UL 2

870 Words
Prilli's POV Aku memilih menghabiskan waktu istirahat didalam kelas, kebetulan aku sangat malas jika harus pergi ke kantin dan mengantri buat beli makan jadi lebih baik bawa bekal. "Makan oyyyy!" aku berteriak kepada semua orang yang ada dikelas. Sudah kebiasaan buat nawarin orang orang yang ada saat kita ingin makan, sopan santun walaupun seumuran. "Serius, Pril? Kalau lo nawarin gue, yang ada lo nggak makan." ucap Rahmat, emang dia orangnya jago makan jadi sekali minta makanan orang, nggak bakal ingat diri. "Ye lo nya lah yang tau diri, udah ditawarin masa iya dihabisin. Monyet lo!" cibirku. "Ya elo, t*i nya monyet!" balas Rahmat menekankan kata kotoran sisa sisa makhluk hidup itu. "Selow, nggak usah sebut merek juga keleus." Oke, lebih baik nggak usah dihirauin, buang buang waktu istirahatku aja mendingan makan soalnya cacing diperut sudah pada demo minta diisi. Aku membuka bekalku dan memakannya bersama dengan Nanda yang juga membawa bekal. "Alhamdulillah, kenyang." aku menepuk nepuk pelan perutku yang kelihatan agak 'buncit' setelah menghabiskan bekalku. "Perut buncit nggak usah dipamerin juga kali." ejek Nanda, aku mengerucutkan bibirku sebal. "Banyak omong lo, perut lo lebih buncit bandingin gue." balasku telak. Nanda terdiam, siapa suruh berani mengejekku. "Pril, Abra mana?" tanya Huda. Aku menaikkan bahuku "Mana gue tau, lo pikir gue emaknya apa." "Katanya bebeb tapi gitu aja nggak tau" sindir Huda, aku mendengus jengkel. "Ya emang bebeb, tapi gue nggak tau. Sana ah lo, enek gue liat lo." aku hanya memeletkan lidahku kearah Huda yang kesal karena ejekanku. Aku tersenyum saat melihat Abra, Malik, dan Dimas masuk kekelas. Mereka habis istirahat dikantin, mungkin. "Bebeb tadi dicariin sama anak monyet." kataku. Abra menghentikan langkahnya tepat disamping mejaku, dia menatapku bingung. "Eh itu si Huda maksudnya, anak monyet." aku nyengir tidak jelas ke arah Abra. Dia hanya mengangguk kemudian berjalan ketempat duduknya. "Woy, gue denger kali!" teriak Huda dari tempat duduk Abra, ternyata dia sudah mendatangi Abra. "Ya, anak monyetnya denger." aku berucap sesedih mungkin, biarinlah mau Huda marah aku juga nggak peduli. "Oy, jelek!" aku merasakan ada tangan yang menarik rambutku yang kukuncir kuda dari belakang. "Lepas b**o, sakit." aku memukul tangan Huda kencang yang membuatnya langsung meringis dan melepaskan tangannya dari rambutku. "Tuh kan, rambut gue jadi ancur nih nyet!" sebalku, aku membuka ikatan rambutku lalu mengikatnya kembali dengan rapi. "Lo, jelek! Ngatain gue monyet." balas Huda sengit. "Lo monyet bukan? Kalau lo nggak ngerasa yaudah jangan marah. Gitu aja repot nyet!" balasku lebih sengit. Rasanya aku ingin ketawa sekencang kencangnya saat melihat ekpresi wajah Huda yang memerah, sepertinya dia emang kesel banget kayanya. "Pril!" panggil Nanda. Aku menoleh menatapnya. "Apaan?" tanyaku, aku mengernyitkan keningku saat melihat ekspresi wajah Nanda yang mendadak muram. "Kenapa Nan?" tanyaku lagi, kali ini sebal karena dia belum juga menjawab. "Enak banget jadi lo, Pril." aku mengerukan kening bingung, maksudnya Nanda apaan sih. "Maksud lo apaan sih? Gue nggak ngerti, Nan." aku bertanya apa maksud perkataan Nanda tadi. "Huda. Gue pengen bisa deket sama Huda, kaya lo." aku bingung harus bilang apa saat melihat ekspresi Nanda yang tiba tiba sedih. Aku lupa, kalau Nanda naksir sama Huda dari awal masuk SMA. Mungkin dia hanya ingin dekat dengan orang yang dia suka, bukan saling diem kaya orang nggak kenal. "Elah Nan, jangan sedih dong." dia menatapku masih dengan tatapan sedihnya. "Lo sih b**o, udah tau Huda kaya gimana malah naksir sama dia. Kaya nggak ada yang lain aja, gue aja sebel banget kalau udah deket deket dia." kataku berapi-api. Aku kira Nanda akan tertawa tapi taunya dia hanya merengut sebal. "Ya namanya hati mana bisa ditebak, Pril mau suka sama siapa." kata Nanda kembali memasang wajah sedih. Aku semakin merasa bersalah melihat Nanda sedih, aku bingung harus melakukan apa. "Udah ah, jangan sedih mulu. Gue mau nyamperin bebeb dulu." kataku lalu pergi menuju tempat duduk bebeb Abra. Bukannya aku jahat nggak mau ngehibur sahabat yang lagi sedih, cuma aku sebel aja kalau ngeliat cewek galau cuma karena cowok, ditambah cowoknya macam Huda tambah sebel jadinya. "Hallo, bebeb!" sapaku saat sudah berada disamping meja Abra. Seperti biasa Abra hanya mengangguk acuh lalu tidak menghiraukanku. Sabar Pril, yang namanya manjat tebing itu emang nggak mudah. "Ihh bebeb jahat banget sih, aku dicuekin!" dumelku. Aku memajukan bibir bawahku saat lagi lagi Abra hanya mengangguk angguk acuh. Ya Allah ngomong sama Abra kaya mau masuk neraka, bawaannya pengen ngebunuh mulu. "Abra, nanti malem jalan yuk!" kata Angel yang tiba tiba ada disampingku. Apa dia bilang? Ngajak Abra jalan? Enak aja. "Oh tidak bisa! Enak aja lo, malaikat maut main ngajakin bebeb gue jalan. Sono lo jalan ama si kacamata." balasku. Abra? Dia hanya diam aja, kaya nggak nganggap ada orang disekitarnya. "Dih paan! Lo nya aja yang jalan sama dia. Gue sih ogah!" balas Angel, emang sih hampir satu kelas nggak ada yang suka sama si kacamata, Anto. Habis anaknya bikin ilfeel gitu. "Udah ah, sana sana lo!" usirku, dan akhirnya si malaikat maut pergi juga. "Bebeb!" aku menoel-noel bahu Abra, dia hanya menatapku lalu mengangguk dan kembali mengacuhkanku. Kebiasaan Abra, angguk angguk kaya orang dugem. "Isshh, bebeb jahat. Tau ah!" aku yang kesal karena selalu dicuekin memilih pergi. Aku menghampiri tempat duduk Huda dan mencomot kentang goreng yang ada dimejanya, aku disamping tempat duduknya yang kebetulan orangnya nggak tau kemana. "Eh, enak banget lo main makan kentang gue!" kata Huda tidak terima. "Pelit banget elah!" walaupun aku mencibir tapi aku tidak berhenti mencomot kentangnya. "Ada ya orang ngatain tapi tetep asik comotin kentang orang?" kata Huda pura pura bertanya. "Ada, nah gue orangnya." balasku dengan mulut masih mengunyah kentang. "Makan yang bener, jelek." aku hanya mengangguk tanpa membalas ucapan Huda.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD