Leader 3 - Freddy Rulers

1072 Words
Leader 3 - Freddy Rulers Kerajaan Bednarek terletak di sebelah barat negeri empat menara. Raja Dimitar merasa tidak puas dengan wilayah yang ia miliki. Karena memang wilayah yang lainnya lebih menggoda. Terutama wilayah timur, kerajaan Delroy memiliki persenjataan kuat. Mereka bisa menciptakan ratusan senjata setiap harinya. Berbeda dengan kerajaanya yang bisanya hanya di paksa. Rakyatnya terus mengeluh karena bekerja tanpa dibayar. Mau bagaimana lagi. Keserakahan raja Dimitar yang membuat rakyatnya sengsara. Raja Dimitar juga ingin seperti kerajaan Apolus dari wilayah selatan. Wilayah selatan sangat kaya akan tambang emas dan permata. Di sana juga banyak tumbuh bahan pokok, buah-buahan dan yang lainnya. Wilayahnya sangat subur sekali. Sementara wilayah kekuasaan kerajaan Bednarek gersang seperti di gurun pasir. Raja Dimitar merasa tidak adil. Rasa rakusnya mulai menguasai dirinya. Dia mulai merencanakan akan merebut satu per satu wilayah di negeri empat menara. "Ayo cepat selesaikan Benteng di bagian timur! Bagaimana kerja kalian ini! Lambat sekali!" Bentak raja Dimitar saat mengecek pembangunan benteng pertahanan kastil sebelah timur. Karena rencananya yang ingin menguasai negeri empat menara. Ia perlu membangun benteng yang sangat kuat. Untuk bisa melawan ketiga kerajaan di negeri empat menara. Raja Dimitar harus matang dalam menyiapkan strateginya. Jangan sampai nantinya ia kalah dan semua rencananya sia-sia. Dia harus pandai memilih mana kawan mana yang lawan. Raja Dimitar sedang membidik kerajaan Delroy untuk sekutunya. Karena kerajaan Delroy akan menguntungkannya dalam berperang. Senjata apa saja pasti kerajaan Delroy mempunyainya. Sekarang posisi terlemah menurut raja Dimitar adalah kerajaan Apolus. Dia bisa dengan mudah menyingkirkan raja Canouse dan merebut kerajaan Apolus. "Bahan kayu yang kita pakai sudah semakin menipis yang mulia raja. Batu juga sudah mulai habis," rapor salah satu pemimpin pekerja yang sedang membangun benteng. "Cari sampai dapat. Aku tidak perduli, tenang semua pohon dan cari batu di gunung di sungai atau di mana pun!" Bentak raja Dimitar kesal. Apa yang ia mau, harus segera terlaksana. Bagaimanapun caranya, raja Dimitar tidak perduli. Kastil kerajaan Bednarek benar-benar gersang. Seperti kerajaan penyihir di negeri dongeng, cukup menyeramkan. Kalau di lihat dari depan, terlihat sangat usang seperti tidak terurus. Tidak ada pepohonan atau tumbuhan di sekitar kastil. Mungkin inilah yang membuat kastil itu terlihat menyeramkan. Hutan di wilayah baratnya seperti lembah kematian. Karena banyak pohon yang di tebang sembarangan. Itu semua perintah dari raja Dimitar. Akan hancurlah negeri ini jika yang memimpinnya adalah raja Dimitar. Raja yang tidak mempunyai perasaan dan hanya bertidak semaunya. Penguasa rakus dari wilayah barat. Julukan itu yang pantas disematkan pada raja Dimitar yang rakus. Sudah tidak sabar rasanya ingin segera memulai peperangan di negeri empat menara ini. Namun, semuanya belum sesuai rencana. Persiapan mereka belum sangat matang. Baik dari segi benteng kastil, prajurit dan persenjataan. Raja Dimitar tidak akan bergerak dulu sebelum perisapannya lengkap. *********** Raja Castillejo mencoba mendekatkan jenderal Vladimir pada anaknya, putri Beatrice. Karena Beatrice layak menjadi pasangannya jenderal Vladimir. Melindungi raja saja bisa, apalagi melindungi putri Beatrice. Raja Castillejo sangat mempercayai jendral Vladimir. Kalau suatu saat raja Castillejo pensiun. Hanya jenderal Vladimir yang pantas naik tahta menjadi rajanya. Yang lain belum tentu ia percaya. Sejauh ini hanya jenderal Vladimir yang ia bisa percaya untuk memimpin kerajaannya nanti. Sayangnya, jenderal Vladimir menolak perjodohan itu. Karena merasa tidak pantas bersanding dengan anak raja. Jenderal Vladimir bukan siapa-siapa. Dia juga bukan dari kalangan bangsawan yang kaya raya. Jenderal Vladimir hanya rakyat jelata yang beruntung di angkat menjadi seorang jenderal oleh raja Castillejo. Itupun karena pertemuannya yang tidak sengaja di medan perang. Putri Beatrice lebih pantas bersanding dengan bangsawan, dibandingkan jenderal Vladimir. Jenderal Vladimir sekarang hanya fokus melindungi kerjaan Kuzkha dan membalaskan dendam kepada orang yang telah membunuh ayahnya. Ia sudah berjalan jauh selama ini, sampai terdampar di negeri empat menara ini. Menurut informasi terakhir yang jenderal Vladimir dapatkan. Raja yang membunuh ayahnya. Ada di negeri empat menara ini. Raja Castillejo tidak kebahisan cara, kalau jenderal Vladimir tidak mau pada putrinya. Berarti harus ada pergerakan dari putri Beatrice untuk lebih dekat dengan jenderal Vladimir. Mana ada yang bisa menolak pesona Putri Beatrice yang sangat cantik. Awalnya putri Beatrice menolak. Karena ia merasa ingin mengenal dulu tentang jenderal Vladimir. Bisa-bisanya ayahnya percaya pada orang luar yang baru saja bertemu. Memang jenderal Vladimir telah meyelamatkan nyawa ayahnya. Namun, jika secepat ini putri Beatrice juga perlu curiga pada jenderal Vladimir. Siapa tahu ia benar-benar mata-mata yang ingin menghancurkan kerajaan Kuzkha. Putri Beatrice terus di desak oleh raja Castillejo untuk lebih dekat dengan jenderal Vladimir. Dengan terpaksa putri Beatrice mulai mencari tahu tentang jenderal Vladimir. Ia mengintip jenderal Vladimir yang sedang latihan. Kali ini jenderal Vladimir sedang latihan memanah. Ia mulai fokus membidik sasarannya. Cara pertama, luruskan mata panah dengan sasaran. Fokuskan pandangan pada sasaran dan mata panah dengan ke dua mata dari sisi luar busur, bidik dengan mata kiri. Ketika anak panah menghilang dari pandangan, segera lepaskan anak panah. Kemudian jenderal Vladimir mencoba bidikan yang kedua. Arahkan anak panah pada sasaran, fokuskan pandangan pada anak panah dan sasaran dengan mata kiri dari sisi luar busur, dan bidik dengannya, pada saat yang sama fokuskan mata kanan pada dustar, yang mana mata kanan sama sekali tidak melihat sasaran, tegakan kepala miringkan siyah bawah sedikit ke kiri. Jenderal Vladimir mulai membidik sasarannya yang ketiga kali. Dengan memfokuskan pandangan kedua mata pada satu titik dengan mengarahkan bola mata kiri ke sudut luar sasaran dan mata kanan ke sudut dalam sasaran. Beberapa orang menganggap bahwa cara ini adalah cara terbaik dibandingkan dua cara lainnya. Menurut pendapat jenderal Vladimir, cara ini adalah cara yang paling buruk dan paling salah dan memberikan batas kesalah yang paling besar. Jika seorang pemanah menutup mata kanannya dan melihat sasaran dengan menyamping, kemudian dia menutup mata kirinya dan melihat sasaran dengan mata kanannya maka sasaran yang dilihat dengan masing-masing mata akan berbeda, lalu bagaimana cara ke tiga ini dapat melihat sasaran dengan tepat? Menurut jenderal Vladimir, cara yang terbaik adalah cara ke dua. Ketiga cara yang di lakukan jenderal Vladimir cocok digunakan oleh pemanah yang duduk dengan posisi berhadapan, atau berdiri dengan posisi menyamping, juga cocok bagi pemanah berkuda atau pemanah dengan baju besi. Cara ini efektif karena dapat menggunakan tarikan busur yang panjang. Tiga cara dengan melihat melalui sisi luar busur semuanya sesuai untuk pemanah yang menghadapi sasarannya dalam keadaan duduk, atau berdiri menyamping, atau berkuda, atau dalam keadaan bersenjata lengkap. Jenderal Vladimir melirik ke sebelah kanan. Ia melihat putri Beatrice sedang memperhatikannya. Namun, ia tetap fokus pada bidikannya yang keempat. Ia tidak mau terganggu oleh segala macam apapun. Kecantikan putri Beatrice tidak akan menggoyahkan latihan memanah jenderal Vladimir hari ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD