anaknya dengan baik. Tentunya didikannya sangat keras. Agar Vladimir kelak menjadi lelaki yang tangguh. Yang bisa bertahan di medan perang seperti dirinya. Bahkan harus lebih hebat dari dirinya. Setiap hari Vladimir kecil diajarkan bagaimana caranya memainkan pedang, memanah dan berkuda. Selain itu Vladimir juga di ajarkan berenang. Agar bisa tahan di segala kondisi. Vladimir harus pandai menyesuaikan tempat. Mau di darat maupun di lautan. Karena peperangan akan selalu terjadi, tanpa melihat tempatnya dimana. Jadi Vladimir terus di latih oleh ayahnya agar menjadi kuat. Tidak hanya itu, Vladimir kecil juga di ajarkan berburu. Agar tidak ketergantungan makanan pada siapapun. Hewan pertama yang Vladimir kecil buru adalah sekor rusa. Hebat sekali bukan, anak usia delapan tahun sudah berburu sekor rusa. Ayahnya Vladimir kali ini sedang mengajarkan teknik memegang pedang yang benar. Dengan serius Vladimir kecil mendengarkan setiap perkataan yang di ucapkan ayahnya. "Latihan merupakan hal yang sangat penting. Apabila kamu berlatih dengan sangat keras, mungkin sepuluh persen dari ilmu yang kamu pelajari akan terlihat dalam pertarungan. Kamu harus bisa bertindak berdasarkan naluri, tanpa harus membuang waktu untuk berpikir. Teknik dasar akan bekerja secara otomatis, dan inilah yang membuatnya dinamakan 'dasar'. Latih teknik dasar secara terus-menerus di sebagian besar waktu karena mungkin ini akan menjadi satu-satunya hal yang kamu miliki sebagai penolong. Biasanya kita memerlukan waktu sekitar dua bulan untuk mempelajari sebuah teknik secara penuh, tetapi teknik ini bisa hilang hanya dalam waktu satu bulan," jelas ayahnya Vladimir secara rinci. Dia belajar teknik itu sendiri. Vladimir lebih beruntung darinya, bisa di ajarkan oleh sang ayah seperti ini. "Akurasi lebih penting daripada kekuatan. Ingatlah bahwa setiap bagian pedang adalah senjata, termasuk ujungnya, bagian yang tajam, pelindung tangan, dan gagang. Tubuh kamu dan apa pun yang ada di sekeliling kamu juga bisa dijadikan senjata. Pertarungan pedang tidak akan dibatasi untuk menggunakan pedang saja. Gunakan benda apa saja agar kamu bisa menang. Jika memungkinkan, cari tahu terlebih dahulu senjata yang akan digunakan lawan. Jika bertarung dengan lawan yang menggunakan pedang kecil yang cepat, jangan sampai penampilannya mengelabui kamu. Senjata ini mungkin memiliki kelenturan dalam tingkat sedang dan sangat baik untuk menembus pertahanan yang terbuka. Di sisi lain, Jika lawan menggunakan pedang besar yang berat, mungkin dia ingin mengakhiri pertarungan dengan satu atau dua serangan. Sebisa mungkin kamu harus menjauhkan tubuh dari lawan dan tunggu sampai dia kelelahan," lanjut ayah Vladimir. Ia terus menasehati Vladimir tentang cara memainkan pedang di Medan perang. "Perhatikan area di sekitar kamu dan manfaatkan hal itu untuk keuntungan kamu. Menyudutkan lawan ke suatu penghalang di belakangnya adalah tindakan yang berguna. Selain itu, posisi tubuh dengan membelakangi matahari bisa membuat lawan silau sehingga pertahanannya akan terbuka untuk diserang. Rawat peralatan bertarung dengan baik. Pedang dan zirah tidak akan mengecewakan kamu dan bisa memberi kegunaan yang besar jika terawat dengan baik. Kamu tidak bisa menjadi petarung pedang yang ahli, kalau tidak merawat pedang kamu dengan sendiri. Dan dasar-dasar ilmu pedang, berbagai jurus pedang yang rumit tidak bisa dijelaskan siapapun karena tidak banyak orang yang berbaik hati untuk membagi ilmunya." Betul sekali ucapan ayahnya Vladimir. Karena semua orang tidak dengan gratis memberikan ilmu yang sudah mereka dapat. "Jangan mengelak dan menghindar seperti maniak. Perhatikan ke mana arah gerakan lawan ketika mengayunkan pedang, dan jangan terlalu banyak bergerak. Ketika lawan menerjang dan kamu menghindar ke samping, pertahanan lawan akan terbuka untuk diserang. Ambil kesempatan ini. Jika perlu, kamu bisa membawa pedang pendamping yang lebih pendek (offhand sword) di tangan yang lain. Ini bukan curang, tetapi bertindak praktis. Penempatan posisi tubuh adalah hal yang penting. Jagalah agar tubuh tetap tegak lurus dengan pedang terhunus ke arah lawan (seperti posisi pemain anggar). Ini membuat kamu menjadi sulit untuk dijadikan sasaran sehingga organ-organ vital akan terlindungi." Instruksi demi instruksi ayahnya Vladimir jelaskan secara rinci. Ia tidak mau melewatkan satupun ilmu yang ia dapat pada anaknya. Jika memungkinkan, jangan bertarung melawan lebih dari satu orang. Apabila kita terpaksa harus melawan banyak orang, cobalah melakukan gerakan yang membuat posisi mereka saling bertubrukan. Ini memungkinkan kita untuk menangani lawan satu per satu. Hematlah energi. Para petarung veteran telah mengetahui bahwa pertarungan hidup dan mati memerlukan upaya yang sangat keras. Jadi, jangan membuang waktu dengan melakukan gerakan dan manuver yang tidak perlu. Nyawa kita mungkin tergantung pada hal ini. Gunakan senjata dan teknik yang paling dikuasai dan sesuai dengan kekuatan kita. Mencoba sesuatu yang baru dalam suatu pertarungan bisa membuat kita terbunuh. "Ingatlah bahwa tidak ada hadiah untuk juara ke dua dalam pertarungan pedang. Juara pertama adalah orang yang masih berdiri ketika pertarungan selesai, dan juara kedua berarti mati. Ini artinya, ketika kamu terlibat pertarungan pedang (atau senjata apa saja) melawan seseorang, tujuan utama kamu adalah mempertahankan nyawa, bukan untuk memburu hadiah," tegas ayahnya Vladimir. Kesalahan utama yang dilakukan banyak orang adalah memukul pedang, bukan lawannya. Jadi, ingatlah terus hal ini ketika bertarung. Hantamlah lawan (bagian tangan, tubuh, atau kepala), bukan pedangnya. Kita bisa mengalahkan lawan dengan mudah jika dia menyerang pedang (tongkat) kita. Selain itu, postur dan rasa percaya diri kita juga akan berubah. Tindakan ini biasanya dapat menggentarkan lawan yang masih amatir. Ini memang klise, tetapi kita harus selalu menyiapkan diri terhadap sesuatu yang tidak terduga. Pertarungan pedang tidak memiliki aturan yang baku selain upaya untuk bertahan hidup. Lawan bisa menendang, menyambitkan tanah ke wajah, atau hal lain yang bisa mengganggu kita. Ingatlah bahwa kita juga bisa menerapkan taktik ini. "Ketika menggunakan dua pedang, jangan sampai kedua lengan kita bersilangan. Ini bisa membuat kita kehilangan banyak kemampuan manuver, yang bisa berakibat fatal. Jangan pernah membalikkan tubuh. Walaupun hanya sekejap dan terlihat keren, tindakan ini tidak efektif dan tidak berguna. Membalikkan tubuh dengan punggung menghadap lawan (walaupun hanya satu detik) bisa berakibat fatal. Jadi, jangan pernah melakukannya!" Peringatan keras dari ayahnya Vladimir. Memutar pedang biasanya hanya dilakukan oleh mayoret drumben. Dalam pertempuran, memutar pedang bisa membuat genggaman terlepas sehingga pertahanan kit akan terbuka untuk diserang. Meskipun begitu, memutar pedang seperti "kincir angin" atau membentuk angka delapan dengan dua pedang bisa mengintimidasi petarung yang kurang berpengalaman (walaupun melelahkan). Namun, jangan melakukannya di hadapan lawan yang berpengalaman. Semua peraturan perang tidak akan berlaku dalam pertempuran yang sebenarnya. Tidak ada poin, waktu istirahat, dan kode etik. Kita bisa mendapatkan keuntungan terhadap lawan jika mengetahui karakter orang tersebut dan mengabaikan kode etik atau ego pribadi. Hal paling penting yang harus diperhatikan adalah bahwa permainan pedang (swordplay) bukanlah "permainan". Ini merupakan perkara serius yang berkaitan dengan cara mencabut pedang. Pedang dirancang untuk membunuh, tidak ada tujuan selain itu. Perlakukan pedang dengan hormat seperti ketika kita melakukannya pada senjata api. Dengan cara ini, orang lain juga akan memperlakukan kita dengan hormat. Terus berada dalam posisi bertahan hanya efektif dalam waktu yang singkat. Di dalam anggar Jerman yang bersejarah, membuat lawan terus bertahan merupakan cara terbaik agar orang tersebut tidak bisa menyerang. Gunakan secara hati-hati. Jangan sampai pedang kita terlepas. Satu hantaman pada pedang yang masih berada di udara bisa membuatnya terlepas, yang membuat kita menjadi tidak berdaya. Jagalah agar pedang tidak terlepas, kecuali kita mempunyai lebih dari satu pedang. Ada kemungkinan tubuh kita akan tersayat atau hal lain yang lebih parah. Petarung yang takut kulitnya tergores, cenderung berdiam diri di tengah medan pertempuran. Petarung terhebat adalah orang yang tidak pernah mencabut pedangnya. Ini berarti bahwa seorang petarung berpedang hanya bisa dibandingkan dengan dirinya sendiri, dan tidak perlu diuji untuk bertarung melawan orang lain. Pertarungan pedang bisa membuat kita terbunuh, dan kita pasti akan berurusan dengan hukum. Tusukan atau sayatan sepanjang 8 cm di area leher/wajah bisa berakibat fatal atau membuat tenaga seseorang berkurang hingga delapan puluh persen. Ini berarti bahwa hasil akhir dari pertarungan pedang adalah: pihak yang "kalah" akan mati dengan cepat, dan "pemenangnya" akan mati secara perlahan. Kita beruntung jika bisa selamat dari pertarungan pedang tanpa cedera, dan jangan melakukannya lagi di masa datang. Selesai memberikan instruksi pada Vladimir kecil. Kemudian mereka saling bertarung satu sama lain. Ayahnya Vladimir ingin lihat, sehebat apa anaknya sekarang ini. ********** Suatu hari, saat Vladimir sedang berburu. Ia malah bertemu dengan beruang hutan yang sangat ganas. Terjadi kejar-kejaran antara Vladimir kecil dan beruang hutan tersebut. Semua anak panah sudah Vladimir bidik ke badan si beruang. Namun, hal itu masih saja belum bisa melumpuhkan si beruang hutan tersebut. Vladimir kecil bersembunyi di balik pohon. Sementara si beruang masih saja mengincarnya. Vladimir kecil masih terus mencari cara bagaimana ia bisa bebas dari beruang ganas tersebut. Saat dirasa sudah cukup beristirahatnya, Vladimir kecil kembali berlari secepat mungkin. Beruang itu kembali mengejarnya. Sepetinya beruang itu sangat kelaparan. Vladimir kecil lah yang menjadi target santapannya. Vladimir kecil berpapasan dengan ayahnya yang sedang mencari kayu di hutan. Seketika dia merebut perang ayahnya. Kemudian dia berbalik dan menusuk beruang itu tepat di jantungnya. Akhirnya beruang itu mati. Ayahnya Vladimir yang melihat kejadian itu cukup terkejut. Anaknya yang baru berusia delapan tahun, sudah bisa membunuh seekor beruang yang sangat besar. Sebagai hadiah untuk Vladimir. Ayahnya Vladimir membuatkan pakaian untuk Vladimir dari kulit beruang yang baru saja di bunuh. Vladimir sangat senang sekali. Akhirnya, apa yang dia lakukan mendapatkan pujian ayahnya. Meskipun seperti itu, ayahnya Vladimir tetap mendidiknya dengan keras. Bahkan mengajarkannya cara membuat pedang yang bagus. "Sebuah pedang pasti mempunyai roh masing-masing. Jika kita berniat jahat dengan menggunakan pedang itu, maka pedang itu akan menebas siapapun yang si pemiliknya akan tebas. Namun, jika niat kita menolong atau memperjuangkan. Pedang itu bisa kita kendalikan, pemiliknya bisa mengontrol siapa saja yang harus di tebas," ucap ayahnya Vladimir. Seakan ia ahli pedang yang sedang menasehati muridnya. Padahal ayahnya Vladimir hanya seorang pandai besi. Yang kebetulan terlibat perang di wilayahnya. Sering banyaknya perang di wilayahnya. Menjadikan ayahnya Vladimir sangat di hormati oleh warga sekitanya. Bahkan mereka berniat menjadikan ayahnya Vladimir sebagai raja atau pemimpin di wilayah tersebut. Karena memang keahliannya dalam berperang sudah tidak di ragukan lagi. Berkali-kali ia mampu lolos memenangkan perang. Meskipun istrinya yang menjadi korban peperangan tersebut. Ia masih terus berperang. Bahkan peformanya tidak pernah menurun. Ayahnya Vladimir bukan tipe orang yang telalu terhanyut dalam kesedihan. Setelah Istrinya mati di medan perang. Ia hanya meneteskan air mata saja. Sambil terus menggendong dan melindungi Vladimir bayi saat itu. Sebelum meninggal istiranya berpesan agar anaknya diberi nama Vladimir. Ayahnya Vladimir menambahkan nama belakangnya Gerald. Jadilah sebuah nama Vladimir Gerald. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD